Ternyata omongan Jesya benar, tidak lama setelah anak anak itu bermain futsal banyak gadis gadis berkumpul untuk sekedar melihat para cowok ini bermain bola. Bahkan ada juga yang bersorak memberikan semangat dengan menyebut nama orang yang mereka sukai dan tebak nama siapa yang paling banyak di soraki ? Ya betul Jakarta.
Jesya sudah memberikan tatapan mematikan kepada salah seorang gadis berambut sebahu dengan cardigan biru dongker yang bersemangat sekali meneriakan nama Jakarta.
"SEMANGAT KAK JAKARTA NOMER PUNGGUNG 4" teriak gadis itu tanpa jeda dengan suara melengking.
Eca cuma bisa bertepuk tangan dan mengangguk angguk sementara Jesya udah mengepalkan tangan dan bersiap menerkam gadis itu sewaktu waktu.
Jesya bangkit dari duduknya, berjalan menuju ke dekat pagar besi pembatas membuat Eca ikut ikutan menghampiri Jesya. Gadis berambut blonde itu mengerjap kaget ketika Jesya berteriak dengan kencang menyoraki Jakarta.
"JAKARTA DANURDARA!!! SEMANGAT TERUS YAAAAAAAA" teriak Jesya membuat beberapa anak anak yang asik mengoper bola itu menoleh termasuk juga Jakarta yang langsung tersenyum menampilkan lesung pipinya.
Cowok dengan nomer punggung 4 itu menunjuk ke arah Jesya, "cewek gue tuh bro." Kemudian menyerang tim lawan membuat gadis gadis yang tadi meneriaki Jakarta melirik sinis dan perlahan satu persatu pergi.
Jesya tersenyum meremehkan, makanya jangan menantang singa di dalam diri Jesya akibatnya begini kan.
Lain dengan Jesya, Eca malah menutup wajahnya merasa malu akan perbuatan Jesya barusan. Ia tidak menyangka kalau cewek secantik Jesya akan melakukan hal memalukan seperti ini, padahal Eca kira Jesya ini cewek pendiam yang nggak banyak tingkah.
"Ngapain lo tutupi muka lo Ca ? Noh semangatin Jaka tuh dia jadi kipernya kasihan kena bola mulu."
Eca menggelengkan kepala sambil tersenyum canggung. Eca pikir kehadirannya saja sudah membuat Jaka muak apalagi dengan menyoraki permainan Jaka bisa bisa makin nggak diwaroh kan nanti Eca.
"Eh tadi Jaka ngeliat ke arah sini loh Ca." Jesya menunjuk ke arah Jaka yang langsung diikuti oleh Eca yang juga menoleh tapi mendapati pemuda itu masih fokus dengan permainannya.
"Hehehe becanda, udah yuk balik duduk aja kita, capek berdiri mulu." Jesya menuntun Eca untuk kembali duduk ke kursi besi panjang yang tadi mereka tempati. Eca udah berharap aja tadi Jaka beneran noleh tapi cuma candaannya Jesya aja.
Waktu permainan futsal habis sudah, anak anak cowok itu berhamburan keluar dan langsung menjatuhkan diri mereka ke lantai. Ada yang langsung telentang, ada juga yang memilih duduk duduk, ada juga yang caper ke beberapa cewek dan ada juga yang asik membucin macam Jesya sama Jakarta.
"Sini handuknya aku keringin rambut kamu dulu," ujar Jesya meminta handuk kering milik Arta kemudian mengeringkan rambut Arta menggunakan handuk kecil itu.
Eca rasanya mau menghilang saja melihat adegan lovey dovey ini. Dia menoleh mendapati Jaka yang berjalan ke arah mereka, rupanya cowok itu baru saja membeli minuman dingin.
Melihat Jaka mengenakan jersey biru dengan celana selutut menampilkan tato di lengan kanannya membuat Eca tanpa sadar memperhatikan terus gerak gerik Jaka dan baru tersadar ketika Megan menempelkan minuman dingin ke pipi Eca dan menyuruh gadis itu menggeser bokongnya memberi ruang Megan untuk duduk.
"Bengong aja Ca iri lihat Jesya sama Arta asik bucin ya ?"
"Nggak kok ngapain iri."
"Terus ngapain bengong ? Oh i see.. lo bengong lihatin Jaka ya ? Ciyeee Ecaaa, kenapa Ca ? Jaka makin ganteng ya kalau keringetan gitu ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Jaka! [END]
FanfictionEca udah naksir sama Jaka sejak SMA, tapi Jaka nggak. Dulu Eca jelek, bau, gendut, jerawatan tapi sekarang Eca udah berubah jadi cewek cantik. Akankah perubahan Eca bisa membuat Jaka jatuh cinta.