Sejak pasangan suami istri itu memasuki gedung supermarket, semua pasang mata langsung tertuju pada mereka. Semua tentu tau siapa pasangan yang berjalan beriringan itu, CEO muda Park Jimin dan istrinya. Tatapan iri, kagum, dan sinis terpampang jelas di wajah para wanita di sana. Mereka tidak menyangka bahwa CEO tampan itu kini sudah memiliki istri, apalagi tak ada desas desus tentang kencan atau semacamnya yang menyebutkan mereka sebelumnya.
Yoonji sudah menduga hal ini akan terjadi lagi, seperti di toko perhiasan tempo lalu. Dimana semua orang di sana mencibirnya. Meski saat ini penampilan Yoonji telah jauh berubah, karna setelah menikah Jimin langsung menyuguhkannya dengan fasilitas dan aksesoris yang mahal. Sepertinya tidak menyurutkan para wanita itu untuk mengumpatinya.
Namun saat ini Yoonji tak mau ambil pusing. Ia harus tau posisinya sekarang, menjadi istri CEO yang sangat terkenal memang tidaklah mudah. Jadi ia hanya perlu bersikap baik, berusaha beradaptasi dengan segala hal yang menyangkut kehidupan suaminya. Hingga ia terbiasa. Lagipula posisinya tidak akan berlangsung lama.
Mungkin.
Yoonji berjalan menuju tempat sayuran, ia mengambil beberapa sayur di sana. Kemudian ia beranjak ke tempat daging, ia mengambil beberapa daging dan olahan daging setengah matang.
Ia kembali melanjutkan langkahnya ke arah bumbu dapur dan mengambil cukup banyak bumbu, karna semua bahan memang hampir habis di rumah.
Jimin pun setia ada di belakang Yoonji, mengikuti setiap langkah kecil istrinya yang sedang membawa troley. Ia memperhatikan setiap gerak gerik Yoonji dengan lekat, tatapannya tak pernah teralihkan dari wanita itu.
Ini adalah pertama kali dalam hidupnya menemani seorang wanita berbelanja di supermarket. Bahkan ia selalu menolak ajakan ibunya sendiri. Cukup menggelitik juga dengan sikapnya sendiri, meninggalkan rapat penting hanya untuk menemani sang istri berbelanja. 'Beginikah rasanya punya istri?' batinnya.
"Biar aku yang bawa" seru Jimin sembari mengambil alih pegangan Yoonji saat melihat troley itu sudah hampir penuh.
"Eh, tidak perlu. Biar aku saja" tolak Yoonji berusaha mengambil alih troley. Jimin langsung melayangkan tatapan tajamnya, alhasil Yoonji harus mengalah.
"Ada yang perlu dibeli lagi?"
Yoonji melihat isi troley tersebut, memilah milah barang yang di belinya tadi. Ia mencocokkannya dengan shop list yang ia buat di rumah.
"Sepertinya sudah tidak ada" balasnya dan diberi anggukan kecil oleh Jimin.
Mereka berjalan menuju kasir. Sesekali Yoonji mencuri pandang pada pria di sampingnya itu. Pria tampan dengan setelan pakaian kerjanya membuat dirinya terlihat dewasa dan maskulin bersamaan.
Jangan lupakan, bahkan saat ini pun masih banyak wanita yang melirik suaminya itu. Yoonji menyadari itu, namun entah kenapa perasaannya justru senang melihat tatapan iri dari mereka. Jimin yang mendorong troley berisi banyak sayur dan bahan lainnya, berjalan beriringan dengannya.
Senang sekali rasanya memiliki suami seperti ini. Namun sayang, Jimin bukanlah suami sungguhannya. Yoonji pun tersenyum miris di sela-sela kesempatannya menatap Jimin.
"Aku tau aku tampan. Tapi jangan terus menatapku seperti itu"
Yoonji langsung membuang muka saat Jimin bicara. "Jangan terlalu percaya diri" elak Yoonji yang tertangkap basah oleh Jimin.
"Nona, lihat saja wanita disini semuanya memandangku. Kau tau apa yang ada dipikiran mereka?"
"Mana aku tau" jawab Yoonji tanpa menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Park Jimin
FanfictionMendapat tawaran bekerja sebagai pelayan rumah tangga, Han Yoonji justru terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang CEO muda yang sangat sukses. Bernama Park Jimin. Pria dingin yang tak pernah memikirkan cinta dan pernikahan, kini harus menerim...