20

1.2K 188 21
                                    

Eca yang baru saja kembali dari tempat fotokopian meringis ketika melihat di depan ada kumpulan cowok cowok sedang duduk sambil bergosip. Jangan salah sangka, mereka juga bisa gosip bahkan anak cewek kalah kalau para cowok sudah duduk berkerumun sambil bergosip ria. Suara mereka memang tidak terlalu nyaring tetapi samar samar Eca bisa mendengar ketika langkah kakinya mendekat, rupanya cowok yang merupakan katingnya ini sedang membicarakan keluarga Jaka.

"Dulu si bapaknya ketahuan selingkuh sampe istri sahnya meninggal, terus anak pertamanya pergi keluar negri, si Jandreas kemarin ada kena berita suka sama sesama terus si adeknya ini hamil di luar nikah, keluarga nggak bener emang." Salah satu dari mereka berkoar membuat yang lain mengangguk menanggapi.

Eca mengerutkan dahinya. Memang sejak kemarin malam setelah ada pers yang mengatakan bahwa si bungsu dari keluarga Glory akan menikah, banyak berita yang mengatakan kalau Aretha hamil duluan.

Kemarin Eca juga melihat live pers, ada Jaka juga disana duduk bersebelahan dengan ayahnya memakai masker. Ibu tante sepanjang acara terus saja memuji Jaka dan mengatakan kalau Jaka itu ganteng, Eca tentu saja setuju tetapi dia tidak mengatakan kalau pemuda yang berada di tivi itu cowok yang Eca taksir.

"Gue tebak si Jandreas jadi yang dimasukin sih soalnya lihat aja tuh mukanya kek anak cewek tato aja selengan tapi ternyata suka batang."

"Jijik banget mana mukanya sok mentang mentang anak orang kaya."

"Nyatanya bencong hahahaha..."

Mereka tertawa bersama membuat Eca yang mendengar semua kata jelek keluar dari mulut katingnya ini mengertak gigi geram. Dengan berani Eca berjalan mendekat kemudian menghentakkan kakinya di tengah tengah kerumunan cowok ini.

"Kalian ada masalah apa sih di hidupnya sampe bisa ngomongin orang seenak jidat begini?"

Mereka terkejut, berhenti tertawa dan menoleh menatap Eca.

"Ngatain orientasi seksual orang juga emang kalau kalian diomongin kayak gitu mau? Kakak mau aku katain bencong karna pake celana warna pink hah?!" Eca menunjuk ke salah satu cowok yang memang mengenakan celana pink selutut. "Nggak usah ngurusin hidupnya orang deh mending urusin hidup masing masing aja."

"Apaan sih lo dateng dateng marah!" Bentak cowok yang tadi memulai gosip membuat Eca sedikit memundurkan tubuhnya kaget. "Lo angkatan berapa? Yang sopan kalau ngomong sama kating."

"Terus kenapa kalau kalian kating aku hah?" Balas Eca melotot. Dia sebenarnya takut apalagi tau kalau kating katingnya ini ramean, ada sekitar tujuh orang yang semuanya berbadan besar besar berbeda dengan Eca yang mungil, "kalau kalian mau dihormati itu harusnya kasih contoh yang baik buat junior juniornya nggak malah gosip tengah hari begini."

"Ya sante aja kali emang lo apanya Jandreas? Antek anteknya atau apa hah? Kecil aja belagu," salah satu dari mereka mendekat ke arah Eca dan dengan kurang ajarnya memainkan rambut pendek Eca membuat gadis itu membelabak mata dan menepis tangan kotor cowok ini.

"Nggak usah pegang pegang!" Ujar Eca sedikit menaikkan intonasi bicaranya.

Banyak anak lain yang berlalu lalang tetapi tidak ada satu pun yang mau mendekati atau membantu Eca, mereka hanya sekilas melihat kemudian berlalu.

"Galak banget sih, tipe gue banget nih." Cowok bercelana pink itu tertawa membuat beberapa teman yang lainnya ikut tertawa. Bukannya senang Eca malah merasa jijik, dia hendak pergi dari sana tetapi jalannya sudah di halangi oleh cowok yang lain.

Eca bener bener dalam situasi tidak enak sekarang.

"Gue nggak tau ya lo siapanya Jandreas homo itu tapi kalau emang lo salah satu antek anteknya bilangin noh masih ada lubang kenikmatan cewek di dunia jangan mau jadi homo disodok sodok pake batang, jijik yang ada." Sahut yang lain menimpali.

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang