Pagi harinya Yoonji bangun dengan keadaan yang sudah membaik. Begitupun dengan hatinya, ia merasa sangat bahagia. Semalam Jimin menemaninya dan merawatnya dengan baik.
Sayangnya, ia tak melihat pemandangan suaminya saat bangun tidur.
Jika diingat lagi, memang tak pernah ia melihat suaminya di pagi hari meskipun mereka tidur satu kamar. Entah, mungkin Jimin yang sengaja bangun lebih awal untuk menghindarinya. Ia tak tau.
Setelah membersihkan diri Yoonji berdiri di depan cermin dengan tersenyum lalu pergi ke dapur membantu bibi Song memasak. Saat akan membuka pintu dapur, ia sedikit terkejut karna yang ada disana bukanlah bibi Song. Melainkan Jimin, suaminya.
"Dia sedang memasak?"
Yoonji tersenyum lalu membuka pintu itu. Ia duduk di kursi bar memperhatikan Jimin yang sedang memotong sayur. Pria itu terlihat sangat fokus sampai tak menyadari ada orang lain disana. Jimin mengambil ponsel dikantong celananya dan menelepon seseorang.
"Eomma, aku sudah memotong sayurnya. Semuanya sudah lengkap, sekarang apa yang harus aku lakukan?"
Yoonji menahan tawanya, pria itu tidak bisa memasak tapi memaksakan diri. Untuk apa? Ia kemudian menghampiri Jimin saat pria itu menyudahi telponnya.
"Kau sedang memasak apa?"
Jimin sedikit terkejut dengan kehadiran Yoonji, "Kau? Kenapa kesini?"
Belum sempat Yoonji menjawab Jimin menempelkan punggung tangannya ke kening Yoonji, "Apa masih pusing?"
Yoonji tersenyum kemudian menggeleng pelan. "Tidak." Ia melirik sekilas bahan masakan yang ada didepan Jimin, "Perlu bantuan?"
Jimin menggeleng, "Kau duduk saja. Aku bisa melakukannya sendiri"
"Memang kau bisa memasak?" Tanyanya dengan nada mengejek.
"Hanya sup saja, tentu aku bisa. Kau meremehkanku?"
Yoonji mengedikkan bahunya sembari melangkah untuk duduk di kursi bar dengan kedua tangan menopang dagu. "Baiklah. Aku tidak sabar untuk mencicipinya"
Setelah masakannya selesai, Jimin menyiapkannya di meja bar kemudian duduk di hadapan Yoonji. Yoonji mengambil sup itu ke mangkuknya, lalu mulai memakannya, sedangkan Jimin diam menunggu respon dari wanita di hadapannya.
"Kenapa?" Tanya Yoonji saat merasa terus diperhatikan.
"Kau tidak bereaksi sama sekali saat memakannya"
Yoonji terkekeh pelan sebelum menjawab, "Ini enak."
Lalu Jimin mengambil sendok dan menyuapkan sup itu ke mulutnya. "Enak apanya? Ini hambar sekali. Aku akan membuangnya, kita sarapan roti saja"
Jimin hendak mengambil sup itu namun Yoonji lebih dulu menahannya.
"Jangan dibuang"
"... Tinggal menambahkan sedikit garam saja. Pasti jadi lebih baik"
"Sudahlah-"
"Bisa tolong ambilkan garam?"
Dengan malas Jimin berdiri dan mengambil garam lalu menaruhnya di depan Yoonji. Wanita itu menahan senyum melihat wajah lesu pria di depannya.
"Mmm benarkan, ini sebenarnya enak hanya kurang garam saja" ucapnya setelah menambahkan garam dan mencicipinya.
"Sama saja tidak enak"
"Tidak apa-apa, kau sudah berusaha" ucapnya dengan tersenyum lalu melanjutkan makannya.
Jimin menghela nafas ringan menatap Yoonji yang menikmati sup buatannya dengan lahap. Padahal Jimin yakin meski ditambah garampun rasanya pasti tetap tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Park Jimin
FanficMendapat tawaran bekerja sebagai pelayan rumah tangga, Han Yoonji justru terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang CEO muda yang sangat sukses. Bernama Park Jimin. Pria dingin yang tak pernah memikirkan cinta dan pernikahan, kini harus menerim...