14

24.8K 2.5K 19
                                    

"Sah!?" ucap penghulu menatap para saksi undangan.

"SAH!"  pekik Zayn dan para saudara Hana dari belakang.

Hana menundukkan kepalanya menahan malu. 'Demi apa, Hana malu ya allah'  batin Hana tersenyum miris.

"Alhamdulillah..." ucap mereka semua.

Kini Alka dan Hana sudah sah menjadi pasangan suami istri dan terikat hubungan halal. Mereka semua menadahkan tangan untuk berdoa. Kemudian penghulu menyuruh Hana mencium punggung tangan Alka begitu pun Alka yang mencium kening Hana.

Acara hanya di hadiri oleh keluarga dekat saja. Mereka sepakat resepsi akan di adakan setelah Alka dan Hana lulus sekolah.

Alka menaikkan sebelah alis matanya kala melihat Hana yang tak menerima uluran tangannya.

Hana diam menatap uluran tangan Alka. Mereka semua semua menatap Hana bingung.

"Han? Salim tangan suami kamu sayang. " ucap Bulan lembut.

Hana menoleh kearah Bulan yang berada di sampingnya. "Sebelumnya Hana gak pernah bersentuhan dengan lelaki, Ma. Bahkan sama Abang dan saudara Hana." ucap Hana khawatir. 

Sebelumnya ia pernah bersentuhan dengan Zayn beberapa minggu lalu, tapi ia terpaksa menarik tangan Zayn untuk menjauhi teman-temannya.

Alka hampir saja menjatuhkan rahang, tak percaya dengan ucapan Hana. Mereka semua tersenyum menatap gadis itu.

"Udah sah itu, Han. " goda Alen yang berada di belakangnya.

"Ayo, Nak... " bujuk Bilqis lembut.

Hana ragu, dengan tangan bergetar ia mengalami punggung tangan Alka yang sudah berstatus sebagai suaminya.

Alka ingin sekali rasanya tertawa, Hana yang ia kenal dulu sangat ceria, bar-bar, semena-mena, dan yang Hana ia kenal kini adalah gadis yang sangat dingin dan datar.

Alka mencium kening Hana setelah Hana mencium punggung tangannya. Jujur hati Hana berdetak dua kali lebih cepat begitupun sebaliknya.

***

Pukul 23:48 malam.

Hana baru saja membersihkan tubuhnya,  kini ia sedang berada di kamarnya. Tubuhnya serasa remuk sekali. Acara pernikahan diadakan di kediaman Gentala. Alka berencana akan pindah esok ke apartemen pribadinya.

Hana menyenderkan punggungnya di kepala ranjang seraya memejamkan mata.

Ceklek!

Pintu kamar terbuka, Alka diam di ambang pintu sambil menatap sekeliling kamar Hana yang terlihat mewah dan elegant dengan warna putih bercampur abu-abu dan juga hitam.

Alka menatap Hana yang memejamkan matanya 'cantik' itulah pikir Alka lalu ia berjalan ke kamar mandi, tak lupa ia mengambil pakaiannya di koper untuk pakaian gantinya.

Hana sadar akan kehadiran Alka. Namun ia lebih memilih memejamkan matanya tanpa memperdulikan kehadiran Alka.

Hana membenarkan posisinya menjadi terbaring. Sungguh ia sangat lelah seharian menyapa keluarga besar Gentala, Purnama, Kusuma dan keluarga Aveno,  yaitu keluarga angkat Vanka sekaligus sahabat Davin dan Desty.

20 menit kemudian.

Mata Hana perlahan terbuka kala merasa ada pergerakan di sampingnya, lebih tepatnya berada di hadapannya, yang ternyata Alka yang membaringkan tubuhnya.

Hana menatap Alka datar ketika pemuda itu menatapnya.

Alka menaikkan sebelah alis matanya bingung. "Kenapa? "

Hana menggeleng singkat. Hana menatap Alka heran, ketika pemuda itu menarik bantal gulingnya lalu memeluknya.

Alka menatap dingin Hana. "Gue gak bisa tidur kalo meluk guling. "

Hana menaikkan sebelah alis matanya. "Aneh," gumam Hana lalu merubah posisi tidurnya memunggungi Alka.

Alka hanya melirik sinis Hana lalu mengeratkan pelukannya memeluk guling.

"Baca doa sebelum tidur, " peringat Hana.

Alka memutar bola matanya malas. "Hem..." dehem Alka sebelum benar-benar terlelap.

***

Azan subuh berkumandang. Perlahan mata cantik Hana  terbuka. Hana melirik jam menunjukkan pukul 5 pagi dini hari.

Hana melirik Alka yang kelihatan terlelap dengan nyenyaknya. Hana bangkit dari kasurnya lalu menuju kamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu.

15 menit sudah Hana berada di kamar mandi. Kemudian Hana keluar,  ia berjalan ke arah Alka. Hana menggelengkan kepala heran melihat cara tidur seorang Alka yang nakalnya nau'zubillah seperti ini.

'Ampe segitunya ni orang meluk guling gue. Padahal, gue gak niat rebut tu guling dari pelukannya'  batin Hana.

Hana menepuk-nepuk pelan pipi Alka, namun sepertinya si empu sama sekali tidak terusik. Hana memandangi wajah lelap Alka. "Kamu itu ganteng, tapi aku belum mencintaimu, mungkin nanti, yang aku tidak tau waktunya kapan. " gumam Hana.

"Gue tau gue ganteng," ucap Alka dengan suara khas bangun tidur, namun matanya masih terpejam.

Hana sedikit terkejut namun dengan cepat ia mengekspresikan wajahnya sedingin mungkin.

"Bangun, solat subuh." dingin Hana lalu menyiapkan perlengkapan solat mereka.

Alka tersenyum tipis lalu beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

Hana melirik pintu kamar mandi, sudah 10 menit Alka berada di kamar mandi dan belum keluar hingga saat ini.

Tok! Tok! Tok!

Hana mengetuk pintu kamar mandi. "Alka! Kamu mandi?" ucap Hana sedikit mengeraskan suaranya agar Alka mendengarnya  dari dalam kamar mandi.

"Iya!" sahut Alka dari dalam kamar mandi.

Hana berjalan kearah koper Alka, lalu menyiapkan pakaian Alka. Kemudian Hana memakai mukenah. Tidak lupa ia menyiapkan sarung dan peci di atas sajadah Alka.

Ceklek!

Pintu kamar mandi terbuka. Terlihat Alka yang hanya menggunakan handuk yang melilit tubuhnya.

Alka tersenyum smirk kala melihat Hana yang membuang mukanya. "Han?" panggil Alka setelah selesai memakai pakaiannya.

"Hem?"

Alka mengangkat dagu Hana untuk menatap wajahnya. Hana menutup matanya tak ingin melihat Alka yang ia pikir belum menggunakan pakaiannya.

"Gue udah pake baju elah," dengus Alka.

Hana menatap tajam Alka. "Iye-iye," cibir Alka.

Mereka menunaikan solat ibadah dengan kusyuk hingga selesai.

Alka mengernyitkan dahinya menatap uluran tangan Hana. Ia baru sadar, ia memandang wajah Hana, tak urung ia menerima uluran tangan Hana. Alka terpaku menatap wajah Hana. 'Cantik'  batin Alka lalu mencium kening Hana.

"Kita pulang hari ini ke apartemen gue," ucap Alka seraya melipat sajadahnya. Hana diam, otaknya sedang berpikir.

"Gue udah izin sama semuanya," sambung Alka.

Hana hanya mengangguk singkat sebagai jawaban.

***

Semoga awalku hari ini
Menjadi awal yang baik untuk masa depanku

_author_

Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang