58

1K 162 46
                                    

Hari terakhir mereka di Bali digunakan untuk sekedar berkeliling sekitaran villa dan tentu mengemasi barang barang yang akan di bawah kembali pulang.

Dan rencana sore ini adalah Eca bersama dengan Juju, Jesya dan Lilis ingin melihat lihat souvenir yang hendak mereka bawah untuk oleh oleh. Bahkan mereka sudah bersiap sejak pukul sebelas siang tadi.

Bermodalkan meminjam mobil dari Sekala, mereka sudah siap tinggal menunggu Juju saja.

"Lo berdua gue lihat lihat makin nempel aja nih, rujukan ya lo?" Tanya Lilis kepada Megan dan Juwita yang berpapasan jalan keluar.

"Udah gak usah kepo lo Lis," sahut Jesya sambil tersenyum menatap Juwita. "Kasihan tuh Juwita jadi shy shy kucing kan."

"Emang kalau gue sama Juwita kaga rujuk lo mau jadiin gue selingkuhan lo gitu?" Ucap Megan.

BIMA, MONITOR BIMA.

"Gue kalau mau selingkuh juga lihat rupa dan keuangannya dulu lah, kalau modelan kayak lo mah apanya yang bagus Meg." Lilis mengelak sambil mengibaskan rambut badainya sehingga mengenai mata Jesya.

"Bangsat, rambut lo nyolok mata gue," umpat Jesya menonyor pelan kepala Lilis. "Ju sebagai senior yang baik sekaligus mengenal Megan lebih lama dari lo, gue saranin hati hati ya soalnya nih cowok satu kadang suka keblabasen nggak kekontrol kalau cuma berduaan aja. Better kalau emang lagi berduaan doang lo banyak baca surat yasin," nasehat Jesya.

Juwita terkekeh kemudian mengangguk. Sementara Megan melirik tajam seolah ingin membunuh Jesya karna telah membocorkan rahasianya tapi sepertinya peringatan Jesya itu sudah kadaluwarsa.

TAU SENDIRI KAN, MALAM ITU MEREKA *SENSOR*

Dari arah dalam, Juju berlari sambil membenarkan tasnya.

"Sorry lama, udah siap semua nih?" Tanya Juju.

Eca yang sejak tadi fokus dengan ponsel mendongkak dan memasukan benda pipih itu ke saku celana jeansnya.

"Lo pada mau kemana?" Tanya Megan.

"Nggak usah kepo lo, udah sono ajak Juwita jalan jalan nggak usah ngurusin urusan cewek cewek!" Ucap Juju berjalan menuju mobil sambil mendorong pelan tubuh Megan membuat pemuda kekar itu mundur satu langkah ke belakang.

Mobil Sekala yang dikemudikan oleh Eca akhirnya pergi meninggalkan area villa itu. Sementara di pantai, Bima, Rosi, Bintang, Jaka, Mahesa dan Dimas lagi lagi bermain voli pantai.

Mereka bermain dengan formasi dan peraturan yang mereka atur sendiri. Tim Mahesa melawan Tim Dimas dengan formasi tim masing masing yaitu Jaka, Rosi berada di tim Mahesa sementara Bintang dan Bima berada di tim Dimas.

"BIMA MATA LO JANGAN JULING KEMANA MANA MENTANG MENTANG LILIS KAGA ADA YEY, BOLANYA MAU JATUH ITU BODOH!!"

"IYA TANG, SORRY JANGAN GALAK GALAK.."

"JAKA!!!! GUE LEMPAR JUGA NIH MATA LO PAKE PASIR YA, GOBLOK LEMPARNYA JANGAN RENDAH RENDAH KENA NET NANTI!!"

"SORRY, SORRY!!"

"MAHESA NICE SERVEEEE!!!"

Dan masih banyak teriakan hingga langit mulai berubah warna menjadi kejinggaan, mereka memutuskan untuk berhenti dan duduk berjejer menghadap pantai dengan pemandangan senja yang menakjubkan.

"Gue nggak nyangka kalau kita bakalan duduk sejajar begini sambil ngeliatin matahari terbenam di Bali," ucap Rosi.

Dimas mengangguk setuju. "Dulu kita nggak sedeket ini kan? Ya cuma kenal sebatas kenal doang nggak sampe ada pikiran mau liburan bareng begini."

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang