"Ball— i mean Cessa kau dari mana saja kita sedari tadi mencari mu" omel Grace dengan napas terengah-engah bersama ketiga orang di belakangnya.
Ballen hanya memutar bola mata malas sedangkan orang di sebelahnya menatap tajam kedua temannya yang sedang meneguk salivanya kasar.
"Let's go from here" setelah itu Ballen dan kedua sahabatnya pergi meninggalkan ketiga orang yang tengah berdiri dengan keadaan hening.
"Kenapa bos jalan mu seperti orang pincang? Apakah milikmu Habis di pukul?" Axon semakin menatap tajam kedua temannya yang kini menggaruk tengkuknya tak gatal.
"Eum b-bercanda bos jangan tatap kita sepeti itu, enthar gue terhaktir minum aer potih" ucapan tersebut mendapat toyoran dari teman di sebelahnya.
"Jef lo kalo mau traktir jangan gitu juga kali, lo kira Austin gak bisa cuman beli air putih doang hah? Lo itu tajir tapi kelakuan kaya monyet dan satu lagi bahasa indonesia lo itu kayak tai jadi gak usah belagu kalo gak bisa ngomong bahasa indonesia" cerocos temannya lalu ditoyor balik oleh Jef.
"Shut up per motor kau saja tak pernah mentraktir kita. Bos saja yang lebih kaya tak pernah mempermasalahkan apalagi dia bill aww" Jef langsung bungkam ketika mendapat lirikan dari temannya yang mengarah pada Axon yang menatap tajam.
"Mari ke kantin sudah waktunya kita bersantai" ucap Jef merangkul bahu kedua sahabatnya.
Sesampainya di kantin mereka mendapat teriakan histeris dari para siswi kecuali ketiga orang yang masih asik dengan makanan nya.
"Ni kantin atau konser karoke sih ribut amat njing ganggu gue makan aja" gerutu Grace tapi tak di hiraukan kedua sahabatnya.
"Napa lo dari kayaknya mood lo jelek, atau lo di apa-apain sama tuh cowo?" tanya Grace.
"Gak" ketus Ballen.
"Oh God lo kenapa sih? Lo marah sama kita gara-gara tadi kita tinggal. Kan lo sendiri yang mau dari pada kita di hukum" ucap Edric.
"Gue sebell!!" Pekik Ballen membuat beberapa murid menatap mereka dan ternyata mereka sadar bahwa sekarang terdapat murid baru.
"Diam kalian semua atau kalian jadi bahan bully kita" ucap Grace yang tau mood sahabatnya jelek dan tak ingin di ganggu.
"Cih kalian hanya murid baru, kalian tidak berkuasa disini!! Yang berkuasa disini adalah aku!!" Bentak seorang gadis membuat satu kantin seketika hening karena takut.
"Baru tau aja dia seberapa hebatnya kita" gumam Edric dibalas smirk Ballen dan Grace.
"Tunggu aja sampai tu anak membangkang" balas Ballen memainkan ponselnya lalu bersandar pada bahu Edric yang duduk di sampingnya.
Sepasang mata tajam terus melihat kegiatan mereka bertiga seolah mereka mangsa selanjutnya untuk di terkam. Tangannya mengepal ketika melihat gadis yang menolak pesonanya sedang menyandarkan kepalanya di bahu lelaki lain.
"Hey aku bertanya padamu! berani-beraninya kau tak menjawab pertanyaanku!!" Ucap seorang gadis mendekati meja Ballen lalu menyemburkan jus ke kepala Grace.
"Sialan kurang ajar sekali kau bitch!!Kau berani melawanku hah!! Bisa saja aku membully mu lebih parah dari ini!!" Semua mahasiswa tercengang ketika baru pertama kali ada yang membentak the main famous Bully Queen of Campus.
"Kau berani sekali membentak ku!! Sepertinya kau harus diberi pelajaran!! Guys seperti biasa lakuin aksi kalian" ucap nya kepada ketiga teman dibelakangnya.
Byur
Plak
Grace kembali disiram jus dan ditampar oleh salah satu teman Queen bully tersebut. Para mahasiswa mulai berbisik ketika kedua temannya acuh padahal Grace sedang di bully membuat mereka memberi komentar negatif terhadap dua orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Girl[End]
Romance21+ MENGANDUNG ADEGAN DEWASA&EROTIS!! "Sepertinya dia mengeras sayang" bisik Ballen menggigit bibir bawahnya menggoda menatap lelaki didepannya ------- Francisca Larayne Ballen menerima tantangan untuk menggoda salah satu lelaki di club , bukan kar...