21

25.7K 2.4K 27
                                    

Tandai bagian typo
><

"Siapa tuh yang nyamperin binik gue?" gumam Alka kala melihat Hana yang hendak memasuki mobil di tarik seorang pemuda.

Hana di tarik oleh pemuda itu menjauh dan mobil. Pemuda itu terus menarik paksa Hana ke teras ruko yang tutup

Alka membuka pintu mobil dan bergegas berlari menuju Hana dan pemuda itu. Alka menepis tangan pemuda itu dari Hana.

"Lo siapa hah!" bentak Alka menatap tajam pemuda itu lalu menarik Hana kebelakangnya. Hana memutar bola matanya malas, berbeda dengan pemuda itu yang menaikkan sebelah alis matanya bingung.

"Gue gak ada urusan sama lo, gue cuma mau bicara sama Hani!" tukas pemuda itu yang bernama Argil, Argil mengira jika Hana adalah Hani, walaupun memang ia, tapi kini Hani menempati tubuh Hana selaku saudari kembarnya.

Alka mengerutkan dahi, "Hani?" Alka menatap Hana bingung.

"Al, lo tunggu di mobil," titah Hana.

Alka menggeleng kuat, "Gak, Han! Ayo kita pergi dari sini," Alka menarik tangan Hana.

Hana menepis tangan Alka, lalu memberikan kantung belanjaannya tadi pada Alka. "Plis Al... " mohon Hana.

"Tapi... " Alka membuang napas kasar, tak tega dengan ekspresi memohon Hana yang jatuhnya malah terlihat menggemaskan. Alka mengangguk pasrah dan berlalu menuju mobil.

"Han, gue udah cari lo kemana-mana tapi gak ketemu, tapi syukurlah sekarang kita ketemu." ucap Argil membuang napas lelah.

"Hem."

"Gue mau bicara serius sama lo," ucap Argil menatap Hana serius.

Hana menaikkan sebelah alis matanya.

Argil menatap kanan dan kiri memastikan tidak ada yang menguping pembicaraannya nanti, sekiranya tidak ada orang yang memperhatikan mereka, Argil memulai pembicaraan. "Kami semua butuh lo, Han."

"Gak," jawab Hana singkat.

"Plis, Han... Kami butuh bantuan lo, pake banget malah!" mohon Argil.

"Gue udah janji gak akan kerja di tempat itu lagi, Gil." tenang Hana.

"Tapi ini direktur sendiri yang minta lo, Han. Lo tau kan direktur gimana. Selama lo kerja dia gak pernah lihat lo di perusahaannya, tapi dia begitu percaya sama lo, Han." ucap Argil meyakinkan Hana.

"Plis, Han. Keluarga direktur lagi terancam bahaya, sekali ini... Aja lo bantuin deh. Direktur juga pengen ketemu lo. Pikirkan, Han..." bujuk Argil.

Hana berpikir sejenak lalu mengangguk, "Oke. "

"Beneran!" antusias Argil yang di balas anggukan dari sang empu.

"Kalo gitu mana nomor lo?" seraya menyodorkan ponselnya kearah Hana. Hana mengetikkan nomornya lalu menyerahkan ponsel itu pada Arfil.

"Kalo gitu gue cabut, and... Cowok tadi pacar lo ya? " tebak Argil.

Hana menatap datar Argil, "Mas suami," jawab Hana singkat dan berlalu memasuki mobil.

Argil terbengong tak percaya mendengar sahutan Hana.

Hana mendudukkan bokongnya di bangku penumpang karena Alka yang akan menyetir mobil.

Alka yang sedang memainkan ponselnya mengalihkan pandangannya menatap Hana, "Siapa cowok tadi? Bukan selingkuhan lo kan!?" ketus Alka.

Hana mengerutkan kening melirik Alka. "Peduli?"

Alka menggelengkan kepala, "Cuma nanya, awas aja kalo lo selingkuh dari gue!" ketus Alka melajukan mobilnya.

Hana tersenyum sinis, "Why? Lo selingkuh aja gue gak larang."

Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang