Senyuman Chelsea merekah menyadari bunga putri mandi yang ia tanam mulai bermekaran. Ia amat sangat senang melihat indahnya warna kuning, oren, merah muda dan merah pada kelopak bunga yang saling bermekaran itu.
Ia gegas berlari menuju kediaman untuk meletakkan ransel berisi laptopnya, mengambil beberapa buah dalam lemari es dan juga air putih. Kembali menghampiri taman kecil yang berhasil ia buat.
Senyum yang semula merekah seketika padam melihat apa yang ada di depannya, kedua bola matanya melotot tajam pada sang pelaku yang berhasil merusak bunganya yang baru saja mekar. Hewan buas sialan itu, masih terlihat sisa bunga di taringnya dan berhasil dirusak. Chelsea menggeram marah. "JUNIOR KINGGGG!!! KAU MERUSAK TANAMANKUU!!!" Hilang sudah rasa ketakutannya selama ini pada hewan buas itu. Chelsea berlari, melempari anakan Harimau itu dengan sisa bunga yang tersisa. "Pergi kau, harimau sialan!"
Harimau anakan itu mengaum lucu seperti kucing.
"APA?!! SIAPA YANG MEMERINTAHMU MELAKUKAN INI PADA TANAMANKU, HA?!" Chelsea bertolak pinggang layaknya memarahi anak kecil. Namun sayangnya yang ia marahi adalah anak Harimau.
"KAU KETERLALUAN, JUNIOR KINGGG!! AKU MENANAMNYA DENGAN SUSAH PAYAH!! KAU TAHU ITU, KAN?"
Aumm!!
"BERHENTI MEMBELA DIRI!!" Sepertinya Chelsea mulai gila.
Aumm!!
Benedict menutup mulutnya dengan kepalan tangan melihat apa yang Chelsea lakukan pada binatang peliharaannya. Tidak. Ia tidak marah, justru apa yang gadis itu lakukan membuatnya tidak bisa menahan tawa. Mungkin jika orang lain yang menyentuh atau memaki hewan peliharaannya ia akan marah. Namun kali ini berbeda, ulah Chelsea memaki hewan peliharaannya menjadi hiburan sendiri baginya.
Siapa juga yang meminta dia menanam di daerah kekuasaan Junior King. Dasar bodoh!
"Aku akan mencincang tubuhmu, Junior King!"
Sebelum itu terjadi sepertinya kau akan mati lebih dulu.
"Pergi dari sini. Hush. Hush. Harimau sialan!" Maki Chelsea menatap nanar pada bunganya yang sudah tidak terbentuk.
"Nona, ada apa?" Jane berlari tergopoh mendengar suara teriakan Chelsea. "Siapa yang melakukannya, Nona?" tanyanya melihat bunga yang ditanam Chelsea sudah tidak berbekas, memperhatikan wajah tertekuk gadis itu.
"Siapa lagi kalau bukan Harimau sialan itu!"
Jane ikut berjongkok dan menginterupsi agar Chelsea memelankan suaranya. "Pelankan suara anda, Nona. Tuan bisa marah kalau anda memaki hewan peliharaannya."
Chelsea mendengus kesal.
"Sebenarnya Tuan memang sengaja tidak menanam tanaman apapun di sekitar sini, Nona. Karena memang ini adalah tempat bermain Junior King."
Chelsea menyipit tajam. Kenapa Bastian tidak memberitahuku? Pasti pria itu sengaja mengerjaiku. Huh! "Pantas saja hanya rumput hijau yang ada di sini," gumamnya pilu, telat menyadari.
Memasuki kediaman, Chelsea menyipit tajam pada Bastian yang berjalan berlawanan arah dengannya.
"Permisi, Nona," sapa Bastian yang justru mendapatkan respon membuang muka dari Chelsea. Ia mengulum senyum, paham benar kenapa sikap Chelsea ketus padanya.
*
Sejak kejadian perusakan tanaman miliknya, Chelsea tidak lagi takut dengan anakan hewan buas berwarna oren itu. Setiap kali ia melihat hewan itu berkeliaran di dalam rumah ia akan menatap tajam seakan dari tatapan matanya bisa mengeluarkan sinar laser mematikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chelsea : I Want You (End)
General Fiction(18+) Kehidupan Chelsea berubah sejak seorang pria asing membawanya paksa ke sebuah rumah mewah dengan fasilitas lengkap. Entah apa yang mendasari pria asing tersebut menculiknya ketika keadaan kampus bahkan ramai dengan mahasiswa dan mahasiswi. Tap...