Tandai typo
><Terlihat Alka dan Raya sedang berjalan di koridor sekolah. Sebenarnya Alka risih dengan Raya yang mengikutinya kemana pun ia pergi.
"Al? Nanti temeni ngemall yuk!" ajak Raya bergelanyut manja di lengan Alka.
Alka menurunkan tangan Raya yang bergelanyut di lengannya, "Gak bisa, Ray. Gue lagi di hukum gak boleh kemana-mana."
Raya mengerutkan kening heran, "Biasanya juga kalo kamu di hukum gak boleh kemana-mana tetep pergi juga kalo aku yang minta. Akhir-akhir ini kamu itu berubah, biasanya selalu ada untuk aku. Sekarang, kamu sering ngilang lebih penting urusan kamu." kesal Raya berlalu meninggalkan Alka.
Alka hanya mengedikkaan bahu acuh lalu melangkahkan kakinya menuju kelas Hana, mengingat lima menit lagi jam pulang berdentang.
Setibanya Alka di depan kelas Hana, bel pertanda pulang pun berbunyi. Banyak para siswa maupun siswi yang bersorak riang keluar kelas.
Alka berdiri di samping pintu kelas Hana seraya memasukkan tangan kanannya ke saku celana, yang membuatnya terlihat sangat tampan, "Han?" panggil Alka kala melihat Hana keluar dari kelas seraya menyampirkan tasnya di bahu kanannya.
Hana menghentikan langkahnya lalu menatap Alka seraya menaikkan sebelah alis matanya. "Yuk!" ajak Alka menarik tangan Hana, Hana yang belum siap hampir saja terjatuh karena aksi Alka yang tiba-tiba.
Hana menggeplak kepala Alka, "Sakit, Han!" dengus Alka mengusap-usap kepalanya.
Hana hanya memandangnya datar dan berlalu meninggalkannya sendiri, banyak para siswa yang tertawa melihat tingkah keduanya. Alka yang merasa malu menatap tajam para siswa.
"Apa lo semua!" bentak Alka berlalu mengejar Hana yang sudah jauh darinya.
"Han! Lo jalan kok cepet banget sih!" gerutu Alka dengan napas terengah-engah.
"Lo siput," sahut Hana.
Alka mengelus dadanya sabar, "Dosa Han, ngatain suami."
Hana hanya mangedikkan bahunya acuh. Alka hanya membuang napas pasrah.
"Kakak cantik!" pekik Arkan yang tak jauh dari sana.
Flashback on
Saat berada di mobil menuju sekolah.
"Kak Hana kok cantik sih, emang pake skincare apa?" tanya Arkan di jok belakang.
"Ya jelas cantik lah! Siapa dulu dong! Istri Abang gitu loh!" bangga Alka memukul-mukul dadanya.
Hana memutar bola matanya malas. "Emang lo Abang gue?" ucap Arkan sinis.
"Adek kurang ajar lo!" sarkas Alka lalu menambah kecepatan mobilnya.
"Bodoamat!" sarkas Arkan lalu beralih menatap Hana dari belakang.
"Kak? Arkan nanya lo, Kak Hana pake skincare apa?"
"Hana gak pake skincare atau make up kemana-mana aja cuma make parfum padahal mah dia jarang mandi. Cuma ngandelin parfum doang, mana pake parfum mahal gue lagi," celetuk Alka melirik sinis Hana.
Hana menatap tajam Alka lalu memukul lengan Alka kuat. "Sakit, Han!" ringis Alka.
"Tapi kok Kak Hana cantik gitu, padahal natural. Arkan panggil Kak Hana, Kakak cantik aja ya?" pinta Arkan.
Hana hanya diam, tak berniat sedikitpun mengucap sepatah kata apa pun.
Flashback off.
Sesampainya di apartemen mereka langsung membersihkan tubuh mereka masing-masing.
Kini Hana sudah berada di dapur setelah mandi. Ia berniat membuatkan jus mangga untuk dirinya, Alka dan juga Arkan.
Hana membawakan segelas jus mangga untuk Alka ke kamar. "Ar, jusnya di meja," ucap Hana melirik meja makan.
Arkan yang baru memasuki dapur mengikuti arah lirikan Hana kemudian mengangguk, "Makasih Kakak cantik."
Hana hanya mengangguk kemudian berjalan ke kamarnya. "Al? Minum," ucap Hana.
Alka yang pokus dengan ponselnya beralih menatap Hana yang menaruh jus mangga di meja samping ranjang, "Thanks. "
"Al, sekarang bersihin kamar mandi." tegas Hana bersedekap dada menatap datar Alka.
Alka memutar bola matanya malas.
'Masi ingat aja ni mawar biru.' batin Alka.
Alka memanggil Hana dengan sebutan mawar biru, karena mawar biru bersimbol keunikan, sama seperti Hana yang menurut Alka unik.
"Cepet!" tekan Hana menatap tajam Alka.
***
"Bhahaha!" tawa Arkan pecah kala melihat Alka terpeleset akibat lantai yang licin baru ia pel.
Alka mengusap-usap bokongnya yang terasa sakit lalu menatap tajam Arkan, "Mulut lo jingan!" kesal Alka.
"Hati-hati, Al." peringat Hana mengulurkan tangan ke arah Alka.
Alka tersenyum lebar menatap Hana lalu menerima uluran tangan Hana, "Makasih sayang... " goda Alka.
"Huek huek! Jyjyk gue," sarkas Arkan menatap jijik Alka.
"Sirik ae lu dugong!" sarkas Alka.
"Diem!" pungkas Hana membuang napas lelah, sedari tadi dua saudara itu terus saja adu mulut.
***
Jangan berusaha mencari-cari kesalahan, sehingga dirimu mengatakan, 'inilah alasan mengapa saya kalah'
_author_
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap)
Teen Fiction(SELESAI) [[REVISI DI VERSI CETAK] Mungkin ni cerita nggak masuk akal, jadi author mohon maaf jika pembaca kurang puas sequel (Transmigrasi Vanka) Bagaimana jadinya seorang badgirl, cerdas dengan sejuta prestasi, dingin, memiliki mata tajam. Haru...