24

1.1K 175 61
                                    

Eca menengok ke kanan kiri setelah masuk ke sebuah cafe tempat janjiannya dengan Jaka.

Sepulang kuliah tadi, Eca hendak mengembalikan jaket milik Jaka tetapi pemuda itu bilang kalau ada janji dengan beberapa teman lamanya di luar kampus, sebetulnya Eca tadi mau titip ke Dimas tapi Jaka tiba tiba ngirim pesan nyuruh Eca untuk datang ke cafe tempatnya berada.

Gadis itu tersenyum ketika melihat Jaka berada tak jauh dari tempatnya berdiri, berjalan pasti Eca melangkah ke meja Jaka yang asik mengobrol dengan beberapa orang.

"Jaka, makasih ya." Eca menaruh paper bag biru itu di meja membuat Jaka mendongkak menatapnya.

"Ah iya. Lo gamau duduk dulu Ca? Ini ada Ogel sama Yatno," ujar Jaka menunjuk ke arah dua pemuda yang duduk di hadapannya. Eca menoleh dan segera menggelengkan kepalanya.

"Eca? Ini Euchana cewek gendut yang dulu ngejar ngejar lo itu Jan? Anjing, bener kata lo Gel udah cantik mirip barbie," ujar Yatno memandangi Eca dari atas ke bawah. "Gimana Ca kabar lo? Wih boleh dong bagi nomernya."

"Gue bilang juga apa kan, sini Ca sini duduk makan makan kita dibayarin Jandreas soalnya," sahut Ogel mempersilahkan Eca.

Eca menggelengkan kepala, "nggak aku buru buru. Kalian lanjutin ma–" belum juga Eca menyelesaikan omongannya, teriakan perempuan membuat kelima orang ini menoleh kompak.

"Jandreassss.."

Eca membeku seketika. Rupanya gadis itu tidak sendirian di belakangnya ada gerombolan anak geng Jaka dulu semasa SMA.

Emma, gadis yang berteriak memanggil nama Jaka itu berlari dan langsung memeluk Jaka membuat tubuh Eca terdorong. "I really miss you Jandreas, how are you? Sumpah nggak nyangka kamu berubah banget, you look so sexy and hot babe," ujar Emma sembari melepaskan pelukannya.

Jaka hanya tersenyum.

Monika yang datang paling akhir menatap aneh kepada Eca yang hanya berdiri mematung sambil menunduk dia mendekati Ogel dan bertanya, "ceweknya siapa? Kaku amat kayak kanebo kering."

Ogel menoleh, "Eca itu si badut sekolah," jawabnya.

Monika mengerutkan dahinya terkejut, apakah ini sungguhan Eca si gadis gemuk yang selalu menganggu Jaka itu.

"Ow, sorry honey. Eh? Who this girl?" Tanya Emma ketika tak sengaja menginjak kaki Eca, "hai.. my name is Emma, and you is?" Emma menjulurkan tangannya sambil memperkenalkan diri.

"Eca, dia Eca si badut sekolah," ucap Monika.

Eca semakin menundukkan wajahnya. Dia mengepalkan tangannya merasa takut dan teringat lagi kejadian kejadian perundungan ketika dia di bangku sekolah.

Emma memperhatikan wajah Eca, memang terlihat familiar tetapi dia tidak percaya dengan perubahan yang sangat besar si badut ini. Padahal dulu tubuh Eca gemuk dengan lipatan lemak di mana mana, apakah ini betulan Eca si badut itu.

"Iya dia Eca satu kampus sama gue," ucap Jaka kepada Emma.

"Oh my god, really?! Oh hai Ca, lo pasti masih inget sama gue kan?" Tanya Emma.

Eca mengangguk pelan.

"Lo nakutin dia Ma, udah yuk Ca ikut gabung sini duduk. Btw kok lo bisa sampai di sini sih?" Monika merangkul pundak Eca sambil tersenyum, "ehm gue tebak deh, lo masih ngejar ngejar Jaka kan?"

"Hm?"

"Tapi gapapa, gapapa, lo sekarang udah cantik, kurus, putih, Jandreas pasti bakalan suka kok sama lo iya nggak Jan?"

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang