27

23.1K 2.2K 23
                                    

Alka melempar ponselnya ke dinding. Bisa-bisanya seseorang yang menerornya mengancam akan menyakiti istri temboknya, dan bahkan akan membunuh istrinya.

"Gue tebas juga lo kalo berani nyentuh mawar biru gue," geram Alka menatap nanar ponselnya yang sudah... Hancur.

"Al?" panggil Hana, matanya menatap bingung ponsel Alka yang sudah berada di pojokan dengan keadaan mengenaskan.

"Udah gak papa," ucap Alka mengusap puncak kepala Hana.

'Sial! Gue baper,"  batin Hana kesal.

"Yuk berangkat, katanya tadi mau ke indomaret," ucap Alka menarik Hana.

Hana memandang tangan kanannya yang di genggam erat oleh Alka, "Pake jaketnya, Han. Di luar dingin," peringat Alka memasangkan jaket di tubuh Hana.

'Manis sekali sikapnya malam ini, semanis gula jawa'  batin Hana menatap datar Alka.

Alka terkekeh lalu meraup wajah Hana, "Biasa aja liatnya. Gue tau kok, suami lo ini emang ganteng," sombong Alka menyugarkam rambutnya.

'Sombong amat lu remahan sagon!' batin Hana.

Hana menyentil kening Alka, "Iya-iya, suami gue emang ganteng, tapi..."

"Tapi... " bingung Alka menatap serius Hana.

"Gantengan bapak gue," lanjutnya.

Alka tersenyum gemas lalu mengecup singkat kening Hana, "Gemes banget sih mawar biru gue... " gemas Alka mengunyel-unyel pipi Hana.

"Aeaal!" peringat Hana, saat Alka terus saja mengunyel pipinya sampai-sampai bibirnya maju.

Alka terkekeh seraya menjauhkan tangannya dari pipi Hana, "Lopyu," ucap Alka semringah.

Hana melirik jijik Alka, "Kesambet lo?" dan berlalu meninggalkan Alka.

Alka terkekeh, "Gemes banget istri gue," monolognya.

"Hana! Tunggu atuh ih!" kesal Alka berlari mengejar Hana tak lupa ia juga mengunci apartemen sebelum pergi.

***

"Ini aja, Neng?" ucap Mas kasir itu.

Hana hanya mengangguk singkat.

"Neng-nya cantik banget, boleh minta whatsappnya gak?" goda Mas kasir itu.

Alka benar-benar cemburu, ingin sekali ia menceburkan penjaga kasir ini ke lautan buaya, "Kalo mau whatsapp, tersedia di play store kok," dingin Alka menatap datar Mas kasir itu.

"Maap, saya bertanya dengan Nona cantik di depan saya, bukan anda,"  kesal Mas kasir itu lalu menoleh kearah Hana seraya tersenyum.

"Berapa?" tanya Hana.

"Seratus tujuh puluh enam ribu, Neng."

Alka membuka dompetnya dan mengambil beberapa uang senilai dengan yang di sebut Mas kasir barusan.

"Ambil aja lebihnya," ucap Alka membawa kantung belanjaan mereka dan berlalu dari indomaret itu.

"Hei! Uang lo pas-pasan bangke!" ucap Mas kasir itu menatap Alka nanar hingga tak terlihat lagi di hadapannya.

"Langsung pulang ni?" celetuk Alka saat membukakan pintu untuk Hana.

Hana mengangguk sebagai jawaban. "Okelah, silahkan masuk mawar biruku," ucap Alka mempersilakan.

Hana diam di tempat, matanya melirik tajam kearah tepat di samping kirinya.

Dor!

Suara tembakan itu membuat Alka dan bahkan orang-orang yang melintasi jalan itu terkejut. Peluru itu hampir saja mengenai kepala Hana, untungnya saat itu ia menunduk, sehingga peluru itu tak mengenainya.

"Han? Lo gak papa?" panik Alka tersadar kala peluru itu hampir saja melukai Hana.

Hana diam, dengan sekuat tenaga ia berlari mengejar seseorang yang hendak melukainya tadi.

"Ah! Shit! Lolos," umpat Hana, Hana menatap nanar kalung yang di jatuhkan seseorang itu. Hana berjongkok lalu mengambil kalung itu.

"Permainan dimulai," gumam Hana tersenyum licik sambil memandang kalung itu.

"Hosh! Hosh! Lo- gak papa kan?" tanya Alka dengan napas terengah-engah karena mengejar Hana.

Hana menggeleng.

Grep!

Hana membulatkan mata terkejut kala Alka  memeluknya erat, "Gue khawatir banget sama lo, gue takut lo kenapa-napa. Lain kali gue harus jagain lo lebih hati-hati lagi," ucap Alka lalu melepas pelukan mereka.

***

"Han? Tidur... Udah malem," tegur Alka.

Hana memutar bola matanya malas karena sejak tadi Alka terus saja melarangnya ini dan itu.

"Lo ngapain sih dari tadi mandangin laptop malu!" kesal Alka lalu mengubah posisi baringnya menjadi duduk.

Alka melirik layar laptop Hana, "Lagi ngerjain tugas MYOB ya? Ntar gue kerjaan, sekarang kita tidur," titah Alka mengambil alih laptop Hana lalu menutupnya kemudian menaruhnya di atas nakas.

Alka menoleh kearah Hana yang menatapnya datar, "Tidur, Han... " titah Alka membantu membaringkan tubuh Hana.

Mau tak mau Hana harus menuruti ucapan Alka.

"Gak baik tidur membelakangi suami, Han." tegur Alka.

Hana mendengus sebal lalu membalikkan badannya menghadap Alka. Alka tersenyum lebar lalu memeluk Hana.

"Baca doa dulu sebelum tidur, Han." peringat Alka.

"Udah, Al... " sahut Hana.

"Bagus!" ucap Alka lalu mengecup singkat kening Hana. "Selamat malam cantikku," ucap Alka pelan.

Hana hanya tersenyum tipis, perlahan matanya memejam kala kantuk menghampirinya.

***

Kesuksesan memang sebuah tujuan. Tapi bisa bermanfaat untuk sekitar adalah impian terbesar. Itulah kunci sukses dan definisi bahagia yang sesungguhnya

_author_

Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang