18+
Jika ada kalimat yang salah tolong bantu revisi ya gaess..
Happy reading!! 😚
∆∆
Benedict mengalihkan tatapannya pada luar jendela setelah menerima telepon dari Christian. "Chelsea kabur," ucapnya.
Bastian yang tengah mengemudi menoleh sekilas. "Apa Mr. Fernandez menemukannya, Tuan?"
Benedict tampak berfikir. "Bukan, tapi wanita itu yang membawanya."
"Kita perlu membawanya kembali, Tuan?"
"Tidak perlu, biarkan saja," tanggap Benedict menyenderkan kepalanya.
Bastian yang tak fokus pada jalan di depannya terkejut melihat seseorang berdiri tepat di depan mobilnya. Ia menekan rem kuat menyebabkan bunyi nyaring dari ban berdecit tergesek aspal. "Nona Chelsea?" gumamnya menyadari seorang wanita yang berdiri di depan mobilnya.
Benedict melirik sekilas pada gadis yang berdiri di sana, ia kembali melanjutkan menyenderkan kepala bahkan kini menutup matanya. "Jalan," perintahnya.
Chelsea membuka mata saat tak merasakan tubuhnya terpental atau apapun itu, ia terduduk karena terlalu terkejut posisinya hanya berkisar satu jengkal dengan kendaraan tersebut. Namun saat melihat siapa pria di balik kemudi ia merasa menemukan penyelamat.
Chelsea berdiri, mengetuk kaca mobil belakang. "Benedict, tolong aku, Benedict," ujarnya mengetuk-ngetuk kaca mobil.
Bastian melirik ke belakang saat tak melihat respon apapun dengan majikannya. "Tuan?"
"Jalan," perintah Benedict tak menganggap keberadaan Chelsea.
"Bastian, tolong aku, ku mohon," Chelsea beralih mengetuk kaca bagian kemudi, wajahnya kembali basah dengan air mata, ia terus mengetuk-ngetuk kaca mobil milik Benedict, namun sama sekali tak di indahkan. "Benedict ku mohon.." ratapnya pilu.
Namun lagi-lagi usahanya tak membuahkan hasil saat kendaraan roda empat itu melaju meninggalkannya, Chelsea terisak perih menyaksikan Benedict tak berniat membantunya, ia menoleh takut ke belakang dan mulai berlari menyusuri jalan, berharap pria-pria tadi tak menemukannya.
Benedict tak mau tahu dan peduli dengan apa yang terjadi dengan Chelsea, namun menyaksikan wajah ketakutan gadis itu membuatnya menghembuskan nafas pelan. "Bas, putar balik," perintahnya.
"Baik, Tuan."
Bastian memutar balik kendaraannya, ia tahu bahwa majikannya ingin menolong gadis malang itu. Ia menghentikan kendaraan tepat di samping Chelsea, kemudian membuka pintunya. "Masuklah, Nona."
Chelsea terheran melihat sebuah mobil berhenti di sampingnya, namun setelah menyadari pemilik kendaraan tersebut adalah Benedict, ia segera masuk ke dalam. Tubuhnya masih bergetar karena ketakutan, bahkan ia sama sekali tak berani menoleh ke sisi kanannya, dimana Benedict berada.
"Minum, Nona," disela mengemudi Bastian menyerahkan botol air mineral yang langsung diterima Chelsea.
Bahkan untuk berucap terimakasih Chelsea tak sanggup karena terlalu gemetar, baru sedikit ia meneguk minumannya, botol tersebut terjatuh, Chelsea terisak menunduk mengambil botol yang isinya telah tumpah membasahi kendaraan milik Benedict. Ia butuh minum untuk menenangkan diri, tidak peduli botol tersebut kotor setelah terjatuh, ia hendak meminum air yang sisa sedikit.
Namun tiba-tiba Benedict menahan botol yang hampir menyentuh bibir Chelsea, ia mengambil dan membuangnya ke tempat sampah.
Tangis Chelsea pecah, ia tergugu menunduk menyembunyikan wajahnya di dada Benedict. Ia ketakutan, memori dua pria yang hendak memperkosanya berputar di kepalanya membuat tubuhnya bergetar, ia menutup mulut dengan kedua jarinya untuk meredam suara tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chelsea : I Want You (End)
General Fiction(18+) Kehidupan Chelsea berubah sejak seorang pria asing membawanya paksa ke sebuah rumah mewah dengan fasilitas lengkap. Entah apa yang mendasari pria asing tersebut menculiknya ketika keadaan kampus bahkan ramai dengan mahasiswa dan mahasiswi. Tap...