Part 33

323 29 3
                                        

Setelah makan Jimin kembali pada pekerjaannya, Yoonji membereskan bekas makan tadi dan kemudian duduk manis memperhatikan suaminya yang sangat fokus dengan pekerjaannya.

Sesekali ia memainkan ponsel namun tak ada yang menarik baginya. Ingin pulang namun Jimin melarangnya untuk naik taksi. Sebenarnya bisa saja Jimin menghubungi supirnya untuk menjemput Yoonji, entah kenapa dia tak mau saja jika istrinya itu pulang.

Yoonji melihat sekeliling ruangan Jimin, sangat rapih dan bersih tentunya. Namun sekali lagi, Yoonji heran. Di ruangan ini tak ada foto yang tampak menghiasi ruangan. Bahkan foto sang CEOnya pun tak ada. Jimin memang misterius bagi Yoonji.

Jimin melirik Yoonji yang duduk diam di sofa, ia menahan senyum saat melihat Yoonji mengembungkan pipinya beberapa kali dengan pandangannya yang tak beraturan. Menggemaskan.

Yoonji mulai bosan sekarang, ia kembali menatap Jimin yang sangat sibuk dengan laptopnya. Yoonji beranjak kemudian berkeliling di dalam ruangan itu yang memang lumayan luas, ia menghampiri rak buku besar yang hampir terisi penuh dengan buku. Kali saja disana ada buku yang bisa ia baca.

Yoonji mendengus kesal saat memilah beberapa buku dan membukanya, semua hanya tentang bisnis yang sama sekali tak ia pahami.

"Wah! Bagus sekali." Serunya lirih saat berdiri di depan jendela kaca besar yang menyuguhkan pemandangan kota Seoul dari ketinggian.

"Aku belum pernah melihatnya dari ketinggian seperti ini"

"Pasti akan lebih indah saat malam hari" gumamnya terus, matanya berbinar dengan senyuman yang mengembang sempurna.

Tanpa disadari, Jimin juga ikut tersenyum melihat pemandangan di depannya. Bukan kota Seoul, melainkan Yoonji. Jimin kembali fokus pada laptopnya dan menahan tawa saat Yoonji terus saja bergumam sendiri entah dengan kekagumannya atau apapun yang ia lihat.

Tidak lama kemudian terdengar pintu di ketuk, dua orang didalam ruangan itupun menoleh ke arah pintu. Jimin langsung kembali fokus pada layar laptop saat seseorang masuk.

"Woah! Ada nyonya Park disini?" Seru pria pemilik box smile itu dengan berjalan masuk ruangan.

Yoonji hanya tersenyum menanggapinya, Taehyung selalu saja menggodanya jika mereka bertemu.

"Ada apa kesini?" Tanya Jimin tanpa menoleh.

"Apa aku mengganggu kalian?" Tanya Taehyung dengan wajah menggoda.

Jimin sekilas menatap datar pria bermarga Kim yang terus memamerkan box smile nya dan sudah duduk di hadapannya. Jimin kembali fokus pada pekerjaannya dan tidak menghiraukan ocehan seorang Kim Taehyung.

"Aigo, sepetinya aku salah. Apa dia juga mengabaikanmu seperti ini, nona?" Tanya Taehyung pada Yoonji.

Belum juga Yoonji membuka suara, Jimin sudah bertanya lagi.

"Sudahlah, jangan banyak bicara. Katakan bagaimana dengan perkembangan di Sydney, kau sudah mengeceknya kan?"

Yoonji memilih untuk kembali duduk di sofa dan memainkan ponsel. Menunggu dua pria itu selesai membahas pekerjaannya. Cukup lama ia mendengar perbincangan yang tidak ia mengerti, hingga pendengarannya menangkap sebuah kalimat yang membuatnya menoleh.

"Kau sepertinya sangat bosan berada di sini, nona?"

Yoonji menatap dua pria itu, ia kemudian mengangguk cepat dengan mengerucutkan bibirnya. Membuat Taehyung tertawa geli. Jimin menoleh seakan tau apa yang Yoonji lakukan, tentu Yoonji langsung mengalihkan pandangannya sembarang arah.

"Ck!" Decak Taehyung dengan wajah meremehkan yang di buat-buat.

"Dia lebih menyukai laptopnya" ujar Yoonji. Jimin memasang wajah aneh, apa itu adalah benar Yoonji yang mengadu pada Taehyung?

My Husband | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang