"Hai, Chels," sapaan riang dari layar ponsel menunjukkan wajah dua perempuan yang cantik.
Chelsea melambaikan tangan. "Hai," sahutnya.
"Chels, kau sibuk? Malam ini ayo kita bersenang-senang," Elsheva mengajak.
"Kita party, Chels," Nathalie menyahut.
"Malam ini? Sepertinya aku tidak bisa. Aku sedang tidak ada di Indonesia."
"Kau dimana, Chels?"
Chelsea nampak berfikir, kapal pesiar sudah membawanya berlayar entah sampai kemana ia tidak tahu. Terakhir kali ia masih berada di China. "Aku di China," jawabnya pada akhirnya.
Nathalie dan Elsheva saling tatap.
"Wow, untuk urusan bisnis?"
"Kau benar-benar menjadi perempuan kaya raya sekarang?"
Chelsea tersenyum canggung.
"Kapan kau kembali?"
"Aku tidak tahu, mungkin beberapa hari lagi," jawab Chelsea kemudian. Ia melihat perubahan ekspresi dari kedua temannya, ketika menoleh ke belakang, Chelsea terkejut menyadari Benedict di belakangnya tengah menyesap minuman, ia gegas berpindah posisi. Jangan sampai kedua temannya itu mengetahui bahwa ia bersama Benedict.
"Chels, kau bersama dia?" Nathalie menebak.
"Kalian bersama?" Elsheva turut menyelidik.
Chelsea mendesah berat, kepalanya mengangguk pelan.
"Wow, apa yang kalian lakukan berdua?"
"Kau ber—"
"Shut up!" Chelsea memotong. "Aku tengah menghadiri pesta, jangan berpikiran kotor," protesnya kesal.
Kedua temannya terkekeh.
"Pesta? Di tengah laut?" ujar Elsheva menyadari background lautan lepas pada layar ponsel.
Chelsea kembali merutuk saat tidak seharusnya memperlihatkan lautan lepas di belakangnya. "Ya," jawabnya pada akhirnya.
"Wow!"
"Apa itu semacam pesta di kapal pesiar mewah, Chels?" Nathalie terlihat antusias.
Chelsea mendesah berat. "Mungkin," sahutnya singkat.
Kedua temannya memekik histeris.
"Apa pekerjaan Benedict, Chels?"
Chelsea melirik gelisah pada Benedict, ia harus waspada, jangan sampai pria itu mendengar ghibahannya bersama kedua temannya.
"Bukankah kau mengatakan bahwa dia pria yang mengerikan?"
Chelsea kelabakan. "Oh, aku tidak bisa mendengar suara kalian. Halo, Els, Nath?" ia sengaja membuat seolah-olah sambungan telepon bermasalah. Kemudian ia mengakhiri panggilan video call tersebut. "Bisa celaka kalau mereka bertanya macam-macam, huh!" gumamnya pelan.
Di tempat lain, Nathalie dan Elsheva saling tatap.
"Kau merasa dia sangat mencurigakan bukan?" Nathalie berujar.
Elsheva mengangguk, kemudian terdiam nampak berfikir.
"Apa yang kau pikirkan?" Nathalie berujar.
"Bukankah ini terlalu klise? Benedict adalah orang yang menyandera Chelsea sebelumnya, sekarang mereka berdua menjalin hubungan. Tawanan spesial? Mafia dan gadis kecil? I love you, mafia? Atau, mencintai tawananku? Menurutmu judul mana yang cocok?" Elsheva mengutarakan idenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chelsea : I Want You (End)
General Fiction(18+) Kehidupan Chelsea berubah sejak seorang pria asing membawanya paksa ke sebuah rumah mewah dengan fasilitas lengkap. Entah apa yang mendasari pria asing tersebut menculiknya ketika keadaan kampus bahkan ramai dengan mahasiswa dan mahasiswi. Tap...