29

21.5K 2.1K 13
                                    

"Siapa itu!" teriak seorang perempuan dari balik ruangan itu.

Hana membulatkan mata terkejut, dengan segera ia melangkahkan kaki dari mansion itu, "Sialan!" umpatnya.

Hana menyeringai saat enam bodyguard pemilik mansion ini menghadangnya.

"Mau kemana lo hah!" bentak salah satu bodyguard itu ketika Hana berlari kencang menghindari mereka.

Dor!
Dor!
Dor!

Para bodyguard itu mencoba menembak Hana. Namun, dengan gesit Hana menghindari setiap peluru itu.

"Sialan!" kesal para bodyguard itu dan terus mengejar Hana.

Hana terus berlari hingga ia berhasil menaiki pagar tinggi itu.

Brugh!

Hana mendarat dengan sempurna saat melompat. Hana merogoh sakunya mengambil kunci motornya, kemudian ia melajukan motornya kala para bodyguard tadi mengejarnya.

***

Alka baru saja sampai di apartemen, setelah pulang sekolah tiba ia langsung pulang.

Sebelumnya, ia sudah mengelilingi sekolah mencari-cari keberadaan Hana. Namun, entah kemana perempuan itu pergi.

"Apa dia bolos? Perasaan pagi tadi tu binik gue udah pake seragam deh," monolog Alka berlalu menuju kamar mandi.

Tak lama Alka keluar dari kamar mandi dengan pakaian santainya. Ia berjalan kearah dapur kala merasakan perutnya sudah memberontak meminta jatah.

Mata Alka berbinar kala melihat makanan favoritnya, yaitu ayam sambal ijo. Alka menaruh nasi beserta lauk-pauk di atas piringnya.

"Assalamualaikum.... " salam Hana.

"Waalaikumsalam... " sahut Alka perlahan ia mendongak menatap Hana.

"Astagfirullah!" kaget Alka memegang dadanya kala melihat penampilan Hana yang sangat berantakan, lihatlah rambut Hana terlihat mengembang akibat terus berlari karena di kejar para bodyguard di mansion musuhnya tadi.

Alka memiringkan kepalanya heran melihat Hana yang juga menatapnya datar. Alka berjalan menghampiri Hana, "Lo... dari mana, Han? Dan kenapa dengan rambut lo ini?" tanya Alka seraya memegang beberapa helai rambut Hana.

Hana menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Hah?" heran Alka. "Gimana bisa lo geleng kepala, lo abis dari mana sih!?" desak Alka.

Hana mendengus kesal, "Kejer hantu," enteng Hana.

Alka cengo, "Mana ada hantu siang-siang, Han!" lalu menyentil kening Hana.

Hana meringis mengusap-usap keningnya, "Lanjut makan," ucap Hana melirik piring makanan Alka.

Alka menepuk dahinya, "Sampe lupa kalo gue lagi makan. Elo sih!"

Hana menggeleng tak percaya, 'kenapa jadi salah gue?' batin Hana tak habis pikir dengan Alka.

"Oh ya! Lo bolos ya?" tuding Alka memicingkan mata menatap Hana.

Hana hanya mengedikkan bahu acuh dan berlalu menuju kamar berniat membersihkan tubuhnya yang sudah merasa lengket.

"Lo pasti bolos kan!" teriak Alka dari dapur.

Hana memutar bola matanya malas.

***

"Han... " rengek Alka memeluk Hana dari belakang.

Hana yang sedang membuat minum mendengus kesal melihat tingkah suaminya itu.

"Hana... " panggil Alka lembut tempat di telinga Hana bahkan Hana dapat merasakan napas Alka.

Hana memutar bola matanya malas, "Hem?"

"Tiga minggu lagi kita ujian, terus lulus--"

"So?" potong Hana cepat.

Alka membuang napasnya kasar, "Dengerin dulu... " kesal Alka melepas pelukannya, lalu merubah posisi Hana menjadi menghadapnya.

Hana bersedekap dada menatap Alka, "Terus?" tanya Hana menaikkan sebelah alis matanya.

Alka tersenyum lebar sehingga deretan giginya terlihat, "Lo mau apa dari gue? Haneymoon di luar negeri, kuliah di luar negeri, mansion, istana? Atau... "

Hana menggelengkan kepalanya. "Terus lo mau apa?" tanya Alka lembut seraya mengusap puncak kepala Hana.

"Gue cuma mau lo jadi imam yang baik buat gue, dan mereka kelak, " jawab Hana.

Alka menyipitkan mata bingung, "Mereka? Siapa?"

"Mereka, malaikat kecil yang lahir dari sini, " ucap Hana menatap perutnya yang dFata memegangnya.

Alka menurunkan pandangannya menatap perut datar Hana, senyumnya mengembang. "Jadi gak sabar gue, " tulus Alka menyentuh perut Hana.

Hana tersenyum, bahkan kali ini senyumnya sangat lebar.

Alka hampir saja menjatuhkan rahang menyaksikan keajaiban dunia yang barusan ia saksikam, sungguh ia sangat terpana. Ini kali pertama ia melihat Hana tersenyum lebar, jangankan Hana tersenyum lebar, Hana tersenyum tipis saja Alka tidak pernah melihatnya.

"Lo-lo... Barusan senyum?"

Hana gelagapan lalu memasang wajah sedatar mungkin, "Gak! Gue gak senyum!" ketus Hana menatap sinis Alka.

Alka terkekeh lalu mengunyel-unyel pipi Hana lalu mengecup singkat kening Hana, "Lucu banget sih... Istri gue! Jadi tambah sayang deh," goda Alka menjawil hidung Hana.

Hana menjitak kening Alka, "Sakit?" tanyanya seraya mengusap kening Alka yang di jitaknya tadi.

Alka menggeleng polos, "Peluk... " rengek Alka.

Hana menatap heran Alka. "Peluk... " rengek Alka lagi menatap Hana dengan puppy eyesnya.

Hana mendengus pasrah lalu merentangkan tangannya. Dengan senang hati Alka memeluk tubuh mungil Hana.

"Lebih hangat meluk kamu di banding guling!" ketus Alka.

"Dan mulai sekarang, kamu harus biasa bicara aku kamu, ya kali pake lo-gue," sambung Alka.

"Hem!" gumam Hana lalu membalas pelukan Alka.

***

Tidak masalah jika orang lain memandangmu seperti apa. Yang terpenting bagaimana dirimu sendiri memandang potensi dirimu

_author_

Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang