52

1K 171 24
                                    

Hari ini Eca ditemani yang lainnya sibuk mempersiapkan pesta kecil kecilan guna merayakan terbitnya buku Eca. Seminggu yang lalu lebih tepatnya tetapi karna Eca sakit dan baru benar benar pulih kemarin maka dari itu teman temannya merayakannya sekarang.

Sungguh Eca tidak pernah menyangka kalau tulisannya akan diterbitkan dan dibaca oleh banyak orang, dia merasa bangga sekaligus terharu.

Di depan halaman rumahnya, Jesya dengan Jakarta sibuk membakar sosis dan ikan. Sementara di dapur ada Juju, Dimas, Bima dan juga Mahesa yang bereskperimen membuat minuman, di ruang tamu tentu saja ada ibu tante, Sagara, Janaka dan ayah yang asik mengobrol berempat sambil sesekali tertawa mendengar keluh kesah teman teman Eca di dapur.

Dan sisanya ada Eca, Jaka, Bintang, Lilis, Rosi yang sibuk mendekorasi garasi. Niatnya mereka akan menjadikan garasi rumah Eca ini menjadi tempat party mereka.

"Hati hati gosong kalau lo berdua tinggal ngebucin."

Jakarta dan Jesya kompak menoleh menatap Megan yang baru saja bergabung dengan Juwita yang tersenyum ramah di belakang tubuh besar Megan. Tidak hanya mereka berdua yang datang, ternyata ada Tayo, Selgi dan juga Tendra mereka masing masing membawa sesuatu di tangan mereka.

"Lah Bang Tayo lo ngapain kemari?" Tanya Jakarta mengabaikan Megan, pemuda ini memberikan kipasnya kepada Jesya dan berjalan mendekat ke arah Tayo. "Ada Mbak Selgi sama Mas Tendra juga, masuk bang anak anak masih pada beres beres."

Megan menyipitkan mata menatap Jakarta yang bersikap seolah ini adalah acaranya. Dia mendekatkan diri ke arah Jesya, "cowok lo kenapa kayak tuan rumahnya sih? Bukannya ini acaranya Eca ya," bisik Megan.

Jesya membalas dengan gelengan kepala. Gadis cantik ini kemudian memberikan kedua kipas di tangannya kepada Megan, "gantiin gue sama Jakarta, gue mau masuk dulu." Jesya menepuk pundak Megan sambil menaikkan alisnya.

Megan diam, melihat Jesya berjalan masuk ke garasi. Pemuda ini memandang kipas di tangannya kemudian memberikan satu kepada Juwita, "kamu mau bantuin kan?" Ucapnya.

Juwita tersenyum kemudian mengangguk dan menerima kipas.

Ya kalau bisa dibilang hubungan dua orang ini masih abu abu, belum terlalu jelas setelah penjelasan Megan tempo hari tapi tidak ada salahnya kan kalau mereka dekat lagi, karna kesalapahaman di antara mereka kini sudah jelas.

Sementara itu tim minuman masih terus saja mendapat omelan dari Juju. "Lo pikir deh kopi di campur sama soda gimana rasanya hah gue tanya, udahlah yang normal normal aja bikin es buah gitu mumpung nyokapnya Eca punya banyak buah," omel Juju.

"Enak kali Ju, lo mah nggak pernah nyobain," sahut Mahesa.

Juju mengangguk. "Oke gue emang nggak pernah nyobain, gimana kalau sekarang gue bikinin terus lo yang nyicipin."

"Kok gue?! Dimas tuh sama Bima."

"Kan kata lo enak, berarti pernah bikin kan Mahesa?

Mahesa langsung terdiam, dia melirik kepada Dimas dan Bima bermaksud meminta bantuan tetapi dua cowok ini malah menghindari tatapan matanya.

Juju sibuk membuatkan minuman eksperimen yang katanya Mahesa enak. Kopi hitam di campur soda, gadis ini bahkan menghiraukan omongan Mahesa dan terus melanjutkan meracik minuman itu.

Meninggalkan tim dapur, di garasi Jaka harus bersabar karna dari tadi dia selalu saja menjadi sasaran pukulan Rosi dan amukan Bintang. Karna jadi cowok satu satunya di sini, mau tak mau Jaka harus menuruti semua arahan cewek cewek ini.

"Jaka itu balonnya nggak terbang, lo udah bener kan pas ngisi udaranya?"

"JAKA TARUB WOI LO TUH BUTA YA? ITU KENAPA BALONNYA PAKE H SIH, KAN NAMANYA ECA NGGAK ADA HURUF H NYA!"

Hello, Jaka! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang