38

1K 165 28
                                    

Mata kuliah pagi ini sudah selesai, Juju rasanya pengen pingsan sejak datang ke kampus tadi. Hari ini bertepatan dengan masa datang bulannya membuat seluruh tubuh Juju rasanya sakit semua.

Matanya bengkak dengan hidung beler  menangis sejak Bu Dewi menerangkan tadi di kelas. Kini Juju berjalan gontai memegang perutnya yang terasa sangat sakit, dia ingin cepat cepat ke poliklinik beristirahat di sana sebelum jadwal kuliah siangnya dimulai.

Tapi di tengah jalan Juju memilih untuk duduk karna perutnya benar benar sesakit itu.

"Tadi kan udah sarapan bakso juga tapi kenapa masih sakit aja ya Tuhan.." rengek Juju mengerang kesakitan.

Gadis cantik ini berusaha mencari ponselnya dan memberitahu Bintang untuk menyusul dirinya, Juju tidak kuat untuk terus berjalan sendiri. Kram perutnya benar benar membuat Juju rasanya ingin mati.

"YA ALLAH GUSTI NUN AGUNG...SAKIT BANGET RASANYA PENGEN MENINGGAL AJA HUHUUU.." teriak Juju membuat orang orang di sekitarnya menatapnya, Juju mengabaikan itu dan terus merengek memegang perut sambil menangis.

Juju memang biasanya akan meminum obat pereda nyeri tapi hari ini dia tidak membawa, dia juga lupa membawa ganti pembalut, benar benar hari tersial.

Karna lama menunggu Bintang tak kunjung datang, Juju berusaha untuk menghubungi temannya yang lain.

"Eca..."

"Juju? Kenapa kok nangis?"

"Ca, kayaknya ini hari terakhir gue hidup di bumi deh."

"HEH KAMU NGOMONG APA SIH?!"

"Rasanya sakit banget Ca..." kata Juju mengelap ingusnya, "gue hari ini datang bulan terus sekarang pms..gue nggak kuat jalan... Eca tolongin..."

"Kamu dimana?" Tanya Eca cepat, "aku baru aja bubar kelas sih aku usahain ke sana cepet, kamu jangan nangis lagi ya."

"Di depan fakultas gue pokoknya cari aja ada pohon pinus gue duduk di seberangnya..." ucap Juju parau, "buruan ya Ca..nggak kuat banget gue.."

"Iya, iya. Tunggu di sana jangan kemana mana oke, aku ke sana."

Telfon pun dimatikan. Juju kembali menangis merengek tidak kuat menahan nyeri di perut dan betisnya. Gadis ini tidak peduli lagi dengan tatapan orang orang kepadanya, dia sampai membenamkan wajah di paha meraung raung layaknya wanita yang tersakiti sambil terus memanggili nama Eca.

"Juju, lo kenapa?"

Mendengar suara familiar seseorang Juju mengangkat wajahnya.

Dimas berdiri tepat di depan Juju memandangi cewek ini, "lo kenapa Ju?" Ulangnya.

Kasih tau Juju kenapa harus Dimas yang menemukannya dengan keadaan mengerikan seperti saat ini.

"Ecaaa...."

"Heh kok lo malah histeris, kenapa nangis oy?"

"Sakit huhuu..."

"Apa yang sakit, apa Juju?"

"Perut gue sakit Dim...rasanya pengen meninggal.."

Dimas memandangi Juju dengan sorot mata serius. Ibunya jika datang bulan memang sering kali mengadu kalau perut atau badannya sakit, kadang juga Ibu Dimas marah marah nggak jelas kalau PMS, apa Juju sekarang sedang datang bulan ya.

"Lo haid?"

Juju mengangguk.

"Ju mau pulang aja, gue anterin yuk." Dimas menawarkan bantuan karna merasa iba melihat kondisi Juju sementara gadis itu segera menggelengkan kepalanya, "gue masih ada jadwal kuliah nanti siang Dimas," jawab Juju.

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang