"Apa kau hanya menganggap ku partner Sex? Tell me Axon!! Tell—"
"YA AKU MEMANG MENGANGGAPMU PARTNER SEX SAJA!!"
Air mata Ballen tak bisa berhenti, ia memejamkan matanya mendengar pernyataan yang terngiang-ngiang di otaknya. Ballen membuka matanya dan menatap Axon sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Aku memang menganggap mu partner tapi—"
"Cukup Axon, aku tau kau hanya menganggap ku partner sex saja. Haha jadi ucapan cintamu saat itu hanya bullshit saja?. T-tapi a-aku merasa benci dengan diriku, mengapa aku terjebak dengan keadaan seperti ini. Mengapa aku dengan mudahnya memberi dengan orang lain yang sekarang hanya menganggap sebagai boneka sex nya saja" Ballen menangis namun tak mengeluarkan isakan.
"Allen—"
"Stop Axon, kau tau aku selalu lemah akan panggilan itu tapi jangan menjadikan panggilan itu sebagai kelemahanku yang diam tak berkutik. Aku tau diri memang aku yang salah disini. Tapi aku melakukan ini untuk bersenang-senang. Aku memang gadis nakal, Banyak orang yang berkata demikian , tapi mereka tidak tau bahwa aku butuh seseorang disampingku" Ballen menarik napasnya lalu menatap Axon.
"Kau tau kenapa aku selalu bersikap nakal di kampus, aku hanya butuh seseorang yang membuatku merasa di perhatikan. Memang aku punya kedua sahabatku tetapi rasanya berbeda. Aku ingin memiliki orang yang menyayangiku, memanjakanku, membuatku bak putri kerajaan t-tapi..."
"Tapi semua itu hanya khayalan diriku saja. Aku tak bisa mendapat perhatian dari yang orang lain lain rasakan kepada keluarganya. Aku tak bisa mendapat rasa sayang dan cinta dari Apa yang namanya keluarga. Aku berusaha mencari orang tersebut tetapi mereka hanya menginginkan tubuhku bukan diriku. Sama halnya seperti mu Axon"
"Ballen bukan begit—"
"Sudah lah mungkin aku yang terlalu lebay, aku ingin berkata bahwa kita cukup disini saja, maksudku aku tidak ingin menjadi partnermu lagi. Carilah orang yang lebih baik dan dapat memuaskan mu selalu Axon." Ballen menghapus air matanya dan menabrak bahu pria itu lalu keluar dari pintu apartment meninggalkan Axon yang mematung mendengar perkataan tersebut.
~Naughty Girl~
"Hey kami men... Ballen what's wrong?" Grace terlihat khawatir serta Edric yang berada di belakangnya menatap khawatir melihat kondisi sahabatnya yang kacau.
Ballen memeluk Grace yang mengajaknya duduk di sofa dengan dirinya berwajah kacau.
"He's jerk, perkataannya membuat ku hatiku sakit" Grace paham apa yang dimaksud oleh sahabatnya tetapi mengapa sahabatnya terlihat kacau seperti ini.
"Dia berkata bahwa aku hanya partner sex nya saja... d-dia"
"Sttt... it's okay jangan teruskan jika itu terasa sakit" ucap Grace.
"Liat saja aku akan membuat pria itu mendapat pelajaran" ucap Edric emosi dan mengelus surai rambut Ballen di pelukan Grace.
"Ballen mungkin suasana hatimu sedang tidak baik tapi aku ingin bertanya dna jawablah sejujur-jujurnya" ucap Grace serius.
"Are you love him?" Ballen mematung. Lalu menggeleng keras.
"No and never, i dont love him. Kenapa lo bicara sampai kesitu" ucap Ballen cukup emosi selepas menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Girl[End]
Romance21+ MENGANDUNG ADEGAN DEWASA&EROTIS!! "Sepertinya dia mengeras sayang" bisik Ballen menggigit bibir bawahnya menggoda menatap lelaki didepannya ------- Francisca Larayne Ballen menerima tantangan untuk menggoda salah satu lelaki di club , bukan kar...