"Hani... " gumam Alka pelan.
Deg!
Spontan Hana menoleh kearah Alka yang sedang terbaring di kasur itu.
Hana memutar bola matanya malas, "Ngigau ni iblis nakal," monolog Hana.
Hana tersadar dengan ucapan Alka lalu memicingkan matanya menatap Alka yang tertidur pulas.
"Hani?" lirih Hana heran.
"Siapa yang dia maksud Hani?" Hana menatap bingung Alka.
Alka menggeliat, perlahan matanya terbuka. Alka menatap Hana yang menatapnya bingung, bahkan wajah mereka berjarak sangat dekat.
"Han?" panggil Alka.
Hana yang tersadar dari lamunannya lantas merubah posisi membelakangi Alka.
"Malah salting," cibir Alka.
"Tidur, Al," tegur Hana.
"Hem!" dehem Alka lalu memejamkan matanya menuju alam mimpi tak lupa dengan tangan yang memeluk pinggang Hana.
***
"Kurang aja!" umpat Alka menggeram marah menatap pesan misterius di ponselnya.
Padahal ia sudah mengganti ponselnya, beserta kartu simnya agar pesan misterius itu tak mengganggunya lagi, ternyata pikirannya salah.
Alka menggenggam kuat ponsel itu sambil menatap marah lurus ke depan, "Siapa yang ingin bermain-main sama gue!" geram Alka.
"Tak kan gue ampuni jika ia menyentuh istri gue, walau seujung kuku pun!" tekan Alka.
***
Lampu hijau berganti merah, yang mengharuskan Hana menghentikan motornya. Namun, tanpa sengaja matanya menangkap seorang gadis yang bergalan kearah gang sempit tak jauh dari tempat ia berada.
"Dia... " ucap Hana memicingkan mata menatap gadis itu. Hana teringat suatu hal, dengan segera Hana beelari menghampiri gadis itu.
"Tunggu!" teriak Hana.
Gadis itu menghentikan langkahnya, perlahan gadis itu membalikkan badannya kearah Hana yang sudah berdiri di hadapannya.
Gadis itu mematung menatap Hana terkejut, bahkan mulutnya saja terbuka. Gadis itu segera menggelengkan kepala kuat menyangkal apa yang ia piki.
"Gue butuh bantuan lo!" to the point Hana.
Gadis memiringkan kepalanya bingung dengan ucapan Hana. "Lo... " gadis itu memicingkan mata menatap Hana dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Hana menarik napas panjang, lalu ia menceritakan maksud ia menemui gadis itu.
"Gak! Gue gak bisa!" tolak gadis itu.
"Plis... "
Gadis itu membuang napas panjang, "Kalo mereka tau gimana?" tuding gadis itu.
Hana menggeleng, "Mereka ga akan tau kalo lo mau ikutin rencana gue. Gue gak ada pilihan lain, gue mohon lo terima kesepakatan ini, agar mereka gak curiga sama gue. Cuma sementara dan beberapa kali aja kok. Cuma lo yang bisa bantu gue, plis... " mohon Hana.
Hana bersedekap dada, "Gue tau, lo rindu dia kan?" tuding Hana tersenyum miring.
"Disini kita akan sama-sama mendapat keuntungan di kedua belah pihak. Setelah semuanya selesai, kita akan membongkar semua kebenarannya." lanjut Hana.
Gadis itu nampak sedang berpikir. Kemudian Gadis itu menatap manik mata Hana.
***
"Dimana sih ni mawar biru," khawatir Alka mondar-mandir di depan pintu apartemen. Pasalnya sedari tadi Hana tak bisa di hubungi. Padahal gadis itu sudah pergi sejak sore tadi dan hingga malam kini.
"Awas aja kalo orang itu berani nyakitin Hana," monolog Alka.
Ceklek!
Pintu apartemen terbuka, Alka menoleh ke arah pintu yang memperlihatkannya Hana yang baru saja menutup pintu apartemen.
Grep!
Alka memeluk Hana erat. "Han, lo dari mana? Lo gak papa kan? Ada yang sakit? Sueeer! Gue takut banget lo kenapa-kenapa, lain kali kalo mau kemana-mana itu bilang! Biar gue temeni." cerocos Alka.
Hana yang hampir kehabisan napas lalu mencubit kuat perus six pack Alka. Spontan Alka melepas pelukan mereka, Alka meringis sambil memegangi perutnya yang terkena cubitan maut dari Hana.
"Lo mau gue mati kehabisan napas!?" tuding Hana menatap tajam Alka.
Alka diam menatap sendu Hana, "Han?" panggil Alka memegang kedua bahu Hana.
Hana menaikkan sebelah alis matanya.
"Aku... mau jujur sama kamu... " ucap Alka memandang samping kanannya, ia bingung harus berkata seperti apa pada Hana.
"What?"
Alka menatap Hana kembali, "Gak tau sejak kapan, tapi hal itu baru aku sadari kalo... I love you!" semringah Alka mengecup singkat kening Hana.
Hana membeo, lalu ia terkekeh. Apa-apaan ini, tapi...
"Love you too. Tanpa aku sadari ia pun hadir di tengah kebersamaan kita. Ia, yang ku sebut cinta." ucap Hana tersenyum tipis.
"Aaaa!" histeris Alka memeluk Hana erat.
"Anjir! Engap gue," umpat Hana lalu matanya membulat lebar kala Alka mengangkat tubuhnya dan memutar-mutar dirinya.
***
Terlihat seorang gadis sedang duduk termenung di bangku belajarnya. Bibir ranum itu sedari tadi terus saja bergumam.
Gadis itu menopang dagunya, "Yang gue lakuin udah bener gak ya?" monolognya.
Gadis itu membuang napas panjang lalu memajukan bibirnya, "Emang bener sih gue rindu dia... Tapi, gimana dengan mereka disini?"
"Sebaiknya gue tidur aja, and... Tinggal tunggu panggilan aja untuk menajalankan rencana." ucap gadis itu lalu bangkit dan berjalan menuju kasurnya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.
***
Aku dengannya tak lagi bersama
Namun, setiap kebiasaannya masih ku ingat dengan baik_author_
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap)
Novela Juvenil(SELESAI) [[REVISI DI VERSI CETAK] sequel (Transmigrasi Vanka) Bagaimana jadinya seorang badgirl, cerdas dengan sejuta prestasi, dingin, memiliki mata tajam. Harus bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis manja, bodoh, pemalas yang ternyata adalah k...