Part 31

356 33 6
                                        

Yoonji sampai di istana mewah suaminya hampir petang, ia sedikit mengerutkan kening saat melihat mobil suaminya terparkir di halaman rumah, padahal sekarang belum jam nya pulang dari kantor.

Dengan langkah tenang Yoonji berjalan memasuki rumah, terkejutnya dia saat membuka pintu rumah mendapati sesorang yang berdiri bersedekap menatapnya tajam.

"Darimana saja?" Serunya.

Yoonji masih memegang dadanya karna terkejut, "Tadi dijalan sedikit macet dan aku tidak sengaja bertemu Jungkook juga di cafe" balasnya.

"Jungkook?"

Yoonji mengangguk pasti, "Ternyata temanku bekerja di cafe milik Jungkook yang baru, kami mengobrol sebentar"

"Bersihkan dirimu. Setelah itu temui aku di ruang kerjaku" ujarnya dingin lalu pergi dari ruang tamu.

Yoonji menghembuskan nafasnya lega, Jimin selalu saja menunjukkan tatapan tajamnya. Tidak ingin suaminya menunggu terlalu lama, ia bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Setelah selesai Yoonji langsung keluar kamar menuju ruang kerja Jimin. Di depan pintu ruangan itu Yoonji berdiri dengan kegugupan yang tiba-tiba muncul, ia masih mengingat kejadian dimana dia menjatuhkan figura foto dan membuat Jimin sangat marah. Bahkan sepertinya waktu itu Jimin sangat tidak suka jika Yoonji memasuki ruangannya, tapi sekarang pria itu menyuruhnya kesana.

Yoonji meraup segenap ketenangan memegang kenop pintu dan membukanya perlahan. Jimin langsung mengalihkan atensinya dari layar laptop begitu melihat Yoonji memasuki ruangannya.

"Ada apa memanggilku?" Tanyanya dengan lembut.

"Duduklah" perintahnya pada Yoonji. Wanita itu mengangguk dan menurut, ia duduk di single sofa yang ada disana.

Yoonji sedikit melirik ke arah sudut ruangan, foto yang ia lihat waktu itu tidak ada. Aneh sekali. Waktu itu dua foto yang terbalik dan sekarang tidak ada satupun, Yoonji sedikit penasaran sebenarnya apa yang dia tidak tau tentang suaminya itu.

"Yoonji?" Suara Jimin membuyarkan lamunan Yoonji.

Wanita itu mengerjap dan menatap Jimin yang kini sudah duduk di sofa panjang didepannya. "Ini" Jimin menyerahkan sebuah map coklat pada Yoonji.

Yoonji menatap map itu dan Jimin bergantian. Ada rasa gugup dan khawatir yang Yoonji rasakan saat ini. Apa isi map itu, apakah sebuah surat perceraian?

"Ini apa?" Tanyanya setelah menerima map itu.

"Buka saja" ujar Jimin.

Kegugupan Yoonji semakin bertambah saat ini, namun Yoonji tetap berusaha tenang dan membuka map itu. Keningnya berkerut membaca kalimat teratas dari surat yang ia keluarkan dari dalam map.

"Surat perjanjian?" Gumamnya.

Yoonji membulatkan matanya, saat membaca isi surat itu. Darah dalam tubuhnya berdesir, matanya memanas dan nafasnya tercekat beberapa saat. Ia merasakan sebuah batu besar menghantam dirinya sangat keras.

"A-apa maksudnya?" Ia menatap Jimin penuh kebingungan.

Jimin menyenderkan punggungnya ke sofa, ia menghembuskan nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Yoonji.

"Kau sudah membacanya? Jadi aku rasa semuanya sudah jelas"

Keringat dingin keluar dari tubuh Yoonji, ingin sekali ia berlari sekarang juga. Namun raganya terasa kaku, mulutnya juga tiba-tiba membisu.

"Aku hanya tidak ingin mempersulit keadaanmu setelah menikah denganku, kau juga pasti butuh kepastian tentang pernikahan ini, kan?"

"... Maaf, seharusnya dari awal aku mengatakan ini padamu" ujarnya lagi dengan matanya terus menatap wanita di hadapannya. Ia juga melihat matanya sudah berkaca-kaca.

My Husband | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang