Tandai typo
*
Terimakasih sudah membaca cerita ini:)
#
#Enam belas bulan kemudian...
"Alka!" pekik Hani geram akan tingkah Alka yang sedari mengganggu anaknya yang sedang ia ganti pakaiannya.
Yaps! Anak mereka.
Alganaf Alzam Zaleo, di panggil dengan sebutan Alga. Tepat delapan bulan yang lalu, Hani melahirkan Alga, anak pertama mereka dengan normal.
Flashback on
Alka menghela napas kasar. Ia tidak tahu harus melakukan apa lagi agar Hani tidak ngambek padanya.
Berbeda dengan semua keluarga mereka yang hanya terkekeh geli melihat tingkah kekanakan Hani. Bagaimana Hani tidak ngambek, karena wajah anaknya sama persis dengan Alka. Bahkan hanya matanya saja yang mirip dengannya.
"Alka bingung harus apa lagi, Bun." bisik Alka pada Bilqis yang berada di sampingnya.
Bilqis hanya tersenyum sebagai jawaban, karena ia juga bingung harus memberi saran apa.
Alka menusuk-nusukkan bahu Hani dengan jari telunjuknya, "Sayang... Udah atu ih, jangan ngambek. Malu tau, udah punya anak masi aja ngambek. " keluh Alka.
Hani hanya diam memunggungi Alka. Alka membuang napas kasar, "Ya udah! Kita buat lagi aja, pasti entar anaknya mirip kamu," pungkas Alka.
Sponta mereka semua membulatkan mata mendengar penuturan Alka.
Hani membalikkan badannya menghadap Alka, "Trauma, ntar anak gue mirip lo lagi!" ketus Hani.
Mereka semua hanya bisa menghela napas sabar.
Flashback off
Alka menyengir tak berdosa menatap Hani yang berkacak pinggang di hadapannya. "Habisnya aku gemes banget... " gemas Alka menciumi pipi Alga bertubi-tubi, sampai tangis Alga pun pecah.
Hani menarik telinga Alka. "Am-ampun yang!" ringis Alka mencoba melepas tangan Hani dari telinganya.
Hani melepas tangannya dari telinga Alka lalu menggendong Alga, "Cup cup cup! Anak Bunda kok nangis sih..." ucap Hani seraya menimang-nimang Alga.
Tak lama tangis Alga berhenti. Hana menatap tajam Alka saat tangan pemuda itu mengusak rambut lebat Alga setelah . "Malam ini kamu tidur di luar!" ancam Hani.
Alka membelalakkan mata lalu menggeleng keras, "Gak! Aku gak mau... " rengek Alka menarik-narik ujung baju Hani.
Hani melirik sinis Alka, "Dih! Siapa lo?" sarkas Hani pura-pura tidak mengenal Alka.
Alka mencebikkan bibir lalu menatap Alga yang yang mengemut ibu jarinya, "Nak, lihatlah Bundamu ini kejam sekali dengan Ayahmu yang tampan ini," seraya melirik Hani sinis.
Hani menatap datar Alka, "Dasar Ayah Alga!" dengus Hani.
"Ya jelas aku Ayah Alga, wong dia ada juga karena aku," cibir Alka seraya mengunyel-unyel pipi Alga.
Hani memutar bola matanya malas.
Drrt! Drrt! Drrt!
Ponsel Hani bergetar tanda telpon masuk.
"Al, tolong ambilin ponsel aku," titah Hani.
Alka mengangguk lalu mengambil ponsel itu.
"Siapa?" tanya Hani.
"Alen, gue lospeker aja deh."
"Lo dimana, Han? Gue udah sampe ni sama Hana dan yang lain!" kesal Alen di seberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap)
Novela Juvenil(SELESAI) [[REVISI DI VERSI CETAK] sequel (Transmigrasi Vanka) Bagaimana jadinya seorang badgirl, cerdas dengan sejuta prestasi, dingin, memiliki mata tajam. Harus bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis manja, bodoh, pemalas yang ternyata adalah k...