Setibanya di rumah, Hana mendengar suara gelak tawa dari ruang tamu. Hana berpikir, mungkin ada tamu yang datang.
"Assalamualaikum, " salam Hana setibanya di dalam rumah.
"Waalaikumsalam!" jawab mereka semua yang berada di ruang tamu.
"Hana! Sini, Nak!" teriak Vanka melambaikan tangannya mengistruksi Hana untuk kesana.
Hana berjala kearah Vanka. Ia mengerutkan kening kala ada dua orang paruh baya disana, selain orang tuanya, opa omanya, Vanka dan Abi.
Bulan tersenyum menatap putrinya yang tampak kebingungan. "Hana? " panggil Bulan lembut.
Hana menoleh kearah Bulan.
"Sini, Nak." ucap Bulan seraya menepuk-nepuk sofa di sampingnya.
Hana menurut lalu duduk di samping Bulan. Hana menatap suami istri paruh baya di hadapannya, jujur ia tidak mengenal mereka, bahkan baru bertemu.
Wanita paruh baya bersyar'i itu menatap lembut Hana, Hana membalas senyum tipis, dan memejamkan kedua matanya seraya menunduk kilas lalu menatap hangat wanita itu.
"Hana ya?" tanya wanita itu lembut.
"Ck. Pake nanya lagi, ya jelas lah dia Hana. Kan tadi gue sempet manggil nama dia, Hana." sebal Vanka menatap wanita itu, yang bernama Bilqis, dan pria di sampingnya bernama Lio. Pasangan itu adalah orang tua dari Alka dan Arka.
Bilqis terkekeh. "Sudah-sudah," lerai Bulan.
"Hana pasti bingung siapa mereka. Biar Mama jelasin. Tante itu namanya Bilqis, Bundanya Alka. Dan yang di sampingnya itu Om Lio, Yandanya Alka." ucap Bulan menunjuk Bilqis dan Lio yang tersenyum kearahnya.
Hana hanya tersenyum tipis seraya menganggukkan kepala.
"Ekhem. Hana... " panggil Lingga lembut.
Hana menoleh menatap Lingga yang tersenyum kearahnya.
"Sebelumnya Papa minta maap, tapi rencana ini gak bisa di batalkan. Papa tau seharusnya Hana, bukan kamu... Hani-- "
"Maksudnya?" potong Lio menatap heran Lingga.
Lingga menatap tajam Lio. "Sama kaya Vanka."
Jujur Lio dan Bilqis sangat terkejut. "Hani? Maksudnya?" bingung Bilqis menatap Vanka penasaran.
"Hani adik kembar Hana bertransmigrasi ke tubuh Hana," jelas Davin yang sedari tadi diam.
Bilqis dan Lio menatap Hana tak percaya.
"Ha-Hana? Jadi... Hani masi ada? Sebelumnya kamu tinggal dimana, Nak? " tanya Bilqis khawatir.
Hana meringis mendengar penuturan Bilqis.
"Lo nanya satu-satu dong!" dengus Vanka yang di balas delikan dari Abi.
Hana membuang napas perlahan, "Sebelumnya Hani tinggal Sama Mami Tari dan Papi Gian di keluarga Narendra. Tinggal di perumahan melati No. 8," jelas Hana a.k.a Hani.
Mereka semua menganga mendengar penuturan Hana kecuali Lio dan Bilqis. Bagaiman mereka tidak terkejut, pasalnya ini kalimat terpanjang yang di ucapkan Hana setelah beberapa hari mereka tinggal bersama.
"Ekhem!" dehem Lingga.
"Papa dan yang lain udah rencanain ini matang-matang, kami akan menjodohkan kamu dengan Alka anak Om Lio. Kami sangat berharap Hana bisa merubah sikap Alka menjadi pribadi yang lebih baik lagi." tutur Lingga panjang lebar.
Hana sedikit terkejut, 'jodoh?' pikirnya, namun ia merubah ekspresinya seperti semula.
"Kami berharap Hana nerima perjodohan ini, kami tidak akan memaksa. Semuanya ada di tanganmu, Nak." ucap Desty lembut di balas anggukan dari mereka semua.
"Apa Hana akan menerimanya?" tanya Bulan lembut seraya mengusap tangan Hana.
Hana menoleh kearah Bulan sekilas lalu menatap mereka satu persatu. "Bismillah. Insa allah Hana terima. Hana percaya, apa yang di lakukan kalian itu yang terbaik buat Hana maupun Alka, Ma," tersenyum tipis.
"Alhamdulillah!" ucap mereka semua.
"Semua sudah disiapkan, dan pernikahan akan berlangsung 1 minggu lagi, " celetuk Abi.
Uhuk! Uhuk! Uhuk!
Hana tersedak ludahnya sendiri kala mendengar ucapan Abi.
'1 minggu lagi?' pikirnya, bagaimana bisa? Itu terlalu cepat baginya.
"Hem... Apakah Alka sudah mengetahui ini?" tanya Hana ragu menatap Bilqis.
Bilqis tersenyum lalu mengangguk. Belum selesai dengan keterjutannya barusan, ia di kagetkan lagi dengan ucapan Bilqis barusan.
***
kagumi saja dia, jangan pernah berpikir dia akan menjadi milikmu. Karena bukan kamu yang diinginkannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap)
Teen Fiction(SELESAI) [[REVISI DI VERSI CETAK] Mungkin ni cerita nggak masuk akal, jadi author mohon maaf jika pembaca kurang puas sequel (Transmigrasi Vanka) Bagaimana jadinya seorang badgirl, cerdas dengan sejuta prestasi, dingin, memiliki mata tajam. Haru...