1. Beginning

13.6K 525 10
                                    

Tidak cantik, tidak tinggi, tidak terkenal dan populer. Termasuk sosok perempuan yang biasa saja yang bisa menggambarkan deskripsi gadis bermata bulat dengan rambut hitam legam panjangnya itu.

Namun dari sekian banyaknya gadis cantik nan seksi penghuni universitas ternama di ibu kota benua etam itu hanya Chelsea yang diinginkan seorang Raymond Benedict D.K.

Tatapan setajam elang itu memindai mangsa yang tengah tertawa renyah bersama teman-temannya yang baru saja keluar menuruni tangga panjang.

"Kita langsung membawanya, Tuan?" Bastian, tangan kanan Benedict yang tak kalah mengerikan dari hanya melihat tatapannya berujar.

Benedict masih terfokus akan mangsa tak jauh darinya. "Pastikan tidak menimbulkan keributan apapun. Bawa dia dalam keadaan hidup-hidup," titahnya mutlak.

"Baik, Tuan." Bastian mendial nomor seseorang untuk segera melaksanakan perintah. Usai melaksanakan tugasnya ia kembali melajukan kendaraannya meninggalkan gedung universitas.

*

"Jangan terlalu memikirkan, apa kalian tidak menyadari bahwa profesor sudah terlalu tua mengurusi kehidupan pribadimu?" Kekehan itu keluar dari bibir tipis gadis berambut pirang.

"Berhenti mengatainya Tua, Els. Dia Ayahku," peringat Natalie menahan geraman, meskipun apa yang dikatakan temannya itu memang benar.

"Jadi, berhentilah mengeluh." Chelsea mengulum tawa melihat temannya merengut kesal.

"Kau juga, Chels." Natalie mengerucut sebal melihat dua temannya menertawainya.

Tawa keduanya mereda sesaat beberapa pria berbaju hitam berjumlah sekitar sepuluh orang berjalan memasuki area kampus. Kehadiran mereka membuat penasaran semua orang yang melihatnya.

"Apakah mereka agen FBI?"

"Apakah kampus kita melakukan tindakan kriminal?"

"Berhenti menerka, Nath, Els," peringat Chelsea. "Mereka bukan anggota FBI ataupun intelejen. Pakaian mereka berbeda."

Elsheva dan Natalie menoleh. "Mereka sama-sama berpakaian serba hitam!" Kompaknya mereka berdua.

"Anda Chelsea Violette?" tanya pria berbaju hitam itu yang ternyata berjalan ke arah ketiganya.

Ketiganya saling tatap, Chelsea mengangguk ragu. "Benar, saya Chelsea. Ada perlu apa dengan saya, Pak?" tanyanya kebingungan.

"Silahkan ikuti kami, Nona."

Chelsea menggeleng dan mundur beberapa langkah. "Tidak. Saya tidak terlibat dalam masalah apapun. Saya tidak pernah melakukan tindak kriminal," tolaknya panik.

"Betul, Pak. Bahkan dia tidak berani menginjak semut pun," Natalie menimpali.

"Betul itu, Pak," Elsheva mengangguk setuju, khawatir jika para pasukan hitam itu salah tangkap.

"Sebaiknya anda ikut dengan kami, Nona. Kami tidak akan melakukan tindakan buruk pada anda, jadi menurutlah," ucapan bernada ancaman itu mampu membuat Chelsea merinding.

"K-kemana kalian akan membawaku? Aku tidak mempunyai apapun sebagai tebusan. Jadi kalian percuma menculikku," Chelsea masih keukeh membela diri.

"Jangan salahkan kami jika bertindak kurang ajar, Nona."

Chelsea melotot, bersembunyi di belakang Elsheva dan Natalie yang sayangnya justru beralih posisi mendorongnya paling depan. Teman sialan!

"Tidak, aku tidak mau! Tolonggg..." Teriak Chelsea saat salah satu dari mereka menarik tangannya.

Chelsea : I Want You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang