"PRINCESS....! HANA! HAN....!" pekik Arfa si sulung anak dari Lingga dan Bulan.
"Astaga... apa kau ingin membuat gendang telinga Bunda mu ini pecah boy?" celetuk Vanka berjalan kearah Arfa seraya mengusap-usap telinganya.
Arfa menoleh ke belakang, ia melihat Vanka dan Abi yang baru pulang entah dari mana.
"Bunda sama Ayah dari mana?" tanya Arfa.
"Mall. Kami istirahat dulu. Sampai nanti son!" ucap Abi berlalu merangkul Vanka menuju kamar.
Terlihat di tangga Bulan berkacak pinggang menatap tajam si sulung.
Arfa membalikkan badan lalu melangkah ke tangga, berniat untuk ke kamar Hana. Langkahnya terhenti kala Bulan menghadangnya.
Arfa meringis, pasti Mamanya itu akan memarahinya.
"Sudah berapa kali Mama bilang sama kamu, Abang Kalo masuk rumah itu ucap salam!" omel Bulan.
Arfa sedikit membungkukkan badannya. "Ia, Ma. Maap... Abang gak ulangi lagi kok. Yaudah, Abang ulangin lagi. Assalamualaikum, Mama cantik... " lalu menyengir lebar.
Bulan mendengus kesal. "Waalaikumsalam. Tumben jam segini baru pulang? Biasanya juga jarang pulang." cibir Bulan.
Arfa menyengir. "Abang ambil cuti, Ma. Capek cari nafkah terus." canda Arfa.
Bulan memutar bola matanya malas 'Tidak Bapaknya tidak anaknya, sama saja' batin Bulan.
"Mending kamu mandi sana. Mama mencium aroma kambing dari badan kamu. "
Arfa mencebikkan bibir. "Mengapa Mama menjengkal sekali?" Arfa membuang napasnya pasrah kala mendapat tatapan tajam dari sang Mama.
"Baiklah... " lesu Arfa berlalu menuju kamarnya.
"Apa yang kamu bawa itu, l Boy? " tanya Bulan.
Arfa menghentikan langkahnya lalu menatap kantung plastik yang di tentengnya.
"Ooo, ini mie ayam kesukaan Hana, Ma." jawab Arfa.
Bulan hanya mengangguk dan berlalu dari sana.
Arfa yang berniat menuju kamarnya tidak jadi, ia memilih berjalan ke kamar Hana.
Tok! Tok! Tok!
Hening. Tak ada jawaban. "Masuk ajalah." gumam Arfa.
"Hana... " panggil Arfa ketika melihat gadis itu sedang fokus menatap layar laptop.
Hana menoleh kearah Arfa seraya menaikkan sebelah alis matanya.
"Lagi ngapain?" tanya Arfa seraya mendudukkan bokongnya di tepi ranjang tepat di samping Hana.
"Drakor." jawab Hana singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.
Arfa terkekeh seraya mengusap puncak kepala Hana. "Abang bawa sesuatu lo untuk princes. "
Hana menoleh kearah Arfa sambil menaikkan sebelah alis matanya seolah berkata 'apa.'
Arfa menggantungkan kantung plastik berisi mie ayam itu tepat di hadapan Hana.
Mata Hana berbinar, dari mana Arfa tau kalau dia sangat suka mie ayam, pikir Hana. Kemudian ia merampas kantung plastik itu dari genggaman Arfa.
Arfa terkekeh lalu mengusak rambut Hana gemas.
***
"Assalamualaikum!" salam Lio setibanya di ambang pintu utama.
"Waalaikumsalam!" jawab Bilqis yang berjalan tergopoh-gopoh kearah Lio lalu menyalami punggung tangan Lio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap)
Teen Fiction(SELESAI) [[REVISI DI VERSI CETAK] sequel (Transmigrasi Vanka) Bagaimana jadinya seorang badgirl, cerdas dengan sejuta prestasi, dingin, memiliki mata tajam. Harus bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis manja, bodoh, pemalas yang ternyata adalah k...