22

1K 183 38
                                    

Motor matic hitam Jaka berhenti di depan sebuah rumah dengan pagar warna hitam.

Rumah Eca kalau malam begini kelihatan terang banget apalagi di depan pagarnya ada sepasang lampu taman yang sengaja Janaka pasang waktu dia SD dulu dan sampai sekarang masih berfungsi.

"Mau mampir dulu nggak?" Tawar Eca sambil menyerahkan helm kepada Jaka.

"Udah malem Ca takutnya ganggu kelua–" belum juga Jaka menyelesaikan omongannya tiba tiba saja pagar hitam itu di buka lebar, "IBU TANTE!!! ABANG SAGA NYARI GAR–loh? Mbak Eca kapan datangnya, eh sama siapa ini. Halo abang ganteng masuk aja bang masuk." Janaka berlari menghampiri Jaka, lebih tepatnya bersembunyi di belakang tubuh Jaka menghindari Sagara.

Tak lama Sagara juga keluar membawa sapu sambil meneriaki nama Janaka, "JANAKA SINI LO!! BALIKIN FLASHDISC TUGAS GUE–eh ada Mbak Eca." Sagara yang tadinya menenteng nenteng sapu menciut ketika melihat Eca berdiri di depan rumah, "tumben pulang nggak chat gue? Oh dianterin temen ya, halo bang gue Sagara adeknya Mbak eca."

Jaka menyambut tangan Sagara, "Jaka.."

"LAH?! MBAK ECA JANGAN BILANG INI JAKA COWOK YANG LO SUKA ITU? ASHIAP CIYEE..CIYEEE."

"Nah itu anaknya sini lo Janaka balikin fd gue!!"

Janaka dan Sagara malah kejar kejaran muterin motornya Jaka membuat Eca pusing sendiri di buatnya. Eca memejamkan mata sambil mengepalkan tangan sebelum akhirnya berteriak mengamuk, "BERHENTI KALIAN BERDUA!! Sini sapunya, kalian masuk sekarang!"

"Mbak tapi kan Janaka ngilangin fd tugas gue."

"Nggak kok mbak orang udah gue balikin ke kamarnya abang."

"Hoak mana ada, lo kalau bohong gue doain pantat lo kelap kelip nih."

"Apaan sih bang jidat lo noh yang kelap kelip."

Jaka terkekeh melihat pertengkaran dua saudara ini, dia jadi inget dulu sama abangnya dia juga sering banget berantem. Nggak sering aja malah setiap hari Jaka selalu jotos jotosan sama Sekala sampai bunda mereka pusing sendiri.

Dari arah dalam keluar ibu tante yang sama pusingnya kayak Eca. "Kalian tuh udah malem ayo masuk ganggu tetangga ini," ujar ibu tante sambil memijat mijat wajahnya. Wanita itu langsung melotot ketika melihat ada pemuda tampan berdiri di depan rumahnya, "loh Eca ada temennya kok nggak disuruh masuk sih? Ayo mas masuk dulu, kalian berdua juga malah berisik ini gimana sih ayo masuk masuk.."

Ibu tante semakin membuka lebar pagar rumah mempersilahkan Jaka untuk masuk. Jaka merasa nggak enak mampir ke rumah orang malem malem mana tampilan Jaka lumayan berantakan dengan celana selutut dan jersey abu abu yang tadi dia pakai futsal untung Jaka tadi sempat ganti sepatu kalau masih pake sepatu bola kan makin nggak banget.

"Motornya biar dimasukin sama Saga, kamu masuk aja mas sini minum dulu atau mau makan sekalian gapapa mumpung ibu tante masak banyak banget," ujar ibu tante menyeret lengan Jaka untuk masuk sementara ketiga anaknya ditinggalkan begitu saja.

Eca mengekor di belakang dengan Janaka yang menjulurkan lidah kepada Saga sebab disuruh memasukan motor. Saga mengumpat pelan dan melakukan apa yang ibu tante suruh kepadanya.

"Mbak itu cowok yang lo suka kan?" Bisik Janaka.

Eca menoleh kemudian mendelik dan dengan isyarat tangan menyuruh adeknya untuk diam. Janaka terkekeh saja, ternyata selera kakaknya ini tinggi juga.

Ibu tante membawa Jaka untuk duduk di ruang tamu, kemudian menyuruh Janaka membawakan Jaka minuman serta kudapan. Sementara Eca pamit dulu ke kamar menaruh barang barang yang dia bawah.

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang