Part 7

350 35 1
                                    

Han Yoonji sudah berdiri tepat di depan kamar milik tuannya dengan nafas sedikit tersengal-sengal. Karna sialnya, gadis itu hampir bangun kesiangan pagi ini. Ini juga salahnya, sudah tau dirinya susah bangun pagi dan Jimin memintanya untuk datang di jam yang masih sangat pagi seperti ini tapi ia tidak mengatur alarm dulu sebelum tidur. Untungnya letak kamar Yoonji juga ada di lantai dua. Hanya melewati satu ruangan untuk sampai di ruangan Jimin.

Ia membuka ponselnya. Pukul 06.00 "Tepat sekali" ia segera memasukan ponselnya kembali dan mengetuk pintu itu.

"Masuk" suara berat itu terdengar.

Yoonji mengatur nafasnya berusaha untuk tetap tenang. Menyentuh gagang pintu dan membukanya perlahan.

"Selamat pagi tuan" ucapnya setelah memasuki kamar tuannya. Dan mendapati pria itu tengah berdiri di balkon kamar dengan ponsel di tangannya.

Jimin membalikkan tubuhnya, berjalan perlahan dan menatap Yoonji dari atas sampai bawah secara bergantian. Yoonji yang menyadari itu memilih untuk menunduk menghindari tatapan tajam tuannya.

Yoonji mematung dengan meremas ujung bajunya. Ia merasa tidak nyaman dengan cara Jimin menatapnya.

Jimin menghentikan langkahnya tidak jauh dari Yoonji "Siapa namamu?"

"Han Yoonji" jawab Yoonji seadanya.

"Siapkan air hangat untukku mandi, segera." perintah Jimin yang langsung di beri anggukan oleh Yoonji dan bergegas melaksanakan tugasnya.

Sesampainya di kamar mandi Yoonji meletakkan tangannya di dada. Ia menarik napas dalam-dalam menghembuskan nya perlahan. Tatapan pria itu selalu membuatnya menjadi gugup.

Lima menit Yoonji berada di kamar mandi. Tiba-tiba suara pintu kamar mandi terbuka. Yoonji yang terkejut langsung menoleh dan mendapati Jimin sedang menatapnya dingin.

"Sudah kan?" Yoonji mengangguk dan berjalan keluar kamar mandi.

"Bersihkan kamarku selagi aku mandi" ucapnya dingin dan langsung menutup pintu kamar mandi.

Yoonji menghembuskan nafasnya pelan dan mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. "Apa yang harus di bersihkan. Ini bahkan masih sangat bersih"

Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Hingga satu menit ia terdiam. Lalu ia ingat perkataan nyonya Park jika Yoonji harus mengganti sprei kasur Jimin dengan yang baru setiap hari. "Ah, iya. Kenapa aku bisa lupa"

Tak ingin membuat tuannya marah. Segera ia terlebih dahulu membersihkan kamar Jimin, menyapu dan mengelap meja yang sebenarnya sama sekali tidak ada debu yang menempel disana. Selanjutnya, Yoonji mengganti sprei dengan sprei baru yang ada di dalam nakas.

"Sudah selesai" Yoonji tersenyum lebar dan menghela nafas lega. Setelah lima belas menit ia membersihkan kamar Jimin, cukup melelahkan untuk kamar sebesar ini.

Yoonji melirik ke kamar mandi "Sepertinya dia belum selesai. Sebaiknya aku siapkan pakaian saja untuknya" gumam Yoonji.

Ia kemudian melangkah menuju ruangan walk in closet di kamar Jimin. Ia masih saja kagum melihat seisi ruangan itu meski ia sudah memasukinya kemarin bersama nyonya Park. Dan yang paling ia suka adalah aroma harum dari parfum milik Jimin yang sangat dominan di sana.

Ia mondar mandir mencari pakaian yang pas untuk Jimin, namun banyaknya pakaian membuatnya sedikit kewalahan. Pakaian dan aksesoris milik Jimin semuanya ber-merk dari brand terkenal dan sudah pasti harganya selangit. Jadi semuanya terlihat bagus dan pastinya sangat sempurna untuk Jimin. Entah seperti apa yang gadis itu cari.

Tiba-tiba sebuah tangan kekar terulur meraih salah satu kemeja putih yang menggantung di hadapannya. Yoonji yang terkejut pun langsung berbalik badan hingga wajahnya tak sengaja bertubrukan dengan dada bidang Jimin yang sedikit terlihat karna pria itu hanya menggunakan handuk kimono.

My Husband | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang