53

980 164 40
                                    

Liburan semester akhirnya tiba, begitu pula dengan liburan para geng rusuh Jaka, Jakarta, Dimas, Bima, Megan ke Bali.

Setelah banyaknya drama sana sini akhirnya malam ini mereka benar benar berangkat bersama dengan keluarga kecil dari Sekala, abang Jaka. Dia menyewa satu mini bus untuk para teman Jaka sementara dirinya bersama istri dan anak anaknya memakai mobil pribadi.

Awalnya Jakarta hendak membawa mobil sendiri, hitung hitung juga biar bisa berduaan sama Jesya tapi Mama Jakarta tidak memperbolehkannya alhasil Jakarta mau tidak mau ikutan naik mini bus ini dengan teman temannya. Omong omong soal Mama Jakarta, beliau masih tidak suka dengan Jeysa tetapi tidak seburuk dulu, setidaknya ketika Jesya main ke rumah Jakarta dia sudah disambut dengan hangat, tentu saja Jesya juga akan berusaha keras membuat semua keluarga Jakarta menyukainya.

"Ini udah nggak ada yang ketinggalan kan? Coba cek lagi temen temen mu sana." Sekala memerintah Jaka untuk menghitung kembali teman temannya. Jaka mengangguk manut, menghitung satu persatu kawannya dan pas tidak ada yang tertinggal.

"Mas nanti kalau udah jalan jangan lupa muter lagu dangdut koplo ya, biar nggak ngantuk." Bima yang duduk tepat di belakang supir memberikan usulan tapi tentu tak lama Lilis menyahuti, "jangan mas menganggu yang mau istirahat nanti."

Bima mendengus, ingin protes tapi nyalinya menciut ketika melihat tatapan mata Lilis. Akhirnya pemuda ini cuma bisa diam menyandarkan kepala di bahu Lilis.

"Lagu Jejepangan aja Mang siapa tau besok  saya pindah ke isekai," sahut Bintang yang duduk di deretan paling belakang bersama dengan Mahesa dan Dimas.

"Cih ada wibu, jauh jauh lo dari gue!" Kata Dimas mendorong tubuh ramping Bintang.

"LO TUH YANG JAUH JAUH DARI GUE! Noh duduk sama Juju, lo berdua kan pacaran tuh," kata Bintang balas mendorong tubuh Dimas.

Juju yang duduk anteng di sebelah Lilis berpura pura tidak mendengar dan asik dengan ponselnya. Persetan dengan permainan ToD tempo hari dia nggak mau deket deket lagi sama Dimas, cowok itu bahaya.

Juju kira Dimas itu tipe cowok cupu yang cuma berani kalau ada temen temennya doang, nyatanya NGGAK! Dimas menyeramkan macam serigala.

Setelah Jaka masuk, barulah mobil ini mulai berjalan mengikuti mobil Sekala yang lebih dulu pergi. Jaka menoleh kemudian tersenyum menatap Eca yang ternyata sudah tidur sambil memeluk boneka bulat berwarna coklat yang menurut Jaka mirip perkedel. Di kursi penumpang depan ada Jakarta dengan Jesya yang tidak bisa dipisahkan, di deretan kedua ada Juju, Juwita, Lilis dan Bima, di deretan ketiga ada Jaka, Rosi, Megan dan Eca yang terakhir tentu saja Mahesa, Dimas dan Bintang. Awalnya Megan akan duduk di belakang tapi Dimas dan Mahesa menolak karna katanya badan Megan itu besar, menghabiskan banyak tempat.

"Eca udah tidur ya Ci?" Tanya Jesya menoleh ke belakang.

Rosi menanggapi dengan mengangkat jempolnya.

"Ya udah, nanti aja kalau dia udah bangun." Jesya kembali menatap ke depan kemudian bersandar ke dada bidang Jakarta. Gadis ini juga ikutan menutup mata merasakan sentuhan hangat di kepalanya, siapa lagi kalau bukan Jakarta yang mengelus ngelusnya.

Sepanjang perjalanan mini bus ini sangat tenang, mungkin sesekali ada suara Bintang yang cekcok dengan Dimas dan Mahesa. Megan juga beberapa kali bergerak melihat ke arah Juwita memastikan gadis itu nyaman membuat Rosi dan Eca yang tidur sambil berpelukan sesekali terbangun.

Jaka yang melihat Eca dan Rosi tidur pelukan jadi gemas sendiri. Andai Rosi itu dirinya, sampai Bali nggak akan Jaka lepasin pelukannya.

🐙🐙🐙

Penginapan yang di sewa sama Sekala bener bener besar sampai membuat Bintang dan Dimas melongo tidak percaya. Vila ini udah mirip sama yang di film film barat, yang di mana mana kaca semua.

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang