Mendapat tawaran bekerja sebagai pelayan rumah tangga, Han Yoonji justru terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang CEO muda yang sangat sukses.
Bernama Park Jimin.
Pria dingin yang tak pernah memikirkan cinta dan pernikahan, kini harus menerim...
Yoonji mengerjapkan matanya beberapa kali, setelah langkahnya memasuki sebuah ruangan yang membuatnya bergidik ngeri hanya dengan melihat pintu masuknya saja. Pasalnya itu adalah kamar utama di rumah ini, milik pria dingin dan angkuh yang baru saja ia temui pagi ini. Park Jimin.
Namun, ternyata semua yang terpikirkan olehnya tidaklah semenakutkan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamar dengan nuansa putih dan beberapa aksen biru. Sangat lah berbeda dengan karakter seorang Park Jimin yang terlihat begitu dingin dan misterius di matanya. Sangat rapih dan bersih tentunya. Aroma harum nan lembut dari parfum milik Jimin pun menyeruak di sana.
Televisi besar tertempel di dinding kamar yang mengahadap ranjang kasur berukuran king size berbalut sprei putih dan bad cover biru, beberapa aksesoris pun turut bertengger di atas nakas. Dua sofa berbulu halus berwarna putih dan meja kecil terletak di dekat balkon sana. Sepertinya memang di sengaja untuk bersantai oleh sang pemilik.
Dan jangan lupakan. Sebuah Cctv juga nampak di sudut ruangan.
Yoonji hampir melupakan sesuatu. Nyonya Park yang mengajaknya kesini. Sekarang ia melihat wanita itu tengah berdiri tak jauh dari pintu balkon yang terbuka lebar memandang ke arah langit dengan begitu intens. Namun tatapannya berangsur-angsur berubah menjadi sendu.
Setelah gadis itu mengikuti arah pandangannya ternyata wanita itu sedang memandang sebuah benda yang menggantung di tengah pintu itu.
Penangkal mimpi buruk?
Yoonji sedikit tersenyum melihat benda yang tergantung disana, sedikit lucu mengetahui pria dengan wajah dingin itu menyimpan benda yang sama seperti miliknya di rumah. Ia juga menggantungkannya di dekat jendela kamar. Sebenarnya ia tak begitu percaya dengan pernyataan benda itu yang katanya bisa menangkal mimpi buruk. Ia hanya menyukainya sebagai hiasan kamar.
"Nyonya.."
Nyonya Park nampak terkejut saat Yoonji mendekat dan memanggilnya.
"Apa nyonya baik-baik saja?" Tanyanya pelan, ia rasa majikannya sedang memikirkan sesuatu. Terlihat dari mimik wajahnya saat ini. Namun, ia mencoba untuk menyembunyikannya dengan senyuman.
Nyonya Park melangkah dan mendudukkan dirinya di sofa berukuran sedang di depannya.
"Kemarilah" ucap nyonya Park tersenyum lebar dan mengisyaratkan Yoonji untuk duduk di sebelahnya.
"Kau mau tau sebuah rahasia?" Tanyanya saat Yoonji telah mendudukan dirinya.
"Rahasia apa nyonya?"
"Sebenarnya, tidak ada yang boleh memasuki kamar ini. Jimin melarang keras siapapun untuk itu" nyonya Park menjeda kalimatnya kemudian bergidik "Pria itu sangat menjaga privasinya"
Yoonji mengangguk mengerti. Pernyataan itu persis seperti perkiraannya. Namun, sedetik kemudian Yoonji mengerutkan keningnya bingung.