40

1.1K 180 63
                                    

Hari ini Eca ada janji dengan Jaka, entahlah gadis ini tidak tau pemuda itu akan mengajaknya kemana yang pasti dia disuruh untuk menunggu. Lumayan lama Eca menunggu karna Jaka ada urusan dengan dosen dan harus ijin ke anak anak hari ini dia tidak ikut syuting.

Berakhir Eca menunggu Jaka di depan gedung fakultas DKV sambil memainkan ponselnya.

Tidak lama ada sebuah tangan menyentuh pundaknya membuat Eca langsung menoleh menyangka kalau itu adalah Jaka.

Nyatanya bukan.

"Mahesa?"

Mahesa nyengir ikutan duduk di samping Eca.

"Tumben sendirian disini?"

"Iya ada urusan sama Jaka. Kamu ngapain main ke fakultas DKV, nggak ikut syuting emang?" Tanya Eca.

"Gue habis keluar kelas ini mau ke sana. Lo nggak ikut syuting Ca? Padahal cerita original dari lo kenapa gak mantau ke lokasi sih?"

Eca terkekeh kemudian menggeleng, "aku percaya sama Kak Tayo sama anak anak pasti hasilnya nanti bagus."

Mahesa tersenyum. "Btw Ca lo deket sama Rosi kan?"

Eca mengangguk polos, tentu saja dia dekat dengan Rosi mereka teman kan.

"Emang kenapa Sa?"

Mahesa tersenyum malu malu kemudian menggelengkan kepalanya, "nggak ah Ca malu," ucapnya.

Eca menyipitkan mata menatap curiga.

"Hayo kenapa hayoo, kamu jangan macem macem ya sama Rosi bisa ditebas sama Juned kamu."

"Lah?! ROSI PACARNYA JUNED?" Mahesa menoleh sambil mendelik kaget. "Mereka pacaran Ca?"

"Nggak, belum sih lebih tepatnya. Kenapa sih Sa kamu kok mencurigakan gitu," ujar Eca heran.

Mahesa tersenyum malu malu. Pemuda ini kemudian mendekatkan dirinya ke arah Eca yang reflek juga ikutan mendekat, Mahesa membisikan sesuatu di telinga Eca membuat gadis ini melotot dengan pipi memerah.

"Ini rahasia kita berdua aja Ca, Jesya belum tau please jangan kasih tau dulu oke."

Eca menurut dengan mengangguk. Pipinya masih memerah dengan senyuman merekah di wajah.

Mahesa juga sama pipi pemuda itu memerah, dia malu mengakui rahasianya kepada Eca karna gadis inilah orang yang pertama mengetahui itu.

"Ya udah pokoknya jangan bilang siapa siapa dulu, nanti kapan kapan gue ajak lo jalan keluar berdua sambil bahas rahasia gue ini. Lo mau kan?" Tawar Mahesa berdiri menghadap Eca.

Eca mendongkak dan mengangguk.

"Gue duluan ya Eca, byeee!" Mahesa mengacak gemas puncak kepala Eca sebelum akhirnya melesat pergi dengan pipi merah merona yang tak kunjung hilang.

Dan tanpa dua orang ini sadari, Jaka ternyata mengamati mereka dari Mahesa membisikan sesuatu di telinga Eca sampai kepergian pemuda yang saat ini melambai lambai bersenandung senang di hadapannya.

Mahesa menghentikan langkah kakinya tepat di depan Jaka, "yo my brother wassap," sapa Mahesa.

"Ngomongin apa lo sama Eca?" Bukannya menjawab sapaan Mahesa, Jaka malah bertanya yang tentu saja membuat Mahesa tersenyum licik. "Kenapa lo kepo? Itu mah urusan gue sama Eca," jawab Mahesa berlagak keren sambil menahan tawanya.

"Gue tau tapi kenapa lo senyum senyum nggak jelas habis bisikin sesuatu ke Eca?"

"Lo lihat?! Anjir, malu gue."

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang