17. Seattle

2.7K 290 13
                                    

Chelsea termenung di atas sofa, tak ada yang bisa ia lakukan, atau tak ada satupun manusia yang bisa ia ajak bicara. Pikirannya tengah melanglang jauh memikirkan alasan kenapa seorang Benedict yang mempunyai bayang-bayang mafia di belakang identitasnya menculiknya.

Di telisik lebih dalam, ia tak pernah mempunyai masalah dengan orang lain, tak pernah mengenal dunia malam yang terlalu bebas, mungkin ia pernah beberapa kali clubbing dan tak menimbulkan masalah jika seandainya seorang Benedict mengenali wajahnya dari dunia malam itu. Ia bukan gadis polos yang hanya berkutat dengan buku tebal serta menghabiskan waktu di dalam rumah. Chelsea termasuk gadis populer yang sering hang out bersama Natalie dan juga Elsheva.

Tapi kenapa?

Siapa yang menjadi musuh Benedict dan mengharuskan dirinya menjadi sandera?

Chelsea mengerjap mengingat terakhir kali hampir tertabrak mobil malam itu. Apa yang terjadi sebenarnya? Ia hanya bisa menerka dan menebak, karena tak ada satupun makhluk di dalam hunian bergaya eropa itu yang akan memberikan informasi padanya.

Sebenarnya ada, hanya saja bahasa seekor anakan harimau yang merupakan satu-satunya mahkluk hidup yang mau mendengarkan ia bicara tidak akan mungkin ia pahami.

Chelsea terheran mengawasi Bibi Jane yang sejak tadi bolak-balik menuruni tangga, ia menghampiri. "Bibi Jane?"

Bibi Jane menghentikan langkah kakinya. "Iya, Nona."

"Ada apa? Kenapa Bibi sejak tadi naik turun tangga?"

"Tidak, Nona. Saya hanya mempersiapkan barang-barang Tuan yang akan dibawa ke luar negeri."

"Luar negeri?" Chelsea membeo.

"Benar, Nona," Bibi Jane mengangguk. "Saya permisi."

Chelsea berjalan perlahan menuju sofa, meraih bantal untuk diletakkan di pangkuannya, ia memangku wajahnya dengan sebelah tangan. "Dia akan keluar negeri?" gumamnya nampak berfikir.

Tengah termenung tiba-tiba Bastian menghampirinya. "Nona, anda harus bergegas."

Chelsea mendongak. "Bergegas? Kemana?"

"Anda akan mengikuti Tuan dalam perjalanan kali ini."

"Ha? Ke luar negeri?"

Bastian mengangguk. "Benar, Nona. Silahkan, Tuan tidak suka menunggu," ujarnya memperingati.

Rasanya Chelsea ingin menolak, tapi, ia masih cukup waras untuk tidak menyerahkan diri sebagai santapan Harimau peliharaan pria itu. "Aku akan mengepak bajuku," ujarnya lesu.

"Tidak perlu, Nona. Bibi Jane sudah membereskan perlengkapan anda."

Chelsea melongo. "O-h, baiklah," ucapnya kemudian, mengikuti langkah kaki Bastian.

Dalam perjalanan, Chelsea memperhatikan mobil yang ditumpangi Benedict yang berada di depannya, sedangkan di belakang terdapat mobil berisi para bodyguard. Ia mendesah, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa ia harus terlibat?

Mobil berhenti di sebuah bandara, saat keluar, Chelsea tercengang melihat jet pribadi terparkir di hadapannya, huruf D'K tercetak besar dalam body pesawat tersebut. Sejenak Chelsea terdiam, sepertinya ia pernah melihat simbol dua huruf itu.

 Sejenak Chelsea terdiam, sepertinya ia pernah melihat simbol dua huruf itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chelsea : I Want You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang