Suara dering ponsel Jimin mengalihkan pandangan keduanya. Yoonji yang masih berdiri di dekat meja kerja Jimin sempat melihat nama yang tertera di layar ponsel suaminya.
Hwang Yerin.
"..."
"Baiklah, aku akan segera datang"
Jimin mematikan teleponnya, ia berdiri meraih jas lalu memakainya. Sudah Yoonji pastikan Jimin akan menemui wanita itu.
Yoonji kemudian berjalan ke arah sofa, mengambil tasnya, "Kalau begitu aku-"
"Kau pulang denganku" potong Jimin dan berjalan mendahului Yoonji.
Yoonji mengerjap, kenapa memintanya untuk pulang bersama, bukankah Jimin akan bertemu dengan kekasihnya?
"Cepatlah!"
Yoonji segera mengikuti langkah cepat Jimin. Di dalam mobil Yoonji terus membatin bertanya-tanya, apa yang harus ia lakukan nanti jika Jimin bertemu dengan Yerin? Apa ia sanggup melihat suaminya bersama wanita lain? Akan kemana mereka?
Ia terus bergulat dengan pikirannya sendiri yang seharusnya ia lontarkan semua itu pada pria di sampingnya.
Jimin menghentikan mobilnya. Yoonji menatap sekitar, seperti di dekat taman. Jimin keluar dari mobil kemudian seorang wanita datang dan langsung memeluknya. Yoonji pun keluar mobil dan wanita itu langsung menampakkan wajah tak suka begitu melihatnya.
"Kau mengajaknya?" Tanyanya pada Jimin.
"Dia datang ke kantor, lagipula kita tidak akan pergi jadi sekalian pulang"
"Kenapa tidak dengan supir saja?" Yerin sengaja mengeraskan suaranya, padahal sejak tadi Yoonji sudah mendengar pembicaraan mereka.
"Tidak perlu berteriak seperti itu"
Yerin tak menghiraukan ucapan Jimin. Ia memutar bola matanya malas lalu berjalan ke arah mobil, begitupun dengan Jimin.
"Minggir!" dengan kasar Yerin mendorong tubuh Yoonji yang menghalangi pintu masuk mobil.
Yoonji menghembuskan nafasnya pelan, kemudian masuk mobil. Ia duduk di kursi belakang. Selama perjalanan ia menyaksikan dua insan yang saling mencintai itu bersenda gurau dan saling melontarkan kata romantis. Mereka seperti tak peduli sama sekali bahwa ada orang lain di mobil itu.
Jimin terlihat sangat bahagia, rasanya Yoonji juga bahagia melihat Jimin namun perih juga ia rasakan dalam hatinya.
Tanpa Jimin dan Yerin sadari, Yoonji sudah menangis di belakang mereka. Hatinya sungguh sakit. Inikah maksud Jimin mengajaknya pulang bersama? Untuk memperlihatkan betapa bahagia dan saling mencintainya mereka?
Keterlaluan!
Tidak seharusnya aku menjadi penghalang kebahagiaan mereka!
Kau harus pergi dari hidupnya, Yoonji!
Kebahagiaan suamiku hanya pada kekasihnya, bukan diriku.
Akhirnya mereka sampai di area apartemen Yerin. Yoonji segera menghapus air matanya dan memperlihatkan wajah tenangnya.
"Terimakasih sudah mengantarku, sayang"
Jimin tersenyum, "Tidak perlu berterimakasih, memang sudah seharusnya aku lakukan itu"
Yerin juga tersenyum senang, ia mengecup sekilas bibir Jimin.
"Aku sangat mencintaimu"
Jimin yang terkejut langsung menoleh ke arah Yoonji, wanita itu menatap samping sepetinya tak melihat. Itu harapan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Park Jimin
FanficMendapat tawaran bekerja sebagai pelayan rumah tangga, Han Yoonji justru terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang CEO muda yang sangat sukses. Bernama Park Jimin. Pria dingin yang tak pernah memikirkan cinta dan pernikahan, kini harus menerim...