Akhir-akhir ini Jimin jarang berkomunikasi dengan Yerin. Pria itu tak menjauh, namun karena kesibukannya dikantor dan tuntutan orang tuanya yang menginginkan dirinya agar lebih banyak dirumah. Mau tidak mau Jimin hanya sesekali saja memberi kabar pada kekasihnya. Sebenarnya ia rindu wanita itu.
"Ekhem!"
Jimin yang tengah melamun dikursi taman itu terkejut ketika Yoonji tiba-tiba duduk disampingnya, ia langsung mematikan ponselnya dan menyimpannya ke saku. Yoonji tersenyum kecut melihat reaksi Jimin.
"Ada apa?" tanya Jimin datar.
"Harusnya aku yang bertanya. Aku tidak pernah melihatmu kesini. Apa ada yang sedang kau pikirkan?"
"Jangan'sok tau. Lagipula lingkungan rumahku ini terlalu luas jadi tidak mungkin aku mengunjunginya satu persatu setiap hari" jelasnya.
Yoonji berdecak lirih, "Sombong sekali" gumamnya malas. Jimin sedikit terkekeh.
Hening sejenak, Yoonji menatap suaminya. "Boleh aku bertanya?" tanyanya lembut. Jimin melihatnya lalu mengangkat sebelah alisnya sembari menyilangkan kaki.
"Tanyakan"
"Apa kau sangat mencintai kekasihmu Jimin?" pertanyaan Yoonji mengundang tatapan aneh dari pria itu.
"Untuk apa kau bertanya?"
"Hanya ingin tau saja"
Yoonji masih menatap menatap mata sipit Jimin dengan sangat dalam. Begitupun Jimin. Setiap melihat mata wanita di depannya sekarang, Jimin tak bisa mendeskripsikan bagaimana dan apa yang ia rasakan. Ada sesuatu, entah apa itu.
"Apa kau cemburu? Apa kau sudah mulai mencintaiku?"
Mata Yoonji membulat, pikirannya mendadak jadi kosong mendengar pertanyaan Jimin.
"A-apa maksudmu?"
Jimin mendekatkan wajahnya serius. Terus mendekat hingga Yoonji sedikit menjauhkan tubuhnya. "M-menjauhlah!" namun tidak diindahkan oleh pria itu.
"Jimin!" kali ini Jimin berhenti kemudian tertawa. Tidak tau jika saat ini jantung Yoonji sedang meronta ingin keluar.
"Aku hanya bercanda, kenapa kau takut begitu?" Jimin masih tertawa.
"Tidak lucu!" Yoonji lalu berdiri, "Orangtuamu akan pulang hari ini. Mereka mencarimu tadi" ucapnya kemudian pergi dan merutuki dirinya sendiri.
Jimin yang masih terkekeh hanya mengangguk, kemudian beranjak mengikuti istrinya.
"Ada apa dengannya" Jimin tertawa lagi ketika melihat Yoonji berlari kecil karena tak ingin berdekatan dengannya.
"Kena kau!" serunya ketika berhasil meraih tubuh istrinya yang sudah duduk di sofa.
"Jimin!" Yoonji memukul pelan tangan kekar suaminya, Jimin terkekeh sambil mengeratkan pelukannya.
Yoonji mencoba melepaskan tubuhnya namun sia-sia saja. Jimin justru menyembunyikan wajahnya ditubuh sang istri.
"Lihatlah putramu ini, sayang. Dia sudah tidak malu lagi dengan kita" tuan dan nyonya Park melihat tingkah Jimin yang sangat berbeda. Lalu tersenyum penuh arti.
Semburat merah di wajah Yoonji tak bisa di elakkan lagi. Bahkan Jimin sama sekali tak menggubris godaan yang terus dilontarkan oleh orangtuanya.
"Sepertinya kita harus pulang saat ini juga"
"Kau benar, yeobo. Berlama-lama disini membuatku-" tuan Park memasang wajah aneh. Kemudian dua orang itu terkekeh.
"Aku suka wanginya" ucap Jimin sambil merebahkan tubuhnya ke punggung sofa. Menatap Yoonji dengan senyum polosnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Park Jimin
FanfictionMendapat tawaran bekerja sebagai pelayan rumah tangga, Han Yoonji justru terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang CEO muda yang sangat sukses. Bernama Park Jimin. Pria dingin yang tak pernah memikirkan cinta dan pernikahan, kini harus menerim...