Part 20

412 34 0
                                        

Sore ini Jimin dan Taehyung berkunjung ke caffe baru milik si maknae, Jeon Jungkook. Karna saat pembukaan cabang barunya, bertepatan dengan hari pernikahan Jimin. Jadi, hari ini Jimin ingin menyempatkan waktu untuk mengucapkan selamat dan sekedar melepas penat karna pekerjaannya akhir-akhir ini begitu melelahkan.

"Si maknae ini memang serba bisa ya" ucap bangga Taehyung dengan menepuk pundak Jungkook.

"Aku juga tidak ingin kalah sukses dari kalian" ucapnya dengan satu suapan spaghetti di mulutnya.

"Dari mana kau mendapatkan ide untuk caffe barumu ini? Beda sekali dengan sebelumya" tanya Taehyung yang begitu kagum dengan design caffe indoor dan outdoor milik Jungkook. Terkesan kekinian, mewah, namun juga bisa terjangkau untuk semua kalangan.

"Dari otakku" jawabnya tanpa dosa dengan pipi mengembung berisi makanan.

Taehyung mendelik dan hampir melayangkan jetikan di kening Jungkook. Namun ia urungkan setelah melihat gelagat Jimin yang gelisah dengan terus melirik ponselnya.

"Kau kenapa?" Sarkas Taehyung.

Jimin menoleh dengan wajah datarnya "Apa?"

"Kau-" Taehyung menjeda ucapannya, lalu menyipitkan mata menelisik Jimin dengan tatapan aneh "A-"

Baru saja Taehyung membuka mulut namun Jimin sudah berdiri dari tempat duduknya.

"Aku harus pulang sekarang"

"Ini masih sore, Hyung" seru Jungkook yang heran, karna tidak biasanya Jimin akan pulang secepat ini saat berkumpul dengan sahabat-sahabatnya.

Jimin berdecak "Pengantin baru" ia menepuk-nepuk pundak Jungkook dan Taehyung bersamaan kemudian terkekeh.

"Kau menggelikan sekali" ucap Taehyung dengan wajah anehnya.

Jimin tertawa jahat mendengar ocehan Taehyung "Aku pergi" ia langsung pergi meninggalkan caffe.

"Aku merasa ada sesuatu dengannya" ucap Jungkook terus menatap punggung Jimin yang sudah hampir menghilang dari pandangannya. "Aneh" lanjutnya.

Taehyung yang menyadari ucapan Jungkook hanya berusaha untuk acuh dengan tidak menanggapinya.

Sementara sekarang Jimin sudah berada di dalam mobilnya, namun belum keluar dari area caffe. Ia terus menatap layar ponselnya dengan wajah kesal yang tertahan.

"Kenapa dia belum menghubungiku juga" desisnya.

Tak ingin menunggu lebih lama, ia mencari sebuah contact number lalu menelponnya.

"Dimana istriku?" Tanyanya dengan nada malas.

"Di rumahku-"

Belum sempat orang di sebrang sana menuntaskan ucapannya, Jimin langsung mematikan telponnya sepihak lalu melajukan mobilnya meninggalkan area caffe.

Untuk menjemput sang istri tentunya.

Setelah sampai, Jimin keluar mobil dan kebetulan ia bertemu dengan seorang pelayan di rumah itu yang sedang menyiram tanaman di halaman rumah.

"Eoh, tuan?" Sapa pelayan itu lalu menghampiri Jimin.

"... Tuan ingin bertemu tuan Seokjin? Tapi, tuan belum pulang" ujarnya, ia cukup mengenal Jimin karena memang Jimin cukup sering berkunjung atau berkumpul dengan sahabat-sahabatnya di rumah Seokjin.

Jimin tersenyum tipis dan menggeleng pelan "Tidak, ahjumma. Aku ingin menjemput istriku"

"Istri?" Pelayan itu membulatkan mata menutup mulutnya dengan satu tangan "Jadi, wanita cantik yang bersama nyonya tadi adalah istri tuan?" Lanjutnya tidak percaya.

My Husband | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang