58. pertunjukan waktu

1.2K 53 9
                                    


Chelsea memberanikan diri memeluk tubuh Benedict. "Ini bukan pelukan perpisahan, aku hanya ingin memelukmu," ungkapnya jujur.

Sudut bibir Benedict terangkat simpul mendengar ucapan Chelsea, sebelah tangannya melingkar di tubuh Chelsea serta mengusap punggungnya.

"Boleh aku meminta satu permintaan darimu?" Chelsea mendongak.

"Apa?" Benedict menyahut.

"Apa kau menyukaiku?"

Benedict bergeming.

"Kau tidak bisa menjawab?" Chelsea lekat memperhatikan wajah pria yang sudah membuatnya tergila-gila.

Benedict masih diam.

"Berjanjilah padaku, kau harus kembali dan mengatakan kau menyukaiku, Ben. Atau paling tidak katakan kalau kau tidak membenciku," Chelsea terlihat bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Benedict tidak bersuara, ia menatap dalam perempuan dalam pelukannya.

Chelsea menarik tubuh Benedict agar merendah, kemudian ia melabuhkan kecupan di pipinya. "Kau harus selamat, Ben," ucapnya tersenyum manis.

Benedict sungguh terkejut merasakan kecupan singkat di pipinya, ia memperhatikan sang pelaku yang tersenyum padanya. Tanpa satu kata, ia berbalik menuruni tangga kemudian masuk ke dalam mobil.

Chelsea menatap nanar rombongan mobil yang perlahan meninggalkan halaman, ia meremas kedua jemarinya. 'Ya Tuhan, ku mohon selamatkan mereka semua,' doanya dalam hati.

Neron menepuk pundak sang cucu. "Mereka akan baik-baik saja, kau tenanglah," ujarnya menenangkan.

Chelsea menoleh, kedua sudut bibirnya memaksakan senyuman. "Hal seperti ini sudah sering terjadi, Kek?" tanyanya.

Neron mengangguk. "Sebab inilah Kakek tidak merestui hubungan ibu dan ayahmu dulu."

Chelsea mengerti, Kakeknya pasti khawatir jika ibunya memilih seorang pria yang tidak bisa melindungi, karena lingkup kehidupan keluarga ibunya sangat mengerikan.

"Itu juga berlaku untukmu, Sea," Neron melanjutkan. "Kakek tidak akan membiarkan kau bersama laki-laki yang tidak bisa melindungimu, karena bukan hanya perlindungan yang Kakek harapkan, tapi seorang laki-laki yang kuat dan kejam, laki-laki seperti itulah yang pantas bersanding denganmu. Karena Kakek tahu umur Kakek tidak lama lagi, Kakek tidak bisa melindungimu," tuturnya serius.

Chelsea tertegun. "Jangan katakan seperti itu, Kek. Kakek harus ada saat aku menikah nanti, Kakek harus melihat dan menimang cucu buyut Kakek," balasnya terenyuh dengan kalimatnya sendiri.

Neron terkekeh. "Kau benar, kau harus memberikan keturunan untuk keluarga Neron."

Chelsea turut tersenyum, untuk sejenak bisa berhasil melupakan hal mengerikan yang akan terjadi pada Benedict dan Luke.

***

Brak!!

Mobil yang dikemudikan Benedict mendapatkan benturan keras dari sisi kanan dan terdorong hingga menghimpit tebing.

"Brengsek!"

"Brengsek. Keluar dari mobil," Benedict memerintah, namun dorongan yang keras membuat kakinya terjepit.

Bastian memberi perintah pada anak buahnya untuk mendekat dan menyelamatkan. Sementara Christian mencoba memecahkan kaca mobil karena pintu tidak bisa dibuka.

"Brengsek!" Benedict berusaha keras menekan gas namun tidak berhasil ketika dorongan kuat menghimpitnya dari sisi kanan, bahkan body mobilnya mulai penyok perlahan.

Chelsea : I Want You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang