16

25.6K 2.4K 18
                                    

Hana berjalan menyusuri koridor sekolah, namun langkahnya terhenti kala seseorang memanggilnya.

"Han!" pekik Zayn dari belakang.

Hana berbalik, ia menatap Zayn dengan menaikkan sebelah alis matanya.

Zayn cilngak-clinguk, "Kok sendiri? Alka mana?"

Hana menatap lurus kedepan, lebih tepatnya ke belakang Zayn. Hana menatap Zayn, lalu menunjuk arah belakang Zayn dengan dagunya.

Zayn yang peka langsung membalikkan badannya. "Lagi selingkuh, noh demit," sahut Hana enteng dengan mata menatap Alka yang sedang berjalan bermesraan dengan Raya.

Zayn menatap tajam Alka, ia mengeraskan rahang siap ingin membogem manusia di depannya itu. Zayn hendak berjalan menghampiri Alka. Baru selangkah, Hana sudah menarik bajunya.

Zayn menatap Hana dengan menaikkan sebelah alis matanya bingung. "Kemana?" tanya Hana menaikkan kedua alis matanya.

Zayn mengela napas kasar, "Ya mau ngehajar Alka lah!" dengusnya.

Pandangan Zayn dan Hana teralihkan kala Alka dan Raya lewat di samping mereka diiringi gelak tawa dari keduanya.

Zayn mengepalkan tangan, sungguh ia benar-benar geram dengan manusia di depannya itu. Bagaimana bisa seorang suami berselingkuh, dan bermesraan di depan istrinya sendiri.

Alka menatap tajam Hana, "Ngapin disini? Balik kelas sonoh!" suruh Alka, tak lupa tangannya yang masih menggenggam tangan Raya.

"Hai Hana!" sapa Raya melambaikan tangannya kearah Hana.

Hana hanya menatap datar Alka dan Raya, tak berniat menyahut ucapan keduanya. diam-diam Zayn tersenyum menang melihat keterdiaman Hana.

"Lo gak denger gue ngomong apa?!" geram Alka, entah mengapa ia tidak suka melihat Hana yang bersama Zayn.

"Goblog!" sahut Hana lalu menarik baju Zayn untuk menjauh dari sana.

"Awas aja lo nanti Han!" teriak Alka.

Raya menggeplak lengan Alka,  membuat sang empu meringis seraya mengusap-usap bekas geplakan itu.

"Sakit Yang!" kesal Alka.

"Suara lo bikin gue budeg Yang!"cibir Raya.

Alka membuang napasnya kasar.

***

"Han? Ngantin kuy!" ajak Alen seraya menarik-narik tangan Hana.

Lima menit yang lalu bel pertanda jam istirahat berbunyi, selama itu juga Alen terus berusaha membujuk Hana untuk ke kantin, karena perutnya sudah sangat lapar.

Hana membuang napas kasar, tak urung ia mengangguk sebagai jawaban ajakan Alen.

"Yeeaay!" seru Alen meninju udara. Hana menatap sinis Alen, kemudian mereka berlalu menuju kantin.

Sepanjang jalan menuju kantin, Hana maupun Alen mendengar hinaan dari para siswi maupun siswa yang tertuju pada Hana.

Hana diam tak menggubris, ia tidak perduli dengan semua omongan mereka selagi mereka tidak bertindak lebih.

Hingga mereka tiba di kantin, Alen merasa sangat-sangat marah kala melihat Alka dan Raya bermesraan, Hana pun melihat keduanya. Alen meremas roknya kala melihat Alka yang sedang menyuapi Raya.

Alen mengepalkan tangan bersiap ingin menonjok Alka. Hana mencekal tangan Alen yang hendak menghampiri Alka dkk.

Alen menatap Hana bingung. "Han, biarin gue, Han! Gue gak bisa diem aja di saat Alka bermesraan dengan Raya."

"Bodo amat, yuk makan." ajak Hana seraya menarik Alen ke meja yang kosong bagian pojok. Alen menggeleng tak percaya menatap Hana yang santai.

"Biar gue yang pesenin," ucap Alen berlalu membeli mie ayam dan jus mangga kesukaan Hana.

"Hai?" sapa Vana selaku kekasih Cakra.

"Kita duduk disini ya? Karena bangku yang lain sudah penuh." izin Vana.

Hana yang sedang menunduk menatap ponselnya kini mendongak menatap Cakra dkk. Hana menatap datar mereka yang kini duduk di hadapannya tanpa Hana mengucapkan kalimat 'iya' mereka sudah duduk di hadapannya, berbeda dengan Zayn yang duduk di sampingnya.

"Hai, yang!" sapa Zayn melambaikan tangannya ke arah Hana yang menatapnya datar.

Sontak Arta, Adan, Cakra dan Vana menoleh kearah Zayn yang tersenyum lebar kearah Hana. Zayn yang merasa di tatap lalu menoleh menatap bingung mereka berempat. "Why?" tanyanya.

Kenapa?

Mereka berempat menggeleng kompak. Zayn dan Hana hanya mengedikkan bahu acuh.

Alen berjalan terburu-buru menghampiri Hana dan Cakra dkk. "Ngapain lo pada disini hah!" sarkas Alen menatap tajam Cakra dkk.

Arta dan Adan meneguk ludahnya susah payah, "Ya duduk lah! Emang lo gak liat? Atau... Lo buta kali ya?" celetuk Arta enteng.

Adan membulatkan mata menatap tajam Arta seraya menyenggol lengan Arta.

"Apa lo bilang...!" geram Alen menatap Arta penuh permusuhan.

"Len?" panggil Hana menatap Alen lalu menatap bangku di sampingnya, kode Hana agar Alen duduk di samping nya.

Alen membuang napas kasar lalu duduk di samping Hana. Alen menyodorkan semangkok mie ayam dan jus mangga yang di belinya tadi ke hadapan Hana. Dengan senang hati Hana menyantap mie ayam itu.

"Ck. Laper gue. Lo pada mau pesen apa? L" celetuk Adan.

"Seperti biasa." sahut Cakra di angguki yang lain.

"Oke? Yuk, Ar!" ajak Adan.

Arta menatap Adan, "Gue?" tunjuknya kearah dirinya sendiri.

Adan memutar bola matanya malas lalu menggeplak kepala Arta. "Yaiyalah ogep!" kesalnya lalu menarik paksa tangan Arta menuju penjual makanan yang berada di kantin itu.

Cakra menatap Hana yang asyik memakan mie ayam hingga tandas. "Han?" panggil Cakra.

Hana mendongak menatap Cakra datar seraya menaikkan sebelah alis matanya.

"Hem... Gue minta maap ya, atas kesalah pahaman tempo hari. " ucap Cakra tak enak.

"Iya, Han. Maapin ya? Cakra suka gitu orangnya," timpal Vana seraya menyikut perut Cakra pelan.

Hana hanya mengangguk singkat sebagai jawaban. "Len? Gue ke toliet sebentar, lo luan aja ke kelas." ucap Hana beranjak dari duduknya.

"Gue temeni?" tawar Zayn.

Hana menatap tajam Zayn yang terkekeh. Vana dan Cakra menatap Zayn heran.

"Gila lo, Zayn?" tanya Alen menggeleng heran.

"Bejanda elah," sahut Zayn.

"Becanda, Samsuldin! Bukan bejanda!" koreksi Alen menatap Zayn jengah.

Kini Hana berada di koridor sekolah menuju toilet. Namun, langkahnya terhenti kala seseorang mencekal tangannya.

***

Tadi aku melihatmu
Aku mengingat masa di mana saat kita bersama tertawa bahagia
Ingin ku kembali merasakan masa itu,
namun ku tak kan pernah bisa
Kita tak lagi sama J

_author_

Transmigrasi Hani (TERBIT/Lengkap) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang