26

1K 178 32
                                    

Jesya menatap sinis kepada Emma dan juga Monika yang menghampiri mereka. Lilis yang tidak tau awalnya bertanya tanya tetapi dia ikut melotot setelah melihat Bintang dan Rosi ikut ikutan menatap sinis kepada dua orang ini. Sementara Eca membuang mukanya ke arah lain membuat Emma terkekeh melihatnya, "oh ternyata ada princess Jesya juga, gimana kabarnya?" Tanya Emma.

"Lo kan punya mata, pastinya bisa lihat keadaan gue kayak gimana kan." Jesya menjawab sedikit menyinggungkan senyuman kecil meremehkan, "bukannya lo kuliah di Aussie ya kak? Kok sekarang malah kelayapan ke kampus orang sih di keluarin lo?"

"Jaga mulut lo ya," sahut Monika menggebrak meja, Juju saja sampai mengumpat keras membuat seisi kantin pagi ini menatap mereka.

"Lo berdua nggak usah bikin masalah di kampus orang deh, malu diliatin noh mana pake baju minim banget kekurangan kain atau gimana hah," ujar Rosi menantang. Ya sebenarnya dia tidak tau siapa dua cewek sok cantik yang tiba tiba saja mendatangi mereka, "kalau kurang nih pake taplak meja, kaki lo sama kaki gue aja masih mulusan kaki gue."

Monika mendelik menatap Rosi, cewek itu meskipun berbadan kecil tetapi punya nyali yang tinggi.

"Shut up you bitch," ujar Emma menunjuk ke arah Rosi, "gue nggak ada urusan sama lo berempat, gue ke sini cuma mau bilang ke Euchana mantan badut sekolah, jauhin Jandreas ya honey lo tau kan gimana akibatnya kalau lo sam–"

"Emang apa? Hm, apa akibatnya kalau sampai Eca deket deket lagi ke Jaka HAH?!" Juju ikutan berdiri menunjuk ke arah Emma, matanya melotot menahan amarah tidak terima salah satu temannya diancam, "ohh gue baru paham lo berdua cewek yang pernah bikin Eca mau bunuh diri kan? Hahaha bener Jes kata lo muka mereka nggak ada yang cantik, masih cantikan kita kemana mana HAHAHAHA.."

Jesya mengangguk sembari terkekeh, "rasain lo mampus, makanya jangan macem macem di kampus orang!" Batin Jeysa.

"HEY, SEMUA ORANG! LIHAT KAMPUS KITA KEDATANGAN PEMBUNUH. LIHAT MANA PAKE BAJU DOANG SAMPE SEMPAKNYA KELIHATAN, LOOK LOOK!!!!" Teriak Juju sembari menunjuk nunjuk Emma dan Monika yang sudah terlanjur malu sendiri.

Eca masih diam enggan untuk ikut ikutan, selain karna masih ada rasa takut di dalam dirinya dia juga sudah malas menanggapi Emma dan Monika.

"Gue foto ah, gue sebar ke base kampus." Lilis nengeluarkan ponselnya mengarahkan ke arah Emma dan Monika yang sudah menutupi muka mereka sambil mengumpat pelan. Karna kesal gertakannya tidak mempan, dua gadis itu segera berlari kabur.

Bintang tersenyum sinis bertos ria bersama Jesya dan juga Rosi, sementara Juju masih memantau kedua cewek kekurangan baju itu dan Lilis yang sibuk ngakak melihat raut wajah panik dari Emma dan Monika.

"Udah Ca mereka udah kabur ke neraka," sahut Jesya menepuk nepuk pundak Eca.

Eca mengangguk, "tapi apa kalian nggak keterlaluan ya sampai teriak celana dalem mereka kelihatan." Eca memandangi satu persatu teman temannya ini yang langsung dibalas gelengan kepala.

"Yang kita lakuin ke mereka nggak sebanding sama apa yang mereka lakuin ke lo. Mereka bahkan dulu setiap hari nyiksa lo fisik maupun psikis sampe lo mau bundir, kalau cuma digertak gitu aja mah nggak ada apa apanya Ca," jelas Bintang.

Juju mengangguk setuju, "itu yang namanya Emma sama Monika kan? Sok cakep banget ngancem ngancem Eca tersayang."

"Tau, bawa bawa nama Jaka lagi. Rasanya gue mau teriak di muka tuh cewek tadi kalau Eca sekarang dah nggak level sama Jaka, emosi gue," sahut Rosi geram.

"Udah, udah yang penting sekarang mereka udah pergi. Kalau mereka ngadu ke Jaka gue nggak takut, sini maju lo Jaka gue ada Tuhan mau apa lo hah?!" Lilis menepuk nepuk dadanya sendiri berkata jika dia tak takut kepada Jaka.

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang