28

1K 166 27
                                    

"Mulut lo kotor bajingan nggak usah sok ngatain cewek gue ANJING!!"

Jaka mencoba untuk melerai Jakarta tetapi pemuda itu tidak sengaja menyikut keras pipi Jaka membuatnya mundur. Jakarta masih terus memukuli senior yang mengatai Jesya dengan buruk, bukan hanya itu Jakarta mendengar bahwa tadi orang ini juga sempat melecehkan Jesya dan Eca dengan sengaja memegang pantat kedua gadis itu.

Jaka berusaha untuk melerai lagi tapi dari arah belakang tiba tiba ada seorang memukul punggungnya membuat Jaka jatuh tersungkur, dia menoleh mendapati satu pemuda mungkin teman dari orang yang Jakarta pukuli datang membantu. Tak tinggal diam Jaka membalas menghajar pemuda barusan.

"Lo bahkan berani megang pantat cewek dan masih bisa ketawa tawa? GILA APA LO HAH??" Jakarta menghadiahkan pukulan di wajah seniornya.

Megan bersama Dimas dan Bima langsung menyusup ke kerumunan di depan parkiran, mereka melihat dua temannya sudah adu jotos. Lilis juga datang bersama dengan Jesya dan Eca, melihat pacarnya memukuli orang Jesya hendak berlari melerai tetapi ditahan oleh Eca karna tidak ingin Jesya kenapa napa.

Dimas dan Bima berjalan menuju ke Jaka, mencoba menarik temannya ini untuk berhenti. Sementara Megan dengan Tayo mati matian menghentikan Jakarta.

"Ja sadar lo bisa masuk penjara kalau sampe dia mati," ucap Megan menarik lengan Jakarta. "Sadar Jakarta, sadar, ada Jesya juga.."

Jakarta menepis tangan Megan, mengambil tasnya yang tergeletak di tanah kemudian berjalan menuju Jesya. Dia membawa Jesya pergi membuat Eca hendak mengikutinya tetapi gadis itu urungkan ketika dia berpapasan dengan Jaka dengan wajah babak belur.

Tayo di bantu oleh anak anak yang lain membawa korban pemukulan Jakarta dan Jaka ke klinik.

Eca masih berdiri di hadapan Jaka menatap wajah Jaka iba. Dia langsung menoleh ketika mendengar namanya dipanggil seseorang, dari kejauhan Mahesa berlari sambil melambaikan tangan memanggil namanya.

"ECAAA!!! ECAAAA.."

Bukan hanya Eca saja Jaka juga langsung menoleh dan menatap Mahesa dengan tatapan tajam.

"Eh? Muka lo kenapa Ja?" Tanya Mahesa terangkat hendak menyentuh luka di wajah Jaka.

Jaka menepis tangan Mahesa dengan kasar, "tangan lo banyak kuman yang ada luka gue infeksi nanti," ucapnya.

"Anjing lo pikir gue apaan banyak kuman. Eh gue udah nemu cctv yang ngerekam waktu dia pegang pantat lo sama Jesya. Kelihatan jelas banget." Mahesa mengeluarkan ponselnya yang tadi dia gunakan untuk merekam video cctv.

Sehabis kejadian tadi, Jesya menelepon Mahesa meminta bantuan untuk mencarikan rekaman cctv tindak pelecehan kepada mereka. Mahesa yang dengan mudah masuk ke ruangan cctv karna mengenal salah satu satpam penjaga di sana menemukan rekamannya. Memang terlihat jelas ketika senior itu tiba tiba memegang pantat Jesya dan Eca ketika mereka berjalan berdua keluar dari arah parkiran, setelahnya dia malah tertawa tawa tidak jelas dengan teman temannya.

Jaka yang melihat rekaman di ponsel Mahesa geram sendiri, dia mengepalkan tangannya kuat kuat. Rasanya kalau tau senior tadi melecehkan perempuan Jaka akan membantu Jakarta menghajarnya tadi.

"Makasih ya Esa, tadi kata Jesya mau dilaporin ke pihak kampus tapi taunya Jakarta main hajar hajar aja," ujar Eca.

"Tapi Jesya gapapa kan? Lo juga gapapa kan?" Tanya Mahesa khawatir.

Eca mengangguk.

"Gue yang kenapa napa," sahut Jaka membuat Mahesa dan Eca kompak menoleh ke arahnya. "Apa? Lihat kan muka gue jadi kayak gini karna belain lo sama Jesya, sekarang obatin gih."

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang