"Say good bye tonight" ia tersenyum smirk melihat target yang tengah berjalan menjauh membawa sebuah paper bag.
Ia berjalan layaknya tidak mengetahui apapun sambil mengikuti targetnya hingga ada seorang wanita yang menggandeng targetnya lalu wanita itu mengecup pipi dan menerima paper bag dari pria yang merupakan target.
"Sebelum kalian bersenang-senang jangan harap kalian bisa hidup karena kesenangan kalian berada di Neraka" ia mengambil pisau di saku celananya.
"Hey kenapa kau mengikuti kami? Kurasa kau selalu berada di belakangku" tanya pria itu.
"Maaf sir, aku orang baru disini. Aku ingin mencari alamat ini tapi tak ada orang yang membantuku" ucapnya menyodorkan sebuah kertas.
"Ahh alamat ini tidak jauh dari sini. Kau hanya perlu lewat ke jalan bagian utara dan di situ kau bisa belok ke kanan"
"Terima kasih sir, aku pergi dulu sekali lagi terima kasih atas bantuannya" ia berbalik menjauhi mereka dan kembali menatap ke belakang melihat pria itu mengendarai mobilnya .
Dia menaiki mobil spot nya lalu mengikuti mobil pria itu. Dering ponsel mengganggu dirinya yang berkendara.
"Fuck siapa ini" ia mengambil ponselnya.
"Bisakah kau—"
"..."
"Ahh maaf sir aku kira ini telepon dari temanku, target sudah ada di depan mata. Kau hanya perlu menunggu berita kematian mereka di televisi"
Setelah selesai menelpon dengan cepat dia melaju melewati mobil itu dan menghadangnya. Ia membawa pistol dan peralatan lain yang nantinya di butuhkan.
"Hey beraninya kau.. kau adalah orang yang meminta alamat itu kan!! Apa masalahmu padaku" ucap orang itu keluar dari mobil.
"Shut up" ia menodongkan pistol ke arah pria itu.
"Hey aku tak ada urusan padamu, jangan berani-beraninya kau melawanku atau kau akan ku bunuh. Tandinganmu bukan diriku bocah" gadis itu tertawa meledek karena penuturan dari orang itu.
"Sebelum kau membunuhku aku akan mengirim jasad kalian berdua ke Neraka. Jangan terlalu sombong karena aku tidak takut kau membunuhku"
"Sekali lagi aku tidak ada masalah denganmu!!" Ucap orang itu marah.
"Tapi paman wanitamu memiliki masalah denganmu yang malah menyuruhku membunuh mu bahkan membunuh kalian berdua aku akan lebih senang" ucapnya tertawa iblis.
"Let's play game" gadis itu menembak jantung wanita itu yang kini nyawanya hilang.
"Satu sudah tinggal dirimu saja" ucapnya meniup ujung pistolnya.
"Kau kira aku akan sedih melihatnya meninggal? Justru itulah pembalasan dendamku sialan!! Dan kau jangan mengira bahwa aku selemah itu" satu tembakan melesat di udara oleh pria itu dan munculah anak buah pria itu yang berjumlah 20 orang.
"Sialan kau pria bajingan" saat itulah gadis itu menyerang anak buah pria itu. Pria itu hanya tertawa sambil persandar pada mobilnya, ia yakin gadis itu akan mati namun bagi gadis itu ini hal biasa.
"Kau tidak tau siapa aku brengsek, kau akan terkejut nanti" gadis itu mengambil dua pistol dan empat pisau yang ia selipkan di kedua jemari tangannya. Ia mulai menembak anggota pria itu sambil menghindari tembakan dan mengecoh para musuhnya. Ia juga melempar gas merah beracun kepada lima gerombolan yang mulai dekat dengannya
"Dasar anak buah bodoh" ia terus berlari dan bersembunyi di balik pohon. Untungnya tempat ini sepi dan dekat dengan sebuah hutan ia tidka peduli bahwa ini malam hari. Terlihat sepuluh anak buahnya yang masih bertahan mencarinya karena hilang jejak. Ia mengambil chip seperti jarum dan menarik salah satu tangan musuhnya dan menempelkan di lehernya membuat pria itu pingsan. Mengambil sapu tangan dan menggoreskan pisau di urat nadi pria itu, ia meletakan pisau itu di tangannya lalu kembali memggunakan sapu tangan untuk menghilangkan jejak agar sidik jarinya tak diketahui.
Ia menyerang musuhnya satu persatu hingga semuanya tewas. Ia kembali keluar dari hutan dan melihat mobil pria itu tidak ada.
"Sialan padahal targetku adalah pria bajingan itu!!" Ia menendang batang pohon disebelahnya. Ia tak perduli dengan mayat yang berceceran karena ulahnya. Ia berjalan menuju mobil dengan perasaan kesal tapi raut tegang langsung ia dapat ketika merasakan sesuatu menusuk perutnya.
"S-sialan kau" lirih gadis itu dengan gesit membentur kepala targetnya ke batu besar yang berada di dekat mobilnya.
"Ternyata kau bersembunyi huh?! Aku rasa kau cukup licik. Tapi jangan kau kira kalau aku selemah itu" Ia kembali membenturkan kepala pria itu. Tapi ia kalah cepat karena pria itu memukul perutnya membuat dirinya mendesis kesakitan.
"Fuck!!" Ia mengumpat mau tak mau ia melepas pisau itu dan sedikit menahan sakit. Ia melempar pisau itu tepat di jantung targetnya.
"Sialan pria bajingan, brengsek!! Kau membuatku harus menjalani perawatan" lirihnya berjalan menuju mobil dan memperban perutnya yang terkena tusukan itu.
"No no sialannnn pasti daddy akan memarahiku dan memberiku banyak pertanyaam" lirihnya kesal.
Ia menatap targetnya yang tergeletak. Menyeret salah satu anak buah pria itu dan meletakan tangan anakbuahnya tepat pada pisau dimana ia lemparkan pada targetnya tadi.
"Haha ini balasanmu pria sialan. Meski aku sedikit kesal dengan target ini tapi aku senang bisa menyelesaikan misiku. Kasihan sekali pasti polisi akan bingung siapa yang membunuh kalian mungkin sebelum polisi mencari kalian lebih dulu dimakan hewan buas" ia tertawa sebelum membuka ponselnya dan menelpon seseorang.
"Aku sudah membereskannya, jangan lupa kesepakatam kita sir"
Ia menaiki mobil dan memutuskan untuk pergi menjauh sementara sebelum suruhan ayahnya menemukannya.
Cittttt
"Fucking shit" ia bersandar pada kursi mobilnya. Menghela napas karena bawahan ayahnya menemukan dirinya.
~Naughty Girl~
Ballen mengendap-endap masuk kedalam mansion takut membangunkan kedua sahabatnya yang membuat dirinya di sidang nanti.
Klek
Hell!!
Ballen hanya mengangkat kedua tangannya pasrah ketika lampu mansion hidup dan berjalan santai menuju dapur mengambil wine untuk menghilangkan dahaga selepas kegiatan yang baru dia lakukan.
"Dari mana aja lo? Kenapa muka berantakan gitu? Dan darah?! Apa yang lo lakuin lagi" Grace bersedekap dada seperti seorang ibu yang memarahi anaknya.
"Gue baru aja di hadang anak buah dad"
"W-what!! What happend to you?" Edric yang berjalan lemas menuruni tangga langsung sigap berlari ke arah Ballen dan memutar tubuh Ballen seolah tidak memiliki lecet.
"I'm fine, untungnya gue bisa kabur dari kejaran mereka selepas gue bu.."
"Bu? Bu apa?" Tanya Edric curiga.
"Ballen jangan bilang lo kembali" Grace terlihat menahan napas ketika mendapat reaksi dari Ballen.
"Apa yang terjadi Ballen? Lo udah lama gak lakuin itu dan sekarang?? Apa yang buat lo kembali jadi pembunuh bayaran"
"Gue bukan pembunuh bayaran yang hanya pengen uang. Gue butuh kepuasan, dan kalian tau kalau gue pembunuh berdarah dingin jadi hasrat membunuh gue harus di tuntaskan, understand?" Ucap Ballen menatap kedua sahabagnya dengan manik biru yang menusuk itu.
"Ballen pleasee tell me something. Apa yang buat lo kaya gini. Apa ini kemauan daddy lo? Bahkan lo gak suka sama dia" ucap Grace frustasi.
"Hey it's okay, everything is gonna be fine. Ini memang murni keinginan gue dan hanya menunggu tanggal itu tiba" ucap Ballen sedikit melirih.
"Tanggal apa?"
"Lima hari lagi Axon tunangan dengan gadis pilihan ayahnya dan saat itu juga dad ingin mereka"
~Naughty Girl~
Ingin apa yh?
Btw gw double up yah
Cya
Jangan lupa vote dan komen🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Girl[End]
Romansa21+ MENGANDUNG ADEGAN DEWASA&EROTIS!! "Sepertinya dia mengeras sayang" bisik Ballen menggigit bibir bawahnya menggoda menatap lelaki didepannya ------- Francisca Larayne Ballen menerima tantangan untuk menggoda salah satu lelaki di club , bukan kar...