01

2.7K 377 50
                                    

Siang ini matahari bersinar terik.

Jaka bersumpah serapah, kenapa juga dia yang harus kebagian menjaga stan UKM Seni Rupa di cuaca seterik ini. Mana kata Megan tadi banyak MABA cantik tapi tentu saja itu cuma bualan Megan karna sejak satu jam Jaka menjaga bersama Dimas tidak ada tanda tanda MABA cantik datang ke sini, palingan tadi ada salah satu anak angkatan mereka bernama Juju yang baru baru ini tertarik ikut UKM Seni Rupa & Fotografi.

Memang mereka nggak duduk di tengah tengah lapangan seperti jaman SMA dulu, tapi ya tetep panas apalagi di sini nggak ada konsumsi sama sekali, bikin makin gerah badan sama jiwa.

"Mana itu si Megan katanya banyak cewek cantik ke sini, yang ada batangan semua gitu." Dimas mengeluh setelah hampir satu jam duduk manis berdampingan bersama Jaka. Dia rupanya tertipu oleh pemuda manis bernama Megan yang sekarang katanya lagi Ishoma, nggak tau itu jujur atau nggak.

"Di tempatnya si Jakarta rame tuh gara gara di puterin lagu kpop, apa kita pake metode begitu Dim ?" Sahut Jaka setelah melihat salah satu status teman di instastorynya.

"Halah palingan bertahan cuma sehari dua hari aja lo tau gimana kerasnya MAPALA kan ? Apalagi sekarang ketuanya Bang Toyib alias Bang Tayo yang modelannya udah macem robot, nggak punya hati." Dimas berkata sambil mengipas-ngibas badannya dengan koran yang tadi dia ambil di pos penjaga.

"Bang Tayo siapa ?"

"Itu si Tara Yosandra disingkat Tayo kan."

Jaka mengangguk paham, teman temannya ini emang suka banget menyingkat nama orang contohnya aja dia sendiri nama sekeren Jandreas Kahfi disingkat jadi Jaka.

Ada juga yang namanya Hanafi Bintoro disingkat jadi Hanbin udah macam idol kpop aja kan, keren.

"Panas panas gini enaknya minum nutrisari sih Dim kata gue," kata Jaka bersandar ke kursi.

"Gue bukan babu lo, beli sendiri sana!"

"Kan gue cuma bilang njing nggak nyuruh lo juga."

"Tapi gue tau tabiat lo ya Jaka tarub."

"Eh nama gue Jandreas Kahfi ya, orang ganteng sefalkutas DKV."

"Ya...ya..suka suka lo aja deh."

Di tengah pergulatan dua sahabat itu datanglah yang ditunggu tunggu oleh mereka. Sesosok perempuan muncul dari koridor, langkah kakinya berhenti di meja tempat Jaka dan Dimas menjaga.

"Halah gue kira MABA cantik apaan cuman Jesya doang." Dimas yang udah semangat 45 mau menyambut orang baru menghela napas ketika melihat ternyata yang berdiri di hadapan mereka cuma seorang kenalannya.

"Idih, terus kalau ada MABA cantik mau lo apain hah ?" Sahut si cantik Jesya itu.

Dimas diem aja nggak membalas omongan Jesya karna selain cewek ini galak, pacarnya Jesya juga nakutin.

"Lo mau ikut gabung UKM kita ? Gabung aja Jes banyak divisinya," ucap Jaka mencoba menghasut Jesya agar ikutan masuk ke UKM ini.

"Emang divisinya apa aja ?" tanya Jesya yang sebenarnya tanpa tau juga udah tau sih. Ya secara Jesya ini dari mulai UKM MAPALA sampai ke UKM SENI RUPA semua udah pernah dia ikutin awal jadi maba dulu, makanya nggak heran kalau anak kampus banyak yang kenal Jesya mana cewek ini juga cantik, pinter, baik, perhatian, penyayang, pokoknya idaman banget sayang dapet pacar akhlaknya macam Arta.

"Nggak usah basa basi udah Jes, ada keperluan apa lo kemari hah? Tumben nggak bucin bucinan sama Mas Jakarta," ucap Dimas sambil diam diam menarik botol minuman yang Jesya taruh di atas meja.

