29

1.1K 152 19
                                    

"He is perfect," komentar Lilis begitu mereka masuk ke kamar Jesya.

"Dia ganteng, lucu, tajir juga meskipun nggak seberapa pinter tapi ya seru sih itu anak. Terima aja kali Ju siapa tau jodoh," sahut Rosi ikut ikutan mengomentari Juju.

Juju yang rebahan di samping Eca menggelengkan kepala, "bingung gue, udah nggak usah bahas Dimas yang lain aja," ujar Juju enggan untuk melanjutkan obrolan tentang Dimas.

"Bahas Tayo aja gimana?" Bintang tiba tiba masuk ke kamar Jesya setelah urusan perutnya selesai, gadis cantik itu langsung menjatuhkan bokong di kasur Jesya, "menurut lo semua mending gue gimana? Confess atau mundur aja?"

"Confess aja Tang siapa tau Tayo suka juga kan sama lo," ujar Jesya percaya diri. "Btw Ca naskah film pendek buat projek mereka udah selesai kah? Nggak sabar banget mau ikutan syuting meskipun gue nggak tau jadi apaan nanti."

Eca mengangguk, "kemarin udah aku kirim email sih kek Kak Tayo katanya mau dia tanyain ke yang lain."

"Lo jadi ikutan nggak?" Tanya Rosi menyenggol bahu Lilis membuat cewek yang tadinya sibuk dengan ponsel itu mendongkak menatapnya, "jadi lah gila aja gak jadi banyak cogannya sekalian cuci mata," jawab Lisa.

"Anjing emang di otak lo cuma cowok aja," sahut Juju.

Lisa terkekeh.

"Enaknya confess gimana ya? Maksud gue tuh yang nggak terkesan alay kayak si Dimas, yang romantis tapi nggak berlebihan gitu," ucap Bintang kembali membahas tentang confess yang akan dia lakukan. "Gue tuh nggak pernah confess ke cowok takutnya nanti dia nolak dan berakhir gue sakit hati apa nggak usah aja ya."

"Gak asik ah Bintang, confess aja udah," ucap Rosi kompor.

"Iya setuju, sekarang sama dulu tuh beda. Banyak cewek cewek yang confess duluan ke cowok, mereka bukan murahan tapi pemberani kayak Eca nih," sahut Jesya.

Eca tersenyum simpul.

"Nggak ah gue nggak pede, Tayo punya mantan cakep cakep kalau gue beneran sama dia yang ada merusak tatanan mantan Tara Yosandra dong." Bintang menghela napas menatap sedih ke arah Lilis dan juga Rosi. "Gue cukup suka Tayo secara diem diem aja udah, gue bukan Eca nggak punya keberanian buat ngungkapin perasaan," imbuh Bintang.

"Tapi dulu gue sama Bima yang confess duluan gue. Inget banget nih ya waktu itu habis nonton pertandingan bola pulang kehujanan neduh sebentar eh gue terhanyut suasana ngaku kalau naksir Bima ternyata dia juga naksir sama gue, pacaran dah kita udah." Lilis kembali menceritakan tentang awal kisah Bima dan dirinya menjalin cinta.

"Mana nggak ada romantis romantisnya gue bilang suka, Bima juga ngomong suka balik terus pacaran simpel banget," lanjut Lilis

"Sama," sahut Jesya antusias. "Waktu itu Jakarta deketin gue sering jalan juga lama lama taunya udah gandengan tangan, ciuman, padahal nggak pernah ada kata kata yuk pacaran."

Rosi tersenyum, "kok bisa? Gue jadi pengen punya cowok nih."

"Juned itu ada," sahut Eca membuat Rosi menggeleng tegas. "Juned pengecualian dia mah apaan sih cowok ternggak jelas yang pernah gue temui di muka bumi. Emang sih suara dia enak sering kirim vn nyanyi gitu tapi kelakuannya nggak jauh beda sama Dimas dan kawan kawan, mungkin malah lebih parah Juned," ucap Rosi.

"Tapi dia ganteng lo Ci, mana style nya keren kayak member boyband." Juju ikut mengomentari, "seandainya gue yang ditaksir sama Juned mah gue langsung jawab iya dah nggak perlu alasan ini itu."

Rosi menggeleng, Juju belum tau sih kelakuan absurd Juned itu seperti apa. Pernah dulu Rosi diantar pulang karna gerimis dan dia males naik angkot, awal perjalanan masih aman tapi di tengah tengah jalan Juned mulai menunjukkan ketidakberesan di dirinya. Cowok itu mengendarai sepeda motor sambil berdiri, mana diliatin banyak orang pas Rosi tanya kenapa nggak duduk alasannya karna bokong Juned capek, emang sejak kapan bokong bisa capek coba.

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang