Terbangun dari mimpinya. Ia mengusap kasar wajah yang terlihat gusar. Bisa-bisanya dia bermimpi bahwa Ballen dan Marcus bercinta. Dengan perasaan campur aduk Axon bangun memakai pakaiannya dan ingin ke mansion Ballen mengingat dirinya pernah mengantar gadis itu.
Persetanan dengan malam hari Axon izin para penjaga untuk masuk sebentar. Karena mengingat wajah pria yang pernah mengantar nonanya dia mengizinkan masuk dan seorang maid berjalan memanggilnya.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Apa aku bisa bertemu Ballen? Dia tidak lagi sibuk kan?"
"Maaf tuan nona Ballen, nona Grace dan tuan Edric sedang pergi keluar" jawab maid itu membuat Axon mengernyit.
"Dengan siapa lagi Ballen pergi?"
"Ada seorang pria, sepertinya dia adalah teman kampus nona Ballen" tanpa sadar tangan Axon mengepal mengingat mimpi itu sama.
"Apa kau tau mereka pergi kemana?" Maid itu menggeleng dan menunduk tak tau.
Axon menghela napas kembali dan keluar mansion sambil mencoba menghubungi seseorang.
"Cari lokasi keberadaan Ballen sekarang" beberapa menit kemudian Axon mendapat sebuah alamat yang didapat dari orang kepercayaannya.
Axon melajukan mobilnya menuju sebuah club yang ada pada alamat yang didapatnya. Ia memasuki club melihat Grace dan Edric yang tengah duduk di sebuah bar sambil meminum alkohol.
"Grace, Edric dimana Ballen? Apa kalian melihat gadis itu" Grace dan Edric tak menjawab, mereka malah tertawa meracau. Axon menghela napas karena tak mungkin ia bertanya pada orang mabuk.
Ia memutuskan untuk kembali mencari Ballen berkeliling meski ada beberapa wanita penggoda yang mengajaknya bermain. Langkahnya berhenti ketika melihat Ballen dan Marcus yang berada di dance floor yang terlihat seperti mabuk bahkan tangan Marcus dibiarkan untuk memeluk pinggang Ballen dari belakang.
Sial berani-beraninya pria itu memeluk Ballen.
Axon berjalan ke arah mereka dan menarik tangan Ballen yang membuat Marcus mengikuti Ballen. Ballen memberontak ketika ia diajak turun paksa di dance floor. Melihat tangan Marcus yang masih menggenggam Ballen dia memukul rahang lelaki itu yang sekarang pingsan, mungkin karena teler.
"Kenapa kamu kesini?" Tanya Axon dingin.
"Karena gue di undang" jawab Ballen yang ternyata tidak mabuk.
"Dan kenapa kamu membiarkan Marcus untuk memelukmu" Ballen tertawa dan melipat tangannya di dada.
"Terserah gue mau dia meluk gue, atau orang meluk gue, bukan urusan lo" Axon memendam amarahnya.
"Kita pulang"
"Acaranya belum selesai!! Lo gak berhak larang gue" ucapnya.
"Dan jangan pergi ke club juga!!"
"Bukan urusan lo gue pergi ke club atau gak!! Ngerti!!" Amarah telah dikuasai tubuhnya. Ia menarik paksa Ballen keluar dari club dan menyuruhnya masuk ke mobil lalu menjalankan mobilnya.
Seseorang yang sedari tadi melihat pertengkatan mereka di ujung sana tadi tersenyum menyeringai.
"I got you"
Sesampainya di apartment , Axon menggendong Ballen agar tak memberontak dan sampai di ruang tamu yang luas itu.
"Apa mau lo sekarang!! Kita bahkan udah gak ada urusan!! Bahkan lo cuman anggap gue partner!! Gue juga udah mutusin untuk gak jadi partner lo!! Apa lagi Axon gue capek!!" Ucap Ballen yang selalu lemah berhadapan dengan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Girl[End]
Romance21+ MENGANDUNG ADEGAN DEWASA&EROTIS!! "Sepertinya dia mengeras sayang" bisik Ballen menggigit bibir bawahnya menggoda menatap lelaki didepannya ------- Francisca Larayne Ballen menerima tantangan untuk menggoda salah satu lelaki di club , bukan kar...