Alkazio Namran Zaleo. Panggil aja Alka, sosok orang yang lumayan dingin namun berbeda dengan orang terdekatnya.
Alka adalah anak dari sahabat Lingga yaitu Lio Baraq Zaleo dan Bilqis Kayana Zaleo. Alka berumur 18 tahun. Alka juga siswa di SMK Gentala, di jurusan yang sama dengan Hana, bedanya Alka di kelas yang berbeda yaitu Akuntansi 1, sedangkan Hana Akuntansi 6.
Alka memiliki adik laki-laki bernama Arkana Nimran Zaleo yang duduk di kelas 1 jurusan Teknik Komputer Jaringan di SMK Gentala.
***
Jam istirahat pertama sudah berdentang. Alka dengan para sahabatnya yaitu, Bian dan Aswi berjalan di koridor sekolah menuju 2Kantin.
"Al, Al! Si Raya noh ama sobatnya si Vana," celetuk Bian menyenggol-nyenggol lengan Alka. Alka menoleh menatap Raya yang berjalan kearahnya.
Fyi. Raya Ganes adalah pacar Alka. Mereka sudah menjalin hubungan sejak kelas 2 SMK, dan Vana yang notabenenya pacar Cakra yaitu Vanani Sita adalah sahabat Raya.
"Halo Bian, Aswi!" sapa Raya dan Vana sesampainya di hadapan mereka.
"Pacarnya gak di sapa?" ucap Alka berpura-pura marah.
Raya terkekeh, "Halo Mas pacar!"
Alka tersenyum lebar seraya mengusap puncak kepala Raya.
"Vana!" teriak Cakra di seberang sana.
Mereka semua menoleh kearah Cakra dkk. "Gue deluan ya, " pamit Vana lalu berlari kecil kearah Cakra dkk.
"Yuk ngantin!" celetuk Aswi.
"Kuy lah, laper gue!" timpal Bian.
Kemudian mereka berjalan menuju kantin.
***
Alen dan Hana kini berada di pojokan kantin sedang menikmati mie ayam dan segelas jus mangga.
Terdengar berbagai teriakan histeris dari para siswi. Pantas saja mereka pada histeris, ternyata Cakra dkk dan Alka dkk selaku most wanted SMK Gebtala memasuki kantin dan ada 2 perempuan di tengah-tengah mereka.
Hana tidak terusik sama sekali dengan pekikan dari para siswa dan malah pokus memakan makannya. Namun, aktivitasnya terhenti kala Alen terus saja menyenggol-nyenggol lengannya.
Hana menoleh ke arah Alen dengan alis naik sebelah.
"Lo gak papa?" tanya Alen dengan mata melirik kearah Cakra dkk dan Alka dkk.
Hana mengerutkan kening tak mengerti maksud Alen.
"Maap, boleh kita-kita duduk disini? Soalnya semua bangku penuh," ucap Zayn. Kemudian mereka duduk di bangku hadapan Alen dan Hana tampa persetujuan keduanya.
Alen dan Hana menoleh kearah Alka dkk dan Cakra dkk yang sudah duduk manis di depan mereka.
Alen gelagapan, berbeda dengan Hana yang menatap datar orang-orang dihadapannya itu.
"Kenapa lo? Gak seneng? " tanya Adan menatap sinis Hana.
Hana menatap tajam Zayn. "Ngapain lo izin. Tampa izin aja lo pada udah duduk, " ketusnya.
Sebenarnya mereka terkejut melihat sikap Hana yang berbeda dari biasanya. Tidak biasanya gadis itu berbicara ketus seperti itu, ditambah dengan tatapan datar itu. Biasanya, gadis itu akan merengek-rengek ingin duduk di samping Cakra.
Raya tersenyum manis, "Maap ya, Han. Kita boleh duduk disinikan?" ucapnya lembut.
Hana menoleh ke arah Raya sekilas lalu melanjutkan makannya cepat.
"Cewe gue nanya, jawab!" tegas Alka.
Hana tak menggubris ucapan Alka dan memilih melanjutkan makannya.
"Lo sama Aswi pesen makanan. Bakso dan es teh manis, samain." celetuk Cakra pada Adan dan Aswi yang di angguki mereka.
"Bisu lo!?" sinis Alka yang geram karena Hana mengabaikannya.
Hana mendongak menatap datar Alka, "Penting? "
Alka menatap geram Hana. "Lo! Berani sama gue hah!" gertak Alka.
"Udah, Al... Rendahkan suara lo, inget lo itu bicara sama cewe," peringat Zayn.
Kini seisi kantin menoleh kearah mereka.
"Gue gak peduli! Karena dia sialan ini udah bangunin srigala dari lelapnya," ucap Alka menunjuk wajah Hana dengan tatapan tajam.
Hana memutar bola mata jengah, lalu dengan cepat ia memutar tangan Alka dengan tangan kanannya. Padahal aksi Hana sangat santai, tetapi Alka meringis merasa sakit. Sontak aksi Hana barusan membuat mereka semua terkejut. Namun, Zayn lebih terkejut, ia sangat tau dan sangat mengenali cara Hana memutar tangan Alka.
'Mengapa caranya memutar tangan Alka sama dengan cara si... Asudahlah, lo harus lupain dia Zayn! ' batin Zayn mencoba menepis terkaannya.
Hana lalu menepis kasar tangan Alka kemudian menarik Alen dari sana. Alen yang di tarik secara tiba-tiba hampir saja lututnya terpentok meja.
Sebelum Hana pergi ia mengatakan, "Jangan pernah ngusik ketenangan gue selagi lo pada mau hidup-" Hana menjeda ucapannya lalu menoleh ke arah Zayn yang masih mematung.
"Jayen," ucap Hana pelan namun masih bisa di dengar mereka.
Hana berlalu dari sana. Berbeda dengan Zayn yang terduduk karena tampak shok sekali dengan panggilan namanya barusan.
"Hanya satu orang yang manggil nama gue Jayen... Dari mana Hana tau nama gue? Ya... gue akui dia mirip banget sama Hana," gumam Zayn.
"Zayn! Zayn!" panggil Arta namun Zayn masih bergumam. "Zayn! " sentaknya.
Zayn terlonjak kaget lalu menatap tajam Arta. Arta menyengir seraya menyatukan telapak tangannya di depan dada.
***
Ketika kamu mencintai seseorang sejatuh-jatuhnya, maka bersiaplah kecewa sedalam-dalamnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap)
Teen Fiction(SELESAI) [[REVISI DI VERSI CETAK] Mungkin ni cerita nggak masuk akal, jadi author mohon maaf jika pembaca kurang puas sequel (Transmigrasi Vanka) Bagaimana jadinya seorang badgirl, cerdas dengan sejuta prestasi, dingin, memiliki mata tajam. Haru...