Ballen menuruni tangga mansion dan melihat kedua sahabatnya yang sudah ada di meja makan.
"Buongiorno"
"Buon giorno caro" Sapa Edric mengecup pipi Ballen sedangkan Grace hanya sibuk memakan spagettinya.
Ballen duduk di samping Grace dan berhadapan dengan Edric lalu mulai mengoles selai Cery. Ia mulai memakan sarapannya sesekali melirik kearah Grace yang hanya acuh memakan spagetti. Ballen menghela napas sebelum meletakan rotinya ke piring.
"Grace i'm sorry for last night , entah apa yang terjadi dengan gue. Tapi gue gak bermaksud nyakitin lo dan Edric. Maaf gue gak tau kalau kalian selalu nunggu gue setiap malam sedangkan gue asyik sendiri. Gue cum—"
Ucapan Ballen terputus ketika Grace membanting garpu yang ia gunakan untuk memakan spagetti lalu mengambil tasnya bersiap pergi dari sana .
"Grace please jangan seperti ini, jika kau ingin marah dan mengomel padaku kau bisa lakukan itu sekarang tapi jangan menghindar itu membuatku sakit" ucap Ballen memeluk Grace dari belakang yang tadi sudah melangkah.
Grace menyentak tangan Ballen sebelum berbalik menatap Ballen yang juga menatapnya.
"Lo membuang waktu gue untuk pergi ke kampus" ketus Grace.
"Kalau lo belum maafin gue, it's okay. Lebih baik lo pergi ke kampus aja bareng Edric. Gue mau lanjut sarapan dulu" Ballen berbalik berusaha menahan air matanya entah jika menyangkut sahabat ia selalu cengeng jika ada hal seperti ini terjadi. Ballen mulai memakan rotinya sebelum merasa ada yang memeluk lehernya.
"Gue udah maafin lo babe"
Cup
Grace mengecup pipi Ballen yang kini berbalik menatap dirinya cemberut.
"Peluk" rengek Ballen membuat Grace terkekeh lalu membiarkan Ballen mendusel-duselkan wajahnya di dadanya.
"Manja banget sih lo" ucap Grace.
"Pengen aja, jarang gue manja sama lo. Bersyukur nih gue masih kalem nanti udah kaya biasanya lo malah gak nyesel manjain gue" ucap Ballen membuat Grace memutar bola mata malas.
"Gue janji gue gak akan deket dengan dia dan akan selalu bersama lo berdua" ucap Ballen tegas.
"Hey gue gak ngelarang lo untuk sama Austin tapi lo harus bisa jaga postur sebagai seorang Francisca Larayne Ballen. Kalau dia nyakitin diri lo , gue dan Edric yang akan balas dia"
"Damn it gue terharu. Gue sendiri udah sadar dengan apa yang gue rasain" ucap Ballen.
"Meskipun gue menyadari perasaan berbeda dengan dia tapi gue gak akan pernah bisa karena dia hanya menganggap gue sebagai partner" lanjut Ballen menghela napas sedih.
"Santuy aja cowo bule disini banyak tinggal nunggu yang modelan gak brengsek"
"Melow aja terus lo pada lupain gue" Ballen dan Grace tertawa sebelum menarik tangan Edric mengajak untuk ke kampus bersama dengan Ballen yang mengemudi dengan atap mobil yang sengaja mereka buka.
Sesampainya di kampus mereka turun dari mobil dan menuju kantin kampus sekedar bersantai sambil memesan minuman.
"Hai" sapa seseorang.
"Ouh hai Marcus, gabung lah bersama kami" ucap Ballen menepuk bangku kosong disampingnya.
"Apakah boleh? Aku tidak enak jika nanti ada gosip aneh berhubungan dengan kalian" Grace mendengus entah kenapa dia tidak suka dengan pria bernama Marcus ini.
"Kalau tidak ingin ya sudah pergi saja, dan pasti kau takut jika bergabung dengan anak pembuat ulah kan?" Marcus gelagapan karena tudingan dari Grace.
"T-tidak bukan begitu....baiklah aku akan duduk bersama kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Girl[End]
Romansa21+ MENGANDUNG ADEGAN DEWASA&EROTIS!! "Sepertinya dia mengeras sayang" bisik Ballen menggigit bibir bawahnya menggoda menatap lelaki didepannya ------- Francisca Larayne Ballen menerima tantangan untuk menggoda salah satu lelaki di club , bukan kar...