"Jadwal bucin gue sama Arta harus di pending dulu karna doi lagi ngurusin MAPALA," ujar Jesya melirik ke Dimas. "Emang Juju beneran mau masuk sini ya ? Kalau iya syukur deh soalnya ada temen gue juga mau masuk sini." Jesya beralih dari melirik Dimas kini menatap Jaka.

"Siapa ?" Tanya Jaka.

"Ada deh, bentaran juga dia dateng lo berdua tunggu aja."

"Cantik kaga Jes ?" Tentu saja ini Dimas yang menanyakan.

"Cantik, mirip kayak personil girlband kesukaan Arta."

Dimas sudah berbinar binar waktu mendengar kalau cewek yang mau gabung ke sini cantik.

"Namanya aja Jes, siapa namanya ? Anak angkatan kita dong kalau temen lo ?" Dimas masih aja nyerocos ngalor ngidul, penasaran sama teman yang Jesya maksud.

"Nanti kan juga tau. Lo jangan ganjen ke dia Dim, kalau ketahuan ganjen gue jadiin kurban buat tahun depan," kata Jesya mengancam.

Jaka tertawa aja melihat dua temannya ini. Ya emang Jesya selalu seperti ini, nggak berubah sejak SMA. Kenapa Jaka tau ? Karna emang Jaka sama Jesya udah kenal dari lama, semenjak SMP sampai sekarang mereka kuliah semester 4, dari dulu cewek cantik ini emang terkenal galak banget kalau soal menyangkut temen temennya.

"Nah itu, sini..disini woy Euchana!!"

Mendengar nama familiar disebutkan Jaka menoleh dan mencoba mengingat ingat kembali gadis dengan rambut blonde poni yang saat ini sudah berdiri di samping Jesya sambil melemparkan senyuman manis.

"Ini kan Eca anjir gue pikir siapa."

Ucapan Dimas barusan membuat Jaka teringat kembali masa masa sekolahnya dulu, mulutnya ternganga dan matanya membeliak tak percaya kalau gadis yang dulunya jelek, gendut, bau, jerawatan, ternyata satu kampus dengannya.

"Tadaaaa!! Ada Eca yang mau masuk yey." Jesya bersorak sambil memutar tubuhnya sedang Eca sama sama kaget melihat sosok Jaka yang ternyata selama ini jadi teman satu kampusnya.

"Ngapain dia disini ?" Tanya Jaka kepada Jesya.

Dimas menoleh. "Lah ya mau ikut UKM lah anjir lo pikir dia disini mau antri pencairan dana bansos apa ?"

"Kamu masih inget aku ?" Respon Eca sambil menunjuk ke dirinya sendiri.

Sebentar Dimas masih belum bisa mencerna apa yang terjadi di hadapannya ini. Perkataan 'masih inget aku' ini artinya apa ya ? Apakah Jaka ini diem diem pernah pacaran sama Eca atau gimana, tapi kenapa si bongsor ini nggak pernah cerita.

Jaka menghembuskan napasnya kemudian menoleh pada Dimas. "Lo kenal dia Dim ?"

Dimas mengangguk polos, "kenal lah siapa yang nggak kenal Euchana Agung anak Sastra Indonesia yang cantik jelita unyu macam kelinci ini ?"

Eca yang dipuji cuma senyum aja. Jesya juga ikutan senyum dan memberi tepukan keras di pundak Dimas, membuat cowok kurus dengan rambut cepak hitam meringis ngilu.

"Ya udah deh aku mau ikut UKM ini aja kata Jesya bisa nampung orang yang suka nulis juga kan ?" Ujar Eca excited akhirnya bisa bertemu lagi dengan Jaka.

Sementara Jaka menatap Eca sekilas kemudian menghembuskan napas. Ya, ini adalah Euchana yang dulu pernah dia tolak mentah mentah, gadis dengan wajah seperti bakpao yang sering dibully oleh teman temannya kini sudah menjelma menjadi seorang gadis cantik dan rupawan, tapi tentu itu tidak merubah perasaan Jaka kepada Eca.

Dan sepertinya hari hari tenang Jaka akan terusik kembali seperti waktu SMA dulu.

🐙🐙🐙

love, deshsuack.

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang