Ternyata ajakan Rosi untuk nongkrong di kafe malam ini bukan hanya wacana saja. Untung Jesya membantu untuk pamit kepada Ayah dan Ibu tante, mereka berdua memberi ijin asal pulang tidak terlalu malam.
Mobil berisikan enam orang cantik itu sudah sampai kafe, yang pertama turun adalah Lilis disusul oleh Juju yang sama sama terlihat cantik dengan pakaian kasual. Setelah menunggu Rosi memarkirkan mobil barulah ke enam gadis cantik itu masuk ke kafe.
Eca yang sengaja jalan di belakang menoleh ke kanan kiri mencari keberadaan Mahesa dan baru ketemu setelah cowok itu melepaskan topi dan kacamata hitamnya. Mahesa bener bener mirip seperti penguntit menurut Eca.
Untungnya Rosi memilih bangku tak jauh dari tempat duduk Mahesa, menghadap ke live band yang saat ini sedang menyanyikan lagu milik band indie fourtwenty.
"Itu ceweknya Kak Nalu," tunjuk Bintang ke arah penyanyi wanita.
Rosi menyipitkan mata kemudian mengangguk, "cantik loh, anak kampus kita juga?" Tanyanya.
"Heem, mantannya Tayo," jawab Bintang.
Juju sedari tadi sudah tidak sabar melihat waiters tampan yang dibicarakan oleh Bintang. Dia sampai merias wajahnya hanya untuk bertemu waiters itu saja, karna jarang sekali Juju merias diri. Katanya sih takut kalau semua cowok nanti naksir dia.
"Itu yang pegang gitar merah ganteng sih menurutku," ucap Eca menunjuk ke pemuda yang memakai pakaian navy.
"Yang mana Ca? Itu, namanya Kak Ezrah," jawab Bintang.
"Lo kok kayaknya tau semua sih Tang?" Tanya Jesya.
Bintang tersenyum kemudian menaikkan satu alisnya. "Dah lo mau tanya yang mana gue jawab deh," ucapnya dengan nada sombong.
"Drummer gemes itu sapa?"
"Leo."
"Yang gitaris satunya siapa?"
"Theo."
"Penyanyinya?"
"Dae, mantannya Tayo itu."
Lilis kagum memandang ke arah Bintang. Ternyata ada bergunanya juga teman satunya ini, "dah kita pesen dulu aja, ehm mas mau pesen dong," ucap Bintang kepada salah satu waiters laki laki yang tak sengaja lewat di depan meja mereka.
Waiters lucu dengan mata sipitnya itu mengangguk, "mau pesen apa mbak mbak cantik," tanyanya dengan senyuman menambah kelucuan di wajahnya.
Jesya tersenyum, "mas yang enak aja deh disini apa ya?"
Waiters itu menatap Jesya. "Yang enak ya mbak? Kalau itu mah lihat senyuman saya aja udah enak mbak hehehe," ucapnya dengan nada becanda.
Keenam gadis cantik itu terkekeh.
"Nggak mbak saya becanda bisa dipenggal kepala saya sama Nalu kalau ketahuan godain pelanggan, yang enak ya mbak? Semua enak sih menurut saya."
Mereka satu persatu menyebutkan pesanan mereka yang langsung ditulis oleh waiters itu.
"Oke ditunggu sebentar ya mbak, ada tambah pesanan lagi mungkin?"
"Nggak mas udah tapi saya boleh tau Mas Atlas kemana ya mas?" Tanya Bintang tanpa takut.
Waiters itu mengerutkan dahinya. "Atlas ya? Kayaknya lagi ganti baju di belakang mbak baru sampe, emang kenapa mbak?"
"Gapapa kok mas, tanya aja. Makasih ya mas," ucap Bintang sambil tersenyum.
Waiters itu mengangguk dan berjalan menuju ke meja pesanan. Dia berdiri di sana sambil memandangi kafe yang tampaknya kelihatan lebih rame daripada biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Jaka! [END]
FanfictionEca udah naksir sama Jaka sejak SMA, tapi Jaka nggak. Dulu Eca jelek, bau, gendut, jerawatan tapi sekarang Eca udah berubah jadi cewek cantik. Akankah perubahan Eca bisa membuat Jaka jatuh cinta.