"Al! Jangan taro disitu!" marah Hana kala Alka menaruh handuk di kasur.
Hana yang sedang selonjoran seraya memainkan ponselnya di kasur menghentikan aktivitasnya kala melihat yang dilakukan Alka. Sudah berulang kali Hana menegurnya, tetapi Alka tetap melakukannya.
Alka meringis, ia lupa menaruh handuk itu pada tempatnya.
"Al?" peringat Hana menatap tajam Alka.
"I-iya Yang!" antusias Alka kala melihat tatapan maut dari Hana. Alka menaruh handuk itu pada tempatnya. Kemudian merebahkan tubuhnya di samping Hana.
Alka menatap Hana tanpa berkedip. Hana yang sadar di tatap lalu menoleh kearah Alka seraya menaikkan sebelah alis matanya.
"What?" tanya Hana.
Alka menatap manik mata Hana, "Akhir-akhir ni kamu kok banyak maunya sih?" bingung Alka.
Hana nengedikkan bahu acuh. Alka memutar bola matanya malas, lalu menutup wajahnya dengan bantal.
***
Jam istirahat berdentang, para siswa maupun siswi berhamburan keluar kelas menuju kantin.
Hana dan Alen berjalan keluar kelas, namun langkahnya terhenti terhenti di ambang pintu karena kehadiran Alka dkk dan Cakra dkk yang menunggunya di depan pintu.
"Lo pada ngapain?" tanya Alen bersedekap dada menatap tajam semuanya.
"Jemput Hana!" jawab mereka bersamaan.
Alka dan Cakra saling pandang. "Apaan dah! Hana ama gua!" ucap Alka menatap tajam Cakra.
"Enak aja lo! Hana sama gua!" sanggah Cakra menarik tangan Hana.
"Kagak! Hana ama gue bangsad!" sanggah Alka menarik sebelah tangan Hana.
Alen dan Zayn memijat pelipis mereka, berbeda dengan Arta, Adan, Aswi dan Bian malah planga-plongo menatap Alka dan Cakra bergantian.
"Hana sama gue! Titik kagak pake koma!" pungkas Alka menarik Hana.
Dengan cekatan Cakra menarik tangan Hana, "Gak bisa gitu bangke!" sanggah Cakra menatap tajam Alka.
"Mending tanya Hana aja deh maunya sama siapa," usul Arta hati-hati agar tidak di amuk keduanya. Sungguh ia sudah sangat jengah dengan tingkah dua pemuda itu.
Alka dan Cakra spontan langsung menatap Arta lalu menatap Hana bersamaan. Sedangkan yang lain hanya mengangguk setuju dengan penuturan Arta.
"Lo pilih siapa, Han?" tanya Aswi.
"Jelas Babang tamvan Cakra lah!" sela Cakra cepat.
Alka menatap jijik Cakra, "Najong!" sarkas Alka. "Hana jelas milih gue lah! Ya kali milih remahan sagon macem lo!" tersenyum smirk.
Cakra membulatkan mata lalu menoyor kepala Alka, "Bajigur lo! Ngaca Mas! Ngaca! Lah mending gue remahan sagon, lah elu? Butiran debu! Bhahahaha!" tawa Cakra garing.
Tawa Cakra terhenti kala mereka semua menatapnya datar. 'Perasaan lucu deh' batin Cakra meringis menatap mereka semua.
"Garing, njir!" celetuk Adan.
"Shut! Diem!" bisik Zayn yang di angguki Adan.
"Hana sama gue!" pungkas Alka menarik tangan Hana.
"Gak! Hana harus sama gue!" sanggah Cakra menarik tangan Hana, dan jadilah Alka dan Cakra saling tarik-menarik tangan Hana layaknya tali tambang.
"Astaga..." gumam Hana prustasi.
Hana memejamkan matanya kala kepalanya merasa pusing. Perlahan penglihatannya mulai memudar, dan...
Brugh!
"Hana!" kaget mereka semua kala Hana ambruk, jatuh pingsan. Tanpa banyak pikir Alka yang merasa panik langsung menggendong Hana ala bridal style menuju ruang UKS.
Banyak pasang mata siswa maupun siswi yang melihat itu. Alka menatap Hana yang memejamkan mata di tambah wajah cantik itu sangat pucat.
"Han... Kamu kenapa sih? Tiba-tiba tiduran di lantai, padahal kasur kita lebih nyaman," gumam Alka menatap sendu Hana.
Alen yang mendengar ucapan itu membulatkan mata lebar. Bisa-bisanya, saat sang istri tak sadarkan diri, ia malah bercanda. Tapi, untung saja para Cakra dkk, Aswi dan Bian sedikit jauh dibelakang mereka, jadi Cakra dkk dan yang lain tidak akan mendengar ucapan Alka barusan.
"Mulut lo lemes banget sih Al! Pen gue cabein!" geram Alen.
Tak lama mereka sampai di ruang UKS. Keadaan ruangan itu sepi, tak ada satu pun para penjaga.
Alka dan Alen saling menatap sesampainya di ruang itu. "Penjaganya gak ada?" bingung Alen.
"Kayanya ga deh," sahut Alka.
"Mending rebahin Hana di brankar, biar gue ambilin minyak angin ato minyak telon untuk Hana," ucap Alen berlalu menuju lemari khusus obat.
Brugh!
Sontak Alka dan Alen menoleh kearah pintu. Mata mereka membola kala melihat Cakra berada di bawah dengan Aswi dan Adan yang berada di atasnya.
Alen memiringkan kepala menatap bingung para pemuda itu. "Lo pada ngapaen? Tiduran di lantei, kasur lo di rumah pada jebol ya?" tuding Alen.
Cakra, Aswi dan Adan menatap tajam Alen, lalu mereka bangkit. "Mulut lo kayaknya kurang sajen deh!" sinis Aswi.
"Gemes gue, pen nyentil tu lambe!" timpal Adan membenarkan dasinya. Alen hanya diam, dan melanjutkan kegiatannya mencari apa yang ia ucapanya tadi.
Cakra yang mulai jengah lalu menghampiri brankar tempat terbaringnya Hana.
"Ngapain lo!" sinis Alka. "Perusak suasana," sambung Alka mendorong-dorong bahu Cakra untuk keluar dari ruangan itu.
Cakra menatap tajam Alka, "Di pikul sama di jinjing! Lo mau gue gorok njing?" sarkas Cakra.
"Dua tiga lambung botol, gak nyambung tolol!" sanggah Alka menatap tajam Cakra.
"Ngaca goblok! Lo juga kagak nyambung!" sarkas Cakra.
***
Aku adalah diam
yang ramai dalam pikiran
sampai tengah malam
aku masih terjaga
berpesta besar penuh kegaduhan
bersama segala pertanyaan yang tak pernah ada jawabannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap)
Teen Fiction(SELESAI) [[REVISI DI VERSI CETAK] Mungkin ni cerita nggak masuk akal, jadi author mohon maaf jika pembaca kurang puas sequel (Transmigrasi Vanka) Bagaimana jadinya seorang badgirl, cerdas dengan sejuta prestasi, dingin, memiliki mata tajam. Haru...