"Perempuan memang mudah menangis," Benedict berucap acuh.
"Mereka mahkluk yang mudah berkamuflase, menggunakan airmata sebagai senjata melumpuhkan kaum lelaki," Luke menyahut asal.
"Jika kau berhasil dilumpuhkan oleh itu, mungkin kau telah jatuh cinta dengannya," Neron memperingati.
"Dalam beberapa kasus aku berhasil dilumpuhkan bukan karena cinta, tapi karena sebuah kebutuhan," Luke tersenyum tanpa dosa. "Dan kau, kau sudah berhasil dilumpuhkan sepupuku bukan?" ia menatap pada Benedict.
Benedict beranjak. "Itu bukan suatu hal yang harus kau pikirkan."
"Kau tidak akan pernah mendapatkan restu dariku. Aku tidak akan sudi menerimamu sebagai bagian dari keluarga Neron," ucap Luke tajam penuh ancaman.
Benedict yang beberapa langkah berjalan membalikkan tubuh. "Apa aku perlu restu?" ia tengah menyindir. "Dan kenapa aku harus menjadi bagian dari keluarga Neron? Margaku adalah D.K, sampai kapanpun akan tetap sama," ia menyeringai sebelum benar-benar berlalu.
Luke naik pitam, ia berdiri tengah tatapan tajam. "Kau lihat, Kek. Dia pria yang sangat angkuh, aku sangat membencinya, dari dulu sampai sekarang. Tidakkah kau melihat bagaimana kejamnya dia? Bagaimana bisa kau membiarkan Sea bersama pria mengerikan itu," ocehnya meluapkan amarah.
Neron berdiri dengan menggunakan tongkat. "Aku lebih tenang meninggalkan Sea bersama pria itu daripada bersama denganmu," tanggapnya acuh.
Bola mata Luke melebar. "What the fuck. Are you fucking kidding me?" ia mengumpat seraya memperhatikan Neron yang keluar ruangan. "Wah, aku tidak percaya ini. Hahaha," ia tertawa sumbang. "Go to hell, Kakek tua!" hardiknya kemudian.
***
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chelsea : I Want You (End)
Fiksi Umum(18+) Kehidupan Chelsea berubah sejak seorang pria asing membawanya paksa ke sebuah rumah mewah dengan fasilitas lengkap. Entah apa yang mendasari pria asing tersebut menculiknya ketika keadaan kampus bahkan ramai dengan mahasiswa dan mahasiswi. Tap...