7. Kopi

3.4K 298 17
                                    

Chelsea menyentuh kepalanya yang masih terasa berputar. Pandangannya silau akibat cahaya matahari yang bersinar terang. Ia terdiam mengingat sesuatu yang sepertinya ia lupakan.

Ia tersadar dan mengangkat jarinya yang kini sudah terbalut handsaplast. Siapa yang melakukannya? Tidak mungkin pria itu, kan? "Astaga, makalahku!" pekiknya tersadar tugasnya masih belum selesai ia kerjakan.

Membuka laptopnya dan mulai melanjutkan ketikannya yang masih belum rampung. Melihat jam yang sudah hampir siang, ia gegas mandi kilat. Berganti pakaian super cepat, mengikat rambutnya asal, dan berlari keluar dengan membawa laptop. Duduk di meja pantry yang sudah disediakan sarapannya.

Tidak ingin membuang waktu dengan sia-sia, Chelsea melanjutkan ketikannya pada laptop sesekali menyuapkan sarapan pagi ke mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ingin membuang waktu dengan sia-sia, Chelsea melanjutkan ketikannya pada laptop sesekali menyuapkan sarapan pagi ke mulutnya.

"Junior, aku sedang tidak ingin bermain denganmu. Jangan menggangguku," peringat Chelsea menyadari kehadiran anakan Harimau yang mendekat ke arahnya. Suaranya terhambat roti yang ia gigit.

Mengabaikan hewan buas itu. Chelsea sibuk menyelesaikan makalahnya yang kurang sedikit lagi. "Kau kesepian karena majikanmu sudah berangkat bekerja, kan?" tanyanya tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptop.

Tidak ada jawaban. Memang apa yang bisa hewan itu ucapkan.

Chelsea membereskan buku serta laptopnya sesaat sudah selesai mengerjakan makalah. Tinggal di cetak saja. Sebelum berangkat ia menyempatkan diri mengusap bulu halus berwarna oren itu. "Aku berangkat dulu, Junior King. Jangan merindukanku," kekehnya. Sepertinya ia mulai gila, mungkin memang benar. Dalam istana mewah itu hanya Junior King yang bisa ia ajak bicara bebas. Menyedihkan.

***

"Chels, kau sudah mendapatkan balasan dari instansi tempatmu magang?"

Chelsea menggeleng. "Belum. Bagaimana denganmu?"

Natalie menggeleng. "Aku dengar ada perusahaan baru yang menerima anak magang seperempat dari karyawannya. Kau mau mendaftar?"

"Perusahaan apa?"

"Tekstil."

"Aku masih menunggu balasan. Dua hari lagi mereka mengatakan akan memberiku jawaban. Kalau mereka menolak aku akan mendaftar di tempat yang kau maksud."

"Baiklah.. aku dan beberapa angkatan akan ke perusahaan itu nanti."

"Bagaimana dengan Elsheva?"

"Dia sudah mendapatkan tempat magang. Di sebuah kantor instansi pemerintah."

"Wow.. dia sangat beruntung."

"Tentu saja, orangtuanya termasuk dalam jajaran pemerintahan itu."

"Sebenarnya kau juga sama, Nath. Ayahmu seorang profesor di kampus ini. Mudah bagimu meminta bantuannya."

Chelsea : I Want You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang