Chels, kau harus datang malam ini.
Kita beri kejutan untuk Elsheva.
Chelsea membaca pesan yang dikirimkan Nathalie padanya. Sejenak ia tengah berfikir dan menyusun rencana bagaimana keluar dari kediaman Benedict, terlebih mendapatkan izin dari pria itu. Meskipun ia sudah pernah meminta izin dua kali sejak kembali dari negara tirai bambu, namun pria itu masih tidak memberinya izin untuk bertemu dua temannya.
Untuk ulang tahun Elsheva. Kita harus merayakan bertiga.
Chelsea kembali membaca pesan yang baru saja ia terima. "Bagaimana aku keluar dari sini?" gumamnya mulai berfikir.
"Apa aku harus menelepon Kakek?" Sepertinya itu bukan ide yang buruk, kakeknya akan selalu menuruti keinginannya, hanya masalah kecil berupa izin dari Benedict pasti akan ia dapatkan bukan? Hoho. Chelsea memang pintar.
Menuruni tangga dengan tergesa, Chelsea mencari keberadaan Benedict yang tidak terlihat batang hidungnya. "Dimana pria itu?" gumamnya pelan. "Kau tahu dimana Benedict?" tanyanya pada salah seorang maid yang menunduk hormat ketika melihatnya.
"Tuan ada di kolam belakang, Nona," jawab maid tersebut.
Chelsea mengangguk, kemudian melangkah menuju tempat yang dikatakan sang maid. "Jika aku tidak bisa mendapatkan izin darinya, aku akan menelepon Kakek untuk mengancamnya," Chelsea terkekeh. "Aku sungguh pintar," imbuhnya sangat bangga pada dirinya sendiri.
Di sebuah kolam renang yang panjang, Benedict tengah berdiri angkuh dengan tangan terlipat di dada serta tatapan elangnya menyorot pada seorang pria yang berada di tengah kolam.
"Kalau kau muncul ke permukaan dalam waktu kurang dari enam puluh menit, kau harus mengulangnya dari awal," suara Benedict terdengar mengerikan.
Seorang pria yang tengah menjalani hukuman hanya bisa menghembuskan nafas dalam ketika ia benar-benar tidak sanggup menahan nafas dalam air selama enam puluh menit. Di menit ke lima puluh ia sudah gagal, dan harus mengulanginya lagi dan lagi, ia harus dapat menahan nafas dalam air selama batas waktu yang hanya bisa ditentukan oleh sang majikan.
"Satu detik sama dengan hukuman enam puluh menit. Kau melewatkan waktu satu jam untuk melihat tubuhnya. Kau harus menerima hukuman 3.600 detik, atau setara dengan 216.000 jam berada di dalam air."
Bastian tahu jika apa yang diucapkan majikannya bisa benar dan salah, 216.000 jam, bahkan lima tahun waktunya tidak akan cukup untuk membayar hukuman. Ia tahu bahwa Benedict terlalu membesar-besarkan, dan ia juga tahu jika akan mendapatkan hukuman mengerikan, namun tidak pernah disangka bahwa ia harus dihukum dalam air. Kesalahan apa yang dibuat Bastian sehingga membuat seorang Benedict menghukumnya cukup ekstrim?
"Bastian?"
Sejenak Bastian bisa bernafas lega ketika malaikat penolongnya hadir, ia merasa tenang dalam hati ketika melihat kehadiran Chelsea.
"Apa yang terjadi?" Chelsea melihat pada Bastian di tengah kolam juga pada Benedict yang terdiam acuh.
"Jangan ikut campur, kau sebaiknya kembali," Benedict berucap sangat dingin.
Chelsea memperhatikan Bastian yang seakan memohon padanya, ia ingat ucapan Bastian yang meminta bantuannya ketika terjadi hal buruk. Apa yang dimaksud adalah sekarang? "Kesalahan apa yang kau lakukan?" ia bertanya pada Bastian.
"Chelsea," Benedict memperingati.
Chelsea tidak takut. "Katakan padaku, Bastian," ia mendekat ke tepi kolam.
"Aku sudah memperingatkanmu," Benedict mulai mengancam.
"Aku akan membantumu, katakan padaku, Bastian," Chelsea tidak peduli jika pada akhirnya Benedict akan melemparkannya ke kandang harimau karena ia sudah berani melawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chelsea : I Want You (End)
Ficção Geral(18+) Kehidupan Chelsea berubah sejak seorang pria asing membawanya paksa ke sebuah rumah mewah dengan fasilitas lengkap. Entah apa yang mendasari pria asing tersebut menculiknya ketika keadaan kampus bahkan ramai dengan mahasiswa dan mahasiswi. Tap...