34

19K 1.9K 16
                                    

"Han! Cepetan atuh ih!" dengus Alka. Sungguh ia sangat kesal dengan langkah Hana yang lamban.

Hana mendengus menatap kesal Alka, "Sabar, Al! Lo gak liat ni rame," tekan Hana menatap tajam Alka.

Alka menyengir kuda lalu menggenggam tangan Hana menjauhi kerumunan orang-orang itu.

Mata Hana berbinar kala melihat wahana yang berbentuk seperti naga, Hana menarik-barik baju lengan Alka.

Alka yang merasa di tarik Hana lalu menoleh ke Hana, "Mau apa hem?"

Hana menunjuk wahana naga itu tanpa menoleh kearah Alka. Alka mengikuti arah yang di tunjuk Hana. Alka tersenyum tipis, "Yuk!" ajak Alka menarik Hana menuju wahana itu.

"Aku beli tiket dulu, jangan kemana-mana." peringat Alka mengusap puncak kepala Hana. Hana hanya mengangguk antusias dengan mata yang terus tertuju pada wahana itu.

Tak lama Alka iembali dengan membawa dua tiket, "Yuk!" ajak Alka menarik Hana menaiki  wahanan itu menuju bangku paling ujung.

"Seneng?" tanya Alka yang melihat Hana yang sedari tadi tersenyum tipis.

Hana hanya mengangguk sebagai jawaban.

Perlahan wahana itu mulai bergerak. Hana memejamkan mata merasakan kala wahana itu mulai melaju tinggi.

"Kurang kenceng!" pekik Hana.

Alka membelalakkan mata bahkan orang-orang yang menaiki wahana itu juga menatap shok saat mendengar pekikan Hana. "Gausah ngadi-ngadi deh, Han! Udah kenceng ini!" ucap Alka.

Hana melirik sinis Alka. Alka yang di lirik seperti itu gelagapan, takut-takut entar sampe rumah dirinya akan di terkam oleh Hana.

Hana mendengus pasrah kala wahana yang mereka naiki perlahan memelankan wahana itu, yang artinya wahana itu sudah selesai dan berganti pengunjung lain.

"Lagi..." ucap Hana menatap Alka penuh harap kala wahana itu berhenti.

Alka membuang napas perlahan lalu mengangguk. Alka memanggil penjaga wahana itu. "Bang! Pesen tiketnya lagi, dua." pinta Alka seraya menyodorkan uang dua puluh ribu.

Alka tersenyum tipis kala melihat wajah bahagia Hana yang sangat jarang sekali ia lihat.

***

"Han? Haus?" tanya Alka seraya mengusap puncak kepala Hana kala melihat Hana yang selonjoran di bangku pasar malam itu.

Hana hanya mengangguk sebagai jawaban, tangannya sibuk memijat kakinya yang terasa pegal.

Alka tersenyum tulus, "Yaudah, tunggu disini sebentar." titah Alka berlalu menuju sebuah kedai yang tak jauh dari mereka, berniat membeli air meneral.

"Maap, Nona. Malam ini kita akan beraksi," celetuk Nona V tiba-tiba yang sudah berada di hadapannya.

Hana mendongak menatap Nona V yang memakai masker, "Saya lelah, gantikan saja."

Nona V mengangguk, "Baik, kalau begitu saya pamit, dan maap telah mengganggu waktu anda." ucap Nona V berlalu.

Alka mengerutkan kening kala melihat seseorang berpenampilan hitam memakai masker menghampiri Hana. "Siapa dia? Berpenampilan seperti penjahat, tapi jika memang penjahat kenapa gak mengancam Hana dan sebagainya?" monolog Alka bingung.

Alka berjalan menghampiri Hana setelah membeli air meneral.

"Han?" panggil Alka seraya menyodorkan botol air meneral itu, Hana mendongak menatap Alka lalu menerima botol itu dan meneguknya.

Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